Menyusui
adalah pemberian sangat berharga yang dapat diberikan seorang ibu pada bayinya.
Dalam keadaan sakit atau kurang gizi, menyusui merupakan pemberian yang dapat
menyelamatkan kehidupan bayi. Namun memang tak semudah yang diinginkan.
Banyaknya mitos tentang menyusui
banyak membuat ibu jadi kurang percaya diri untuk memberikan ASI kepada
anaknya, ketakutan yang tidak beralasan malah makin membuat ibu-ibu berhenti
menyusui dan memilih susu buatan sebagai alternatif. Beberapa mitos yang masih
diyakini oleh sebagian ibu menyusui adalah sebagai berikut:
1.
Mitos
: Bayi sering minta disusui karena tidak kenyang dengan ASI
Fakta
:
Perlu diketahui bahwa ASI sangat mudah dicerna sehigga bayi yang diberi ASI
akan lebih mudah lapar dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula.
Bayi yang baru lahir sebaiknya diberikan susu setiap 2-3 jam sekali.
2.
Mitos
: Beristiraahaht setelah memberikan ASI akan membantu atau menjamin lebih
banyak produksi susu
Fakta
: Lebih banyak ASI yang diberikan kepada bayi akan lebih banyak produksi susu
yang dihasilkan oleh ibu. Beristirahat dari jadwal menyusui sebenarnya dapat
mengurangi suplai ASI ibu. Salah satu cara untuk menjamin produksi ASI tetap
banyak adalah dengan tetap memberikan ASI secara teratur. Pemberian ASI
sebaiknya dilakukan sebanyak 9-10 kali dalam sehari untuk menjamin atau
mempertahankan produksi ASI.
3.
Mitos
: Susu formula akan membuat kualitas tidur bayi yang lebih baik
Fakta
: penelitian menunjukan bahwa bayi yang diberikan susu formula akan tidur lebih
lama tetapi kualitas tidurnya tidak akan lebih baik dibandingkan dengan bay
yang diberi ASI. Susu formula akan lebih lama dicerna dalam saluran pencernaan
bayi sehingga mebuat bayi bisa tertidur lebih lama.
4.
Mitos
: Menyusuiakan mengubah bentuk dan ukuran payudara
Fakta
:
Pada saat hamil akan terjadi sedikit perubahan bentuk dan ukuran payudara
tetapi aktifitas menyusui tidak akan menyebabkan perubahan bentuk dan ukuran
payudara. Beberapa penelitian menunjukan bahwa wanita yang menyusui lebih kecil
terkena resiko kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang tidak menyusui.
5.
Mitos
: Menyusui dapat mencegah kehamilan
Fakta
:
menyusui tdak menjamin dapat membatasi kehamlan walaupun efektifitasnya sekitar
98%. Hormon yang terkait dalam menyusui akan mencegah ovulasi sehingga
menghalangi kemampuan hamil selama 14-15 bulan.
6.
Mitos
: Kebanyakan wanita tidak bisa menghasilkan ASI yang cukup
Fakta
:
TIDAK BENAR! Hampir semua wanita
menghasikan ASI lebih dari cukup, bahkan seringkali timbul permasalahan seputar
pasokan ASI yang terlalu berlebihan. Seorang bayi yang kenaikan berat badannya
lambat, atau bahakan cenderung mengalami kehilangan berat badan, seringkali bukan
disebabkan karena ibunya tidak cukup menghasiilkan Asi, tetapi bayi tersebut
tidak berhasil untuk mengeluarkan dan minum ASI yaang dihsilakn oleh ibunya
tersebut. Biasanya, hal ini disebabkan oleh pelekatan, yaitu posisi mulut pada
payudara ibu yang kurang tepat. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang
ibu baru untuk segera pada hari pertama kelahiran dipandu untuuk melakukan
pelekatan secara benar oleh seseorang yang benar-benar mengerti mengenai teknik
pelekatan yang tepat.
7.
Mitos
: Normal kok kalau payudara atau puting terasa sakit pada saat kita sedang
menyusui
Fakta
:
TIDAK BENAR! Walaupun bukan sesuatu
hal yang aneh jika pada hari-hari pertama menyusui seorang ibu merasa sedikit
kurang nyaman pada payudaranya, tapi kondisi ini sehrusnya hanya berlangsung
selama beberapa hari saja, dan tidak boleh menjadi sedemikia parahnya sehingga
seorang ibu menjadi takut untuk menyusui bayinya. Rasa skit yang amat
sangatpada puting ketika sedang menyusui menandakan bayi belum sempurna
pelekatannya. Sakit atau lecet pada puting yang berlangsung selama lebih dari
3-4 hari tidak boleh diabaikan, hharus dicari penyebabnya. Membatasi waktu
menyusu pada payudara juga bukan merupakan cara yang tepat untuk mencegah
timbulnya puting lecet. Usahakan agar tindakan mengistirahatkan patudara dan
puting sakit sebagai solusi yang terakhir.
8.
Mitos
: 3-4 hari setelah kelahiran bayi, ASI memang belum (cukup) keluar
Fakta
: TIDAAK BENAR! Seringkali memang nampak seperti
demikian keadaannya karena posisi pelekatan bayi belum sempurna sehingga bayi
tidaak berhasil untuk minum ASI yang terrsedia dalam payudara ibunya. Pada saat
sebelum banyak ASI yang tersedia (memang normalnya demikianlah keadaannya untuk
beberapa hari pertama), posisi pelekatan bayi harus sempurna aehingga bayi
dapat mengeluarkan dan minum ASI dari payudara ibunya. Kalau tidak, maka sering
terjadi “.... tapi dia sudah menyusu selama 2 jam, kenapa kok masih lapar...”
ketika pelekatan belum sempurna, byi tidak dapat minum ASI yang dihasilkan oleh
ibunya, yaitu kolostrum. Siapapun yang menyarankan anda untuk memerah/memompa
ASI anda untuk mengetahui berapa banyak kolostrum yang dihasilkan jelas tidak
memiliki pengaruh lataksi, dan sebaiknya abaikan saja sarannya. Ketika pasokan
ASI ibu menjadi banyak, kadang kala bayi tetap dapat minum ASI walaupun
pelekatannya kurang baik.
9.
Mitos
: Bayi harus menyusu pada setiap payudara masing-masing selama 20 (10, 15, 7.6)
menit
Fakta
: TIDAK BENAR! Namun demikian, harus dipastikan bahwa
bayi tidak sekedar “ngempeng” pada payudara tapi benar-benar “minum” dari
payudara. Apabila ternyata seorang bayi sudah berhasil minum ASI selama 15-20
menit dari satu payudara, kemungkinan dia tak mau lagi minum dari payudara yang
lainnya. Kalau dia minum hanya satu menit pada satu payudara, kemudian
menghisap sebentar-sebentar atau bahkan jatuh tertidu, selanjutnya hal yang
sama juga terjadi pada payudara yang lainnya, maka besar kemungkinan bayi akan
tetap lapar. Seorang bayi akan menyusu
dengan lebih baik, lebih efektif dan lebih lama apabila pelekatan mulut
bayi pada payudara ibu telah benar.
10. Mitos : Bayi ASI membutuhkan
tambahan cairan air putih ketika cuaca sedang panas
Fakta
: TIDAK BENAR! ASI mengandung seluruh cairan ()air
Yang dibutuhkan oleh
bayi.
11. Mitos : Bayi ASI perlu tambahan
asupan vitamin D
Fakta
: TIDAK BENAR! Semua orang butuh vitamin D. Produsen
susu formula memang menambahkannya pada produk mereka. Namun, bayi lahir dengan
hati yang penuh dengan vitamin D melalui sinar ultraviolet. Vitamin D sifatnya
larut dalam lemak dan dapat disimpan oleh tubuh. Dalam keadaan tertentu,
misalnya ketika ibunya sendiri ternyata menderita kekurangan vitmin D, maka
memberikan tambahan suplemen vitamin D kepada bayi bisa dianggap perlu.
12. Mitos : Seorang ibu harus mencuci
putingnya setiap kali sebelum menyusui
Fakta
: TIDAK BENAR! Pemberian susu formula kepada seorang
bayi memang harus sangat memperhatikan faktor-faktor kebersihan, karena susu
formula merupakan tempat yang baik untuk berkembangbiaknya bakteri dan juga
rentan terhadap kontaminasi. Akan tetapi membersihkan atau mencuci puting
terlalu sering malah akan menghilangkan minyak-minyak alami yang melindungi
puting dari resiko lecet karena puting kering. Sebenarnya dengan mengoleskan
setetes ASI sebelum meneteki bayi lebh lanjut, sudah menjadi satu langkah
desinfektan alami bagi puting ibu.
13. Mitos : Dengan memompa atau memerah
ASI, seorang ibu bisa tahu berapa banyak ASI yang dihasilkan olehnya
Fakta
: TIDAK BENAR! Seberapa banyak ASI yang berhasil
diperah atau dipompa tergantung pada banyak sekali faktor, termasuk tingkat
stres seorang ibu. Seorang bayi yang menyusu dengan benar bisa mengeluarkan ASI
dari payudara ibunya jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah ASI yang
berhasil diperah atau dipompa oleh ibuna sendiri. Jumlah ASI yang berhasil
diperah atau dipompa hanya bisa menjadi indikator terhadapp seberapa banyak ASI
yang bisa anda perah atau pompa, bukan sebagai tolak ukur atas jumlah ASI yang
bisa anda produksi secara keseluruhan.
14. Mitos : ASI tidak cukup mengandung
zat besi untuk memenuhi kebutuhan bayi
Fakta
: TIDAK BENAR! ASI mengandung zat besi dalam jumlah
yang tepat untuk memenuhi kebutuhan bayi. Apabila bayi lahir cukup bulan, maka
zat besi yang terdapat didalam ASI bisa memenuhi kebutuhannya sekurangnya untuk
6 bulan pertama. Susu formula mengandung terlalu banyak zat besi, dan zat besi
yang ditambahkan dalam susu formula tersebut sangat sedikit yang terserap oleh
susu bayi, sehingga sebagian besar kemudian dekeluarkan kembali lewat BAB bayi.
15. Mitos : Lebih gampang memberikan
susu dengan botol dibandingan bila menyusui secara langsung
Fakta
: TIDAK BENAR! Namun demikian, seringkali proses
menjadi sulit karena para ibu tidak mendapatkan bantuan praktis yang diperlukan
pada saat pertama kali mulai menyusui bayinya. Suatu awal yang buruk memang
dapat membuat proses menusui menjadi sulit. Tetapi, kesulitan tersebut tentunya
dapat diatasi. Kadangkala menyusui pada awalnya memang dirasakan sulit karena
ibu tidak mendapatkan bantuan yang diperlukan sehingga timbul berbagai
kesulitan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, berbagai kesulitan tersebut
dapat diatasi dan menyusui menjadi semakin mudah.
16. Mitos : Menyusui membuat ibu tidak
bebas beraktivitas
Fakta
: TIDAK BENAR! Tergantung bagaimana anda memandangnya.
Seorang bayi daapat menyusu dimana saja, kapan saja sehingga sebenarnya lebih
membebaskan bagi sang ibu. Tidak perlu menggotong segala macam peralatan
pembuatan susu formula kemana-mana. Tidak perlu cemas memikirkan dimana dapat
menghangatkan susu formula tersebut. Tidak perlu khawatir keseterilan proses
pembutan susu formula tersebut. Dan yang terpenting, ASI tetap diperah/dipompa
apbila ibu memang harus meninggalkan bayinya dirumah.
17. Mitos : Tidak ada cara untuk
mengetahui seberpa banyak ASI yang diminum oleh bayi
Fakta
: TIDAK BENAR! Memang tidak ada cara yang mudah untuk
mengukur seberapa banyak ASI yang dikonsumsi oleh bayi, tetapi bukan berarti
anda tidak bisa tahu apakah bayi anda cukup mendapatkan ASI. Pastiikan bahwa
posisi badan bayi pada saat sedang menyusu, serta pelekatan mulut bayi pada
payudara ibu telah benar sehingga bayi dapat minum ASI dan bukan hanya
ngempeng. Bayi BAK minimal 5-6 kali dalam sehari, dan selesai sendiri
menyusunya dengan cara melepaskan sendiri dari payudara ibu. Bayi tampak
tenang, kenyang, dean tidak rewel ketika selesai menyusu, dan setap bulan ada
kenaikan BB bayi yang wajar.
18. Mitos : Dewasa ini, susu formula
hampir sama kandungannya dengan ASI
Fakta
: TIDAK BENAR! Pernyataan bahwa susu formula sama
kandungannya dengan ASI juga sudah pernah dipropagandakan produsen susu formula
pada tahun 1900-an, bahkan jauh sebelumnya. Susu formula masa kini cenderung
disama-samakan kandungannya dengan ASI, walau sebenarnya tidak. Setiap kandunga
yang tidak terdapat dalam susu formula (tetapi terdapat dalam
ASI)diputarbalikan oleh produsen susu formula dan dianggap sebagai suatu nilai
lebih. Intinya adalah, susu formula sama sekali berbeda dengan ASI, susu
formula berusahha menyamakan diri dengan ASI walau dibuat berdasarkan
pengetahuan yang sempit dan tidak menyeluruh tentang apa kandungan ASI
sebenarnya. Susu formula tidak mengandungzat antibodi atau kekebalan tubuh,
sel-sel hidup, enzim-enzim, dan tidak mengandung hormon. Dibandingkan ASI, susu
formula mengandung lebih banyak zat alumunium, mangan, cadmium (sejenis logam
berat), timbal dan zat besi. Susu formula juga mengandung jauh lebih banyak
protein dibanding ASI. Kandungan proteuin dan lemak yang terdapat dalam susu
formula juga berbeda dengan yang terdapat dalam ASI. Kandungan susu formula
tidak berubah dari periode awal menyusui hingga akhir, dari hari pertama ke
hari ke tujuh ke hari tiga puluh, dari satu ibu ke ibu lainnya, dari satu bayi
ke bayi lainnya. ASI dibuat khusus untuk bayi anda. Susu formula hanya mampu
membuat bayi menjadi gendut, tetapi bayi tidak mendapatkan kandungan nutrisi
dan zat gizi lainnya yang dibutuhkan, yang semuanya terdapat dalam ASI.
- Mitos: Seorang ibu yang sedang
menyusui harus sangat memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsinya.
Fakta: TIDAK BENAR! Seorang ibu yang menyusui memang
sebaiknya mengkonsumsi jenis makanan yang mengadung gizi seimbang, tetapi tidak
perlu mengkonsumsi jenis makanan tertentu atau bahkan menghindari beberapa
jenis makanan. Seorang ibu yang menyusui tidak perlu minum susu untuk dapat
menghasilkan susu. Seorang ibu yang menyusui sebaiknya mengkonsumsi makanan
yang sehat dan bergizi. Namun, apabila terdapat riwayat alergi di keluarga,
misalnya alergi seafood dan alergi susu sapi, maka ibu menyusui perlu lebih
hati-hati dalam mengkonsumsi jenis-jenis makanan tersebut.
- Mitos: Seorang ibu yang sedang
menyusui harus banyak makan untuk dapat memproduksi ASI yang cukup.
Fakta: TIDAK BENAR! Seorang ibu mampu memproduksi ASI secara
cukup, kecuali apabila seorang ibu masuk ke kategori sangat kurang gizi untuk
periode yang cukup lama. Umumnya, bayi akan mendapatkan ASI sesuai dengan
kebutuhannya. Banyak ibu yang khawatir apabila ia tidak banyak makan maka akan
mempengaruhi produksi ASInya. Sebetulnya tidak perlu kuatir. Banyak / tidaknya
makanan yang dikonsumsi ibu tidak berpengaruh terhadap kualitas maupun
kuantitas ASI. Ada ibu yang makan lebih banyak selama menyusui, ada yang makan
lebih sedikit, dua-duanya sah-sah saja dan tidak mempengaruhi ASI. Seorang ibu
boleh saja makan makanan dengan gizi seimbang sesuai dengan seleranya.
- Mitos: Menyusui tidak
memberikan perlindungan terhadap kehamilan.
Fakta : TIDAK BENAR! Ini memang bukan metode yang handal,
tetapi tidak ada metode 100% handal. Pada kenyataannya, menyusui bukan metode
buruk untuk menjaga jarak kelahiran anak, dan memberikan perlindungan yang
dapat diandalkan terutama selama enam bulan pertama setelah kelahiran. Hal ini
hampir sama baiknya dengan pil KB, jika bayi di bawah usia enam bulan, jika ibu
menyusui secara eksklusif, dan jika ibu belum mendapat menstruasi normal
setelah melahirkan. Setelah enam bulan pertama, perlindungan berkurang, namun
masih ada, dan rata-rata, wanita menyusui memasuki tahun kedua kehidupan akan
punya bayi setiap dua sampai tiga tahun bahkan tanpa metode kontrasepsi buatan
- Mitos: Ibu menyusui tidak boleh
minum pil KB.
Fakta: TIDAK BENAR! Pertanyaannya adalah bukan tentang
paparan hormon wanita, yang bayi yang terkena pula melalui menyusui. Bayi hanya
mendapat lebih sedikit dari pil. Namun, beberapa wanita yang minum pil, bahkan
pil progestin saja, menemukan bahwa produksi ASI berkurang. Pil yang mengandung
estrogen lebih mungkin untuk mengurangi produksi ASI. Karena begitu banyak
wanita menghasilkan lebih dari cukup, ini kadang-kadang tidak masalah, tapi
kadang-kadang tidak bahkan bila produksi ASI berlimpah, dan bayi menjadi rewel
dan tidak puas saat menyusu. Bayi bereaksi terhadap kecepatan aliran ASI, bukan
apa yang ada "di payudara", sehingga bahkan suplai ASI yang sangat
baik mungkin menyebabkan bayi yang biasa dengan aliran lebih cepat menjadi
rewel. Menghentikan penggunaan pil seringkali membuat normal lagi.
Jika mungkin, wanita yang sedang menyusui sebaiknya menghindari pil KB,
atau setidaknya menunggu sampai bayi mulai MPASI (biasanya sekitar 6 bulan
usia). Bahkan pada bayi yang usianya >6 bulan, produksi ASI dapat turun
secara signifikan. Jika ibu tetap memutuskan menggunakan pil KB, sebaiknya
menggunakan pil progestin saja (tanpa estrogen).
- Mitos: Apabila bayi menderita
diare atau muntah-muntah, maka ibu harus berhenti menyusui.
Fakta: TIDAK BENAR! Obat yang paling mujarab untuk infeksi
saluran pencernaan bayi adalah ASI. Hentikan segala macam jenis asupan lainnya
untuk sementara waktu, tetapi lanjutkan pemberian ASI-nya. ASI satu-satunya
cairan yang dibutuhkan oleh bayi ketika dia sedang diare dan/atau
muntah-muntah, kecuali dalam kasus tertentu yang sifatnya luar biasa. Bayi
merasa lebih nyaman ketika sedang menyusu, ibu merasa lebih tenang ketika
sedang menyusui.
24. Mitos: Apabila seorang
ibu menderita penyakit infeksi, maka dia harus berhenti menyusui.
Fakta: TIDAK BENAR! Menyusui justru malah akan membuat bayi lebih tahan terhadap
infeksi, dengan sedikit sekali pengecualian. Pada saat sang ibu mengalami demam
(atau batuk, muntah, diare, ruam, dsb), sang ibu sudah menularkan infeksi
tersebut ke bayinya jauh sebelum ibu tahu bahwa ibu sedang menderita sakit.
Perlindungan terbaik bagi bayi yang mengalami infeksi adalah ASI. Apabila bayi
ikut tertular, maka bayi akan lebih cepat pulih bila bayi tetap mendapatkan
ASI. Selain itu, mungkin saja sebenarnya sang bayi lah yang menderita infeksi
dan menularkannya kepada ibunya, tetapi bayi tidak menunjukkan tanda-tanda
sakit karena bayi terus minum ASI. Juga, infeksi payudara, termasuk di
dalamnya rasa sakit dan pembengkakan pada payudara, bukan merupkan alasan untuk
ibu berhenti menyusui. Bahkan, infeksi payudara akan cepat pulih apabila sang
ibu terus menyusui, terutama menyusui dengan payudara yang sedang sakit.
- Mitos: Kebanyakan wanita tidak
bisa menghasilkan ASI yang cukup.
Fakta: TIDAK BENAR! Hampir semua wanita menghasilkan ASI lebih dari cukup, bahkan sering kali
timbul permasalahan seputar pasokan ASI yang terlalu berlebihan. Seorang bayi
yang kenaikan berat badannya lambat, atau bahkan cenderung mengalami kehilangan
berat badan, seringkali bukan disebabkan karena ibunya tidak cukup
menghasilkan ASI, tetapi bayi tersebut tidak berhasil untuk mengeluarkan
dan minum ASI yang dihasilkan oleh ibunya tersebut. Biasanya, hal ini
disebabkan oleh pelekatan — yaitu posisi mulut bayi pada payudara ibu — yang
kurang tepat. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang ibu baru untuk segera,
pada hari pertama kelahiran, dipandu untuk melakukan pelekatan secara benar
oleh seseorang yang benar-benar mengerti mengenai teknik pelekatan yang tepat.
Bahkan masih banyak lagi mitos lainnya J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar