BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua
peristiwa yang sifatnya berbeda, tetap saling berkaitan dan sulit dipisahkan
yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Setiap orangtua tentu berkeinginan agar
anaknya dapat tumbuh kembang optimal, yaitu agar anaknya dapat mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang
ada pada anak tersebut. Hal ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak (
asah, asih, dan asuh ) terpenuhi. Kebutuhan dasar anak harus dipenuhi yang
mencakup imtaq, perhatian, kasih sayang, gizi, kesehatan, penghargaan,
pengasuhan, rasa aman / perlindungan, partisipasi, stimulasi dan pendidikan (
asah, asih dan asuh ). Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini,
bahkan sejak bayi berada dalam kandungan.(5) Untuk itulah dalam perkuliahan ini
akan dibahas mengenai pemantauan tumbuh kembang neonatus terutama pada
pertumbuhan fisik pada neonatus baik BB dan TB dengan menggunakan Denver
Development Stress Test (DDST).
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
itu definisi pertumbuhan dan perkembangan?
2. Bagaimana
prinsip pertumbuhan dan perkembangan pada anak?
3. Apa
saja indikator yang harus kita ketahui pada pertumbuhan dan perkembangan?
Jelaskan!
4. Sebutkan
dan Jelaskan tahap-tahap perkembangan dan pertumbuhan!
5. Bagaimana
cara mendeteksi perkembangan dan pertumbuhan pada anak?
6. Sebutkan
dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan!
C. Tujuan
1. Mahasiswa
dapat memahami dan dapat menjelaskan serta membedakan pengertian atau definisi pertumbuhan
dan perkembangan.
2. Mahasiswa
dapat menyebutkan dan menjelaskan prinsip pertumbuhan dan perkembangan pada
anak.
3. Mahasiswa
dapat menyebutkan dan menjelaskan serta mengerti indikator pada masa
pertumbuhan dan perkembangan
4. Mahasiswa
mampu menyebutkan dan menjelaskan tahap-tahap perkembangan dan pertumbuhan pada
anak
5. Mahasiswa
dapat menjelaskan cara mendeteksi dini mengenai perkembangan dan pertumbuhan
pada anak
6. Mahasiswa
mampu menyebutkan dan menjelaska faktor-faktor apa aja yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Tumbuh Kembang
Pertumbuhan merupakan bertambah
jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat
diukur, sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat
tubuh yang dapat dicapai melalui kematangan dan belajar (Wong, 2000).
Pertumbuhan (growth) berkaitan
dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,
organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound,
kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik
(retensi kalsium dan nitrogen tubuh); sedangkan perkembangan (development)
adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan.(Soetjiningsih. 1998 ).
Pertumbuhan adalah bertambah banyak
dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat
diukur; sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi dari alat
tubuh ( Depkes RI ).
B. Prinsip
Pertumbuhan dan Perkembangan
Secara umum pertumbuhan dan perkembangan memiliki
beberapa prinsip dalam prosesnya. Prinsip tersebut dapat menentukan ciri atau
pola dari pertumbuhan dan perkembangan setiap anak. Prinsip-prinsip tersebut
antara lain adalah sebagi berikut :
1. Proses
pertumbuhan dan perkembangan sangat bergantung pada aspek kematangan susunan
syaraf pada manusia, di mana semakin sempurna atau kompleks kematangan saraf
maka semakin sempurna pula proses pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi
dari proses konsepsi sampai dengan dewasa.
2. Proses
perkembangan dan pertumbuhan setiap individu adalah sama, yaitu mencapai proses
kematangan, meskipun dalam proses pencapaian tersebut tidak memiliki kecepatan
yang sama antara individu yang satu dengan yang lain.
3. Proses
pertumbuhan dan perkembangan memiliki pola khas yang dapat terjadi mulai dari
kepala hingga ke seluruh bagian tubuh atau juga mulai dari kemampuan yang
sederhana hingga mencapai kemampuan yang lebih kompleks sampai mencapai
kesempurnaan dari tahap pertumbuhan dan perkembangan (Narendra, 2002).
C. Indikator
Perkembangan dan Pertumbuhan Anak
1. Pertumbuhan
pada anak
a. Berat
Badan
Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi
menjdai dua yaitu usia 0-6 bulan dan usia 0-12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan
berat badan akan mengalami penambahan setiap seminggu sekita 140 -200 gram dan
berat badannya akan menjadi dua kali berat badan lahir pada akhir bulan ke 6.
Sedang kan pada usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap seminggu sekitar 40
gram dan pada akhir bulan ke 12 akan menjadi penambahan 3 kali lipat berat
badan lahir.
Pada masa bermain, terjadi penambahan berat badan
sekitar 4 kali lipat dari berat badan lahir pada usia kurang lebih 2,5 tahun
serta penambahan berat badan setiap tahunnya adalah 2-3 kilogram. Pada masa pra
sekolah dan sekolah akan terjadi penambahan berat badan setiap tahunya kurang
lebih 2-3 kilogram.
b. Tinggi
badan
Pada usia 0-6 bulan bayi akan mengalami penambahan
tinggi badan sekitar 2,5 cm setiap bulannya. Pada usia 6-12 bulan akan
mengalami penambahan tinggi badan hanya sekitar 1,25 cm setiap bulannya.pada
akhir tahun pertama akan meningkat kira-kira 50% dari tinggi badan waktu lahir.
Pada masa bermain penambahan selama tahun ke 2 kurang lebih 12 cm sedangkan
penambahan tahun ketiga rata-rata 4-6
cm. Pada masa pra sekolah, khususnya diakhir usia 4 tahun, terjadi penambahan
rata-rata 2 kali lipat dari tinggi badan waktu lahir dan mengalami penambahan
setiap tahunya kurang lebih 6-8 cm. Pada masa sekolah akan mengalami penambahan
setiap tahunnya.setelah usia 6 tahun tinggi badan bertambah rata-rata 5 cm,
kemudian pada usia 13 tahun bertambah lagi menjadi rata-rata 3 kali lipat dari
tinggi badan waktu lahir.
c. Lingkar
Kepala
Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan
sangat cepat sekitar 6 bulan pertama, yaitu dari 35 -43 cm. Pada usia-usai
selanjutnya pertumbuhan lingkar kepala mengalami perlambatan. Pada usia 1 tahun
hanya mengalami pertumbuhan kurang lebih 46,5 cm. Pada usia 2 tahun mengalami
pertumbuhan kurang lebih 49 cm, kemudian akan bertambah 1 cm sampai dengan usia
tahun ke tiga bertambah lagi kurang lebih 5 cm sampai dengan usia remaja.
d. Gigi
Pertumbuhan gigi pada masa tumbuh kembang banyak
mengalami perubahan mulai dari pertumbuhan sampai penanggalan. Pertumbuhan gigi
menjadi 2 bagian yaitu bagaian rahang atas dan bagian rahang bawah.
a. Pertumbuhan
gigi bagian rahang atas
· Gigi
insisi sentral pada usia 8-12 bulan
· Gigi
insisi lateral pada usia 9-13 bulan
· Gigi
taring atau kakinus paa usia 16-22 bulan
· Molar
pertama anak laki-laki pada usia 13-19 bulan
· Molar
pertama anak perempuan pada usia 14-18 bulan, sedangkan molar kedua pada usia
25-33 bulan
b. Pertumbuhan
gigi bagian rahang bawah
· Gigi
insisi sentral pada usia 6-1 bulan
· Gigi
insisi lateral pada usia 10-16 bulan
· Gigi
taring atau kakinus paa usia 17-23 bulan
· Molar
pertama anak laki-laki pada usia 14-18 bulan
· Molar
pertama anak perempuan pada usia 23-30-18 bulan
· molar
kedua pada usia 29-31 bulan
e. Organ
Penglihatan
Perkembangan organ penglihatan dapat dimuali pada
saat lahir. Pada usia 1 bulan bayi memiliki perkembangan, yaitu adanya
kemampuan melihat untuk mengikuti gerakan dalam rentang 90 derajat, dapat
melihat orang secara terus menerus, dan kelenjar air mata sudah mulai
berfungsi. Pada usia 2-3 bulan memiliki penglihatan perifer hingga 180 derajat.
Pada usia 4-5 bulan kemampuan bayi untuk memfiksasi sudah mulai pada hambatan
1,25 cm, dapat mengenali botol susu, melihat tangan saat duduk atau berbaring,
melihat bayangan di cermin, dan mampu mengakomodasi objek. Usia 5-7 bulan dapat
menyesuaikan postur untuk melihat objek, mampu mengembangkan warna kesukaan
kuning dan merah, menyukai rangsangan visual kompleks, serta mengembangkan
koordinasi mata dan tangan. Pada usia 7-11 bulan mampu memfiksasi objek yang
sangat kecil. Pada usia 11-12 bulan ketajaman penglihatan mendekati 20/20,
dapat mengikuti objek yang dapat bergerak. Pada usia 12-14 bulan mampu
mengidentifikasi bentuk geometrik. Pada usia 18-24 bulan mampu berakamodasi
dengan baik.
f. Organ
Pendengaran
Sete;ah lahir, bayi sudah dapat berespons terhadap
bunyi yang keras dan refleks. Pada usia 2-3 bulan mampu memalingkan kepala ke
smping bila bunyi setinggi telinga. Pada usia 3-4 bulan anak memiliki kemampuan
dalam melokalisasi bunyi dengan makin kuat dan mulai mampu membuat bunyi
tiruan. Pada usia 6-8 bulan mampu berespons pada nama sendiri. Pada usia 10-12
bulan mampu mengenal beberapa kata dan artinya. Pada usia 18 bulan mulai dapat
membedakan bunyi. Pada usia 36 bulan mampu membedakan bunyi yang halus dalam
bicara. Pada usia 48 bulan mulai membedakan bunyi yang serupa dan mampu
mendengarkan yang lebih halus.
g. Organ
Seksual
Pertumbuhan organ seksual laki-laki antara lain
terjadinya pertumbuhan yang cepat pada penis pada usia 12-15 tahun, testis pada
usia 11-15 tahun, kemudian rambut pubis pada usia 12-15 tahun. Perkembangan
pubertas diawali dengan beberapa tahap sebagai berikut (Soetjiningsih, 1998).
·
Tahap I (Prapubertas) : pada dasarnya sama dengan masa anak-anak,
tidak terdapat rambut pubis
·
Tahap II (Pubertas) : Masa Pubertas
·
Tahap III : Terjadi pembesaran penis awal terutama dalam
panjang, testis dan skrotum terus membesar, serta rambut lebih lebat, kasar,
keriting, dan merata pada seluruh pubis.
·
Tahap IV :
Terjadi peningkatan ukuran penis denga pertumbuhan diameter, glans lebih besar
dan lebih lebar, serta skrotum lebih gelap.
Perkembangan
organ seksual perempuan antara lain terjadinya pertumbuhan payudara antara usia
10-15 tahun dan rambut pubis antara usia 11-14 tahun. Perkembangan payudara
memiliki tahap-tahap sebagai berikut.
·
Tahap I :
Tumbuhnya puting susu dengan area kecil, penonjolan disekitarpapila, dan
terjadinya pembesaran diameter areola
·
Tahap II :
Pembesaran lanjut dari payudara dan areola tanpa pemisahan konturnya
·
Tahap III : Terjadi proyeksi areola dan papila
·
Tahap IV :
Tahap konfigurasi dewasa pryoksi papila yang hanya disebabkan oleh resesi
areola ke dalam kontur umum
Pertumbuhan
rambut pubis memililiki tahap-tahap sebagai berikut (wong,1996).
·
Tahap I :
Tidak terdapat rambut pubis
·
Tahap II :
Terjadi pertumbuhan rambut pubis yang jarang
·
Tahap III : Rambut pubis lebih hitam, kasar, kriting dan merata pada
seluruh pubis
·
Tahap IV :
Rambut pubis lebih lebat dan kriting
·
Tahap V :
Rambut pubis orang dewasa dalam penyebaran, baik kuantitas, jenis, maupun pola
penyebaran kebagian dalam paha
2. Perkembangan
Pada Anak
a. Perkembangan
Motorik Halus
i.
Masa neonatus (0-28 hari)
Perkembangan motorik halus pada masa ini dimulai
dengan adanya kemampuan untuk mengikuti garis tengah bila kita memberikan
respons terhadap gerakan jari atau tangan.
ii.
Masa Bayi (28 hari-1 tahun)
a. Usia
1-4 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah
dapat melakukan hal-hal seperti memegang suatu objek, mengikuti objek dari sisi
ke sisi, menvoba memegang dan memasukan benda kedalam mulut, memegang benda
tapi terlepas, memerhatikan tangan dan kaki, memegang benda dengan kedua
tangan, serta menahan benda ditangan walaupun hanya sebentar.
b. Usia
4-8 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah
sudah mulai mengamati benda, menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk
memegang, mengekplorasi benda yang sedang dipegang, mengambil objek dengan
tangan tertangkup, mampu menahan kedua benda di kedua tangan secara simultan,
menggunakan bahu dan tangan sebagai satu kesatuan, serta memindahkan objek dari
satu tangan ketangan yang lain.
c. Usia
8-12 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah
mencari atau merainh benda kecil; bila diberi kubus mampu memindahkan,
mengambil, memegang dengan telunjuk dan ibu jari, membenturkannya, serta
meletakkan benda atau kubus ke tempatnya.
iii.
Masa Anak (1-2 tahun)
Perkembangan motorik halus pada usia ini dapat
ditunjukan dengan adanya kemampuan dalam mencoba, menyusun, atau membuat menara
pada kubus.
iv.
Masa Prasekolah
Perkembangan motorik halus dapat dilihat pada anak,
yaitu mulai memiliki kemampuan menggoyangkan jari-jari kaki, menggambar dua
atau tiga bagian, memilih garis yang lebih panjang dan menggambar orang,
melepas objek dengan jari lurus, mampu menjepit benda, melambaikan tangan,
menggunakan tanggannya untuk bermain, menempatkan objek kedalam wadah, makan
sendiri, minum dari cangkir dengan bantuan, menggunakan sendok dengan bantuan,
makan dengan jari, serta membuat coretan diatas kertas(wong,2000)
b. Perkembangan
Motorik Kasar
i.
Masa Neonatus (0-28 hari)
Perkembangan motorik kasar yang dapat dicapai pada
usia ini diawali dengan tanda gerakan seimbang pada tubuh dan mulai mengangkat
kepala.
ii.
Masa Bayi (28 hari-1 tahun)
a. Usia
1-4 bulan
Perkembangan motorik kasar pada usia ini dimulai
dengan kemampuan mengangkat kepala saat tegkurap, mencoba duduk sebentar dengan
ditopang, mampu duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk dipangkuan ketika
disokong pada posisi berdiri, kontrol kepala sempurna, mengangkat kepala sambil
berbaring terlentang, berguling dari terlentang ke miring, kesisi lengan dan
tungkai kurang fleksi, dan berusaha untuk merangkak.
b. Usia
4-8 bulan
Usia perkembangan motorik kasar awal bulan ini dapat
dilihat pada pertumbuhan dalam aktivitas, seperti posisi telungkup pada alas
dan sudah mulai mengangkat kepala dengan melakukan gerakan menekan kedua
tangannya. Pada bulan ke empat sudah mampu memalingkan kepala ke kanan dan
kiri, duduk dengan kepala tegak, membalikan badan, bangkit dengan kepala tegak,
menumpu beban pada kaki dengan lengan berayun kedepan dan kebelakang, berguling
dari terlentang dan tengkurap, serta duduk dengan bantuan dalam waktu yang
singkat.
c. Usia
8-12 bulan
Perkembangan motorik kasar dapat diawali dengan
duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit lalu berdiri, berdiri 2
detik dan berdiri sendiri.
iii.
Masa Anak (1-2 tahun)
Dalam perkembangan masa anak terjadi perkembangan
motorik kasar secara signifikan. Pada masa ini anak sudah mampu melangkah dan
berjalan dengan tegak. Sekitar usia 18 bulan anak mampu menaiki tangga dengan
cara 1 tangan dipegang. Pada akhir tahun kedua sudah mampu berlari-lari kecil,
menendang bola, dan mulai mencoba melompat.
iv.
Masa Prasekolah
Perkembangan motorik kasar masa prasekolah ini dapat
diawali dengan kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama satu sampai lima
detik, melompat dengan satu kaki, berjalan dengan tumit ke jari kaki,
menjelajah, membuat posisi merangkak, dan berjalan dengan bantuan (wong, 2000).
c. Perkembangan
Bahasa
i.
Masa Neonatus (0-28 hari)
Perkembangan bahasa masa neonatus ini dapat
ditunjukan dengan adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap
suara atau bel.
ii.
Masa Bayi (28 hari- 1 tahun)
a. Usia
1-4 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini ditandai dengan
adanya kemampuan bersuara dan tersenyum, mengucapkan huruf hidup, berceloteh,
mengucapkan kata “oh/ah”, tertawa dan berteriak, mengoceh spontan, serta
bereaksi dengan mengoceh.
b. Usia
4-8 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini adalah dapat
menirukan bunyi atau kata-kata, menoleh ke arah suara atau sumber bunyi,
tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi semakin banyak, serta menggunakan
kata yang terdiri atas dua suku kata dan dapat membuat dua bunyi vokal yang
bersamaan seperi “ba-ba”.
c. Usia
8-12 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini adalah mampu
mengucapkan kata “papa” dan “mama” yang belom spesifik, mengoceh hingga
mengatakannya secara spesifik, serta dapat mengucapkan satu samapai dua kata.
iii.
Masa Anak (1-2 tahun)
Perkembangan bahasa masa anak ini adalah dicapainya
kemampuan bahasa pada anak yang mulai ditandai dengan anak mampu memiliki
sepuluh perbendaharaan kata; tingginyakemampuan meniru, mengenal, dan responsip
terhadap orang lain; mampu menujukan dua gambar; mampu mengkombinasikan
kata-kata; seta mulai mampu menunjukan lambaian anggota badan.
iv.
Masa Prasekolah
Perkembangan bahasa diawali dengan adanya kemampuan
menyebutkan hingga empat gambar; menyebutkan satu hingga dua warna; menyebutkan
kegunaan benda; mengitung; mengartikan dua kata; mengerti empat kata depan;
mengerti beberapa kata sifat dan jenis kata lainnya; menggunakan bunyi untuk
mengidentifikasi objek, orang, dan aktivitas; menirukan berbagaibuny kata;
memahami arti larangan; serta merespons panggilan orang dan anggota keluarga
dekat.
d. Perkembangan
Prilaku atau adaptasi sosial
i.
Masa Neonatus (0-28 hari)
Perkembangan adaptasi sosial atau prilaku masa
neonatus ini dapat ditunjukan dengan adanyab tanda-tanda tersenyum dan mulai
menatap muka untuk menegnali seseorang.
ii.
Masa Bayi (28 hari-1 tahun)
a. Usia
1-4 bulan
Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini dapat
diawali dengan kemampuan mengamati tangannya: tersenyum spontan dan membalas
senyum bila di ajak tersenyum; mengenali ibunya dengan penglihatan, penciuman,
pendengaran, dan kontak; tersenyum pda wajah manusia; waktu tidur dalam sehari lebih
sedikit dari pada waktu terjaga; membentuk siklus tidur bangun; menangis bila
terjadi sesuatu yang aneh; membedakan wajah-wajah yang dikenal dan tidak
dikenal; senang menatap wajah-wajah yang dikenalnya; serta terdiam bila ada
orang yang tak dikenal (asing).
b. Usia
4-8 bulan
Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini antara
lain anak merasa takut dan terganggu dengan keberadaan orang asing, mulai
bermain dengan mainan, mudah frustasi, serta memukul-mukul lengan dan kaki jika
sedang kesal.
c. Usia
8-12 bulan
Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini dimulai
dengan kemampuan bertepuk tangan, menyatakan keinginan, sudah mulai minum
dengan cangkir, menirukan kegiatan orang, bermain bola atau lainnya dengan
orang lain.
iii.
Masa Anak (1-2 tahun)
Perkembangan adaptasi sosial masa anak dapat
ditunjukan dengan adanya kemampuan membantu kegiatan dirumah, menyuapi boneka,
mulai menggosok gigi serta mencoba mengenakan baju sendiri.
iv.
Masa Prasekolah
Perkembangan adaptasi sosial pada masa prasekolah
adalah adanya kemampuan bermain dengan permainan sederhana, menangis jika
dimarahi, membuat permintaan sederhana dengan gaya tubuh, menunjukan
peningkatan kecemasan terhadap perpisahan, serta mengenali anggota keluarga
(wong, 2000).
D. Tahap-Tahap
Perkembangan dan Pertumbuhan
1. Masa
Prenatal
Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase
embrio dan fase fetus. Pada fase embrio, pertumbuhan dapat diawali mulai dari
konsepsi hingga 8 minggu pertama yang dapat terjadi pertumbuhan yang cepat dari
ovum menjadi suatu organisme dan terbentuknya manusia. Pada minggu ke-2,
terjadi pembelahan sel dan pemisahan jaringan antara endoterm dan ektodrm. Pada
minggu ke-3 terbentuk lapisan mesoderm. Pada masa ini sampai usia 7 minggu
belum tampak adanya gerakan yang berarti melainkan hanya terdapat denyut
jantung janin, yaitu sudah mulai dapat berdenyut sejak 4 minggu. Pada fase
fetus terjadi sejak usia 9 minggu hingga kelahiran, sedangkan minggu ke-12
sampai ke-40 terjadi peningkatan fungsi organ, yaitu bertambahnya ukuran
panjang dan berat badan terutama pertumbuhan serta penambahan jaringan subkutan
dan jaringan otot.
2. Masa
Postnatal
a. Masa
Neonatus (0-28 hari)
Masa ini merupakan masa terjadinya
kehidupan yang baru dalam ekstrauteri, yaitu adanya proses adaptasi semua
sistem organ tubuh. Proses adaptasi dari organ tersebut dimulai dari aktifitas
pernapasan yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara
35-50 kali permenit, penyesuaian denyut jantung antara 120-160 kali per menit
dengan ukuran jantung lebih besar apabila dibandingkan dengan rongga dada. Perubahan
selanjutnya sudah dimulai proses pengeluaran tinja yang terjadi dalam waktu 24
jam yang didalamnya terdapat mekonium. Hal tersebut akan dilanjutkan dengan
proses defekasi, seperti pada proses ekskresi dari apa yang dimakan (ASI).
Frekuensi defekasi tersebut dapat berkisar antara 3-5 kali seminggu (bergantung
pada kondisi bayi dan susu yang dikonsumsi, apakah ASI ataukah susu formula).
Perubahan
pada fungsi organ yang lainnya adalah ginjal yang belum sempurna, urine masih
mengandung sedikit protein dan pada minggu pertama akan dijumpai urine berwarna
merah muda karena banyak mengandung senyawa urat. Keadaan fungsi hati pun masih
relatif imatur dalam memproduksi faktor pembekuan, sebab belum terbentuknya
usus yang akan berperan dalam absorpsi vitamin K dan imunologi untuk kekebalan
bayi.
b. Masa
Bayi
Masa bayi ini dibagi menjadi dua tahap perkembangan.
Tahap pertama (antara usia 1-12 bulan) yaitu pertumbuhan dan perkembangan pada
masa ini dapat berlangsung secara terus menerus, khususnya dalam peningkatan
susunan saraf. Tahap kedua (usia 1-2 tahun) yaitu kecepatan pertumbuhan pada
masa ini mulai menurun dan terdapat percepatan pada perkembangan motorik
c. Masa
Prasekolah
Perkembangan pada masa ini dapat berlangsung stabil
dan masih terjadi peningkatan pertumbuhan serta perkembangan, khususnya pada
aktifitas fisik dan kemampuan kognitif.
d. Masa
Sekolah
Perkembangan masa sekolah ini lebih cepat dalam
kemampuan fisik dan kognitif dibandingkan dengan masa prasekolah.
e. Masa
Remaja
Pada tahap perkembangan remaja terjadi perbedaan
pada perempuan dan laki-laki. Pada umumnya wanita 2 tahun lebih cepat untuk
masuk ke dalam tahap remaja atau masa pubertas bila dibandingkan dengan anak
laki-laki dan perkembangan ini ditunjukan pada perkembangan pubertas.
E. Cara
Mendeteksi Perkembangan Pada Anak
1.
DDST (Denver development screnning test)
DDST adalah satu dari metode skrining
terhadap kelainan perkembangan anak, test sini bukanlah test diagnostik atau
test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining
yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkam dan
menunjukan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah
dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85-100%
bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan
pada “follow up” selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami
kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian.
2.
KPSP (Kuesioner
Pra Skrining Perkembangan
KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan pada orang
tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan untuk
perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6 tahun. Daftar pertanyaan tersebut
berjumlah 10 nomor yang harus dijawab oleh orang tuaatau pengasuh yang
mengetahui keadaan perkembangan anak.
Pertanyaan dalam KPSP dikelompokan sesuai usia anak saat dilakukan
pemeriksaan, mulai kelompok usia 3 bulan, 3-6 bulan,dst sampai kelompok 5-6
tahun. Untuk usia ditetapkan menurut tahun dan bulan dengan kelebihan 16 hri
dibulatkan menjadi 1 bulan.
Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab dengan ’ya’ atau ’tidak’ oleh orang
tua. Setelah semua pertanyaan dijawab, selanjutnya hasil KPSP dinilai.
a.
Apabila jawaban
’ya’ berjumlah 9-10, berarti anak tersebut normal (perkembangan baik)
b.
Apabila jawaban
’ya’ kurang dari 9,maka perlu diteliti lebih lanjut mengenai;
·
Apakah cara menghitung
usia dan kelompok pertanyaannya sudah sesuai
·
Kesesuaian
jawaban orang tua dengan maksud pertanyaan. Apabila ada kesalahan, maka pemeriksaan harus diulang
·
Apabila setelah
diteliti jawaban ’ya’ berjumlah 7-8, berarti hasilnya meragukan dan perlu diperiksa
ulang1 minggu kemudian
·
Apabila jawaban
’ya’ berjumlah 6 atau kurang, berarti hasilnya kurang atau positif untuk perlu
dirujuk guna pemeriksaan lebih lanjut
3.
KPAP (
Kuesioner Perilaku Anak Pra Sekolah
KPAP adalah
sekumpulan perilaku yang digunakan sebagai alat untuk mendeteksi secara dini
kelainan-kelainan perilaku pada anak prasekolah (usia 3-6) tahun. Kuesioner ini berisi 30 perilaku yang perlu ditanyakan satu per satu pada
orang tua. Setiap perilaku
perlu ditanyakan apakah ‘sering terdapat’, ‘ kadang-kadang terdapat’, atau ‘
tidak terdapat’. Apabila jawaban yang diperoleh adalah ‘sering terdapat’ , maka
jawaban tersebut dinilai 2, ‘kadang-kadang terdapat’ diberi nilai 1 dan ‘tidak
terdapat’ diberi nilai 0. Apabila jumlah nilai keseluruhan kurang dari 11, maka
anak perlu di rujuk, sedangkan jika jumlah nilai 11 atau lebih maka anak tidak
perlu dirujuk.
4.
Tes Daya Lihat
dan tes Kesehataan Mata Anak Pra Sekolah
Tes ini untuk memeriksa ketajaman daya lihat serta kelainan mata pada anak
berusia 3- 6 tahun. Tes ini juga digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan
daya lihat pada anak usia prasekolah secara dini, sehingga jika ada
penyimpangan dapat segera ditangani.
Untuk melakukan tes daya lihat diperlukan ruangan dengan penyinaran yang
baik dan alat ’kartu E’ yang digantungkan setinggi anak duduk. Kartu E berisi 4
baris. Baris pertama huruf E berukuran paling besar kemudian berasngsur-angsur
mengecil pada baris keempat. Apabila pada baris ketiga , anak tidak dapat
melihat maka perlu di rujuk.
Selain tes daya lihat, anak juga perlu diperiksakan kesehatan matanya.
Perlu ditanyakan ;
1. keluhan seperti mata gatal, panas, penglihatan kabur atau pusing
2. perilaku seperti sering menggosok mata, membaca terlalu dekat, sering
mengkedip-kedipkan mata
3. kelainan mata seperti bercak bitot, juling, mata merah dan keluar air
Apabila ditemukan satu kelainan atau lebih pada mata naka, maka anak
tersebut perlu dirujuk
5.
Tes Daya Dengar Anak (TTD)
Tes daya dengar
berupa pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan denga usia anak, yaitu kelompok
0-6 bulan, > 16 bulan, > 9 bulan, > 11 bulan, > 12 bulan, > 24
bulan dan > 36 bulan. Setiap pertanyaan perlu dijawab ’ya’ atau ’tidak’.
Apabila jawabannya adalah tidak maka pendengaran anak tidak normal sehingga
perlu pemeriksaan lebih lanjut.
F. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
1. Faktor
Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang
peranan penting dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah
dimiliki. Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal (lingkungan
dalam kandungan) dan lingkungan postnatal (lingkungan setelah bayi lahir).
a. Lingkungan
Prenatal
Ligkungan prenatal merupakan lingkungan dalam
kandungan, mulai dari konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu
hamil, lingkungan mekanis, zat kimia atau toksin, dan hormonal.
i.
Lingkungan mekanis
Lingkungan mekanis adalah segala hal yang
memengaruhi janin atau posisi janin dalam uterus.
·
Radiasi dapat menyebabkan kerusakan pada
organ otak janin
·
Infeksi dalam kandungan memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan janin
·
Kekurangan oksigen pada janin
mengakibatkan gangguan dalam plasenta sehingga kemungkinan bayi lahir dengan
berat badan kurang atau sering disebut dengan BBLR
·
Faktor imunitas dapat memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin karena menyebabkan terjadinya abortus atau
karena ikterus
·
Stres dapat memengaruhi kegagalan tumbuh
kembang janin
ii.
Zat kimia atau toksin
Hal ini berkaitan dengan penggunaan obat-obatan,
alkohol, atau kebiasaan merokok pada ibu hamil. Obat-obatan pada ibu hamil.
iii.
Hormonal
Hormon-hormon ini mencakup hormon sometotrofin,
flasenta, tiroid, dan insulin.
Peran hormon somatotrofin atau hormon pertumbuhan,
yaitu disekresikan k meningkat kelenjar hipofisis janin sekitar minggu
kesembilan dan produksinya meningkat pada minggu ke dua puluh.Hormon tersebut
berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan dengan menstimulasi
terjadinya proliferasi sel kartilago dan sistem skeletal.Hormon yang kedua yang
mempengaruhi yaitu hormon plasenta atau human plasental laktogen yaitu berperan
dalam nutrisi plasenta pada bayi.Hormon selanjutnya yaitu hormon tiroid
berperan menstimulasi metabolisme tubuh. Hormon yang terakhir yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak yaitu hormon glukokortikoid yaitu mempunyai fungsi
menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis (untuk memproduksi hormon
testoteron dan ovarium) selanjutnya hormon tersebut akan menstimulasi
perkembangan seks baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang sesuai dengan
peran hormonya (wong,2000).
2. Faktor
Herediter(genetik)
Faktor Herediter merupakan faktor
yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak disamping faktor-faktor lain. Faktor
Herediter merupakan bawaan, jenis kelamin, ras, dan suku bangsa. Faktor ini
dapat ditentukan dengan intensitas kecepatan dalam pembelahan sel telur,
tingkat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, usia pubertas, dan
berhentinya pertumbuhan tulang.
Pertumbuhan dan perkembangan dengan
jenis kelamin laki-laki setelah lahir akan cenderung lebih cepat dibandingkan
dengan anak perempuan serta akan bertahan sampai usia tertentu. Baik anak
laki-laki maupun anak perempuan akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat
ketika mereka mencapai masa pubertas.
Ras atau suku bangsa memiliki peran
dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, hal ini dapat dilihat pada
suku bangsa tertentu yang memiliki kecenderungan lebih besar seperti orang asia
lebih pedek dan kecil dibandingkan dengan eropa dan yang lainnya.
BAB III
PENUTUP
Istilah tumbuh kembang sebenarnya
mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit
di pisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sedangakan pengertian mengenai
apa yang di maksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah
sebagai berikut :
1. Pertumbuhan
(growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran
berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh)
2. Perkembangan
(development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari
sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-maing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga
pekembangan emosi, intlektual dan tingkah laku sebagai hasil inteaksi dengan
lingkungannya.
Sehingga dapat disimbulkan bahwa
pertumuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangakn perkembangan
berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun demikian, kedua
peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Sedangkan untuk tercapainya tumbuh
kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya
potensi biologik seseorang, merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang
saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan fisio-psiko-sosial dan
perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang ber beda-beda yang memberikan
ciri tersendiri pada setiap anak.
Tujuan Ilmu Tumbuh Kembang adalah
mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan
mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik,fisik,mental dan sosial. Juga menegakan
diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan kemungkinan penanganan yang
efektif, serta mencari penyebab dan mencegah keadaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Hidayat, A. Aziz
Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk
Pendidikan Kebidanan. Jakarta; Salemba Mesika. Hal : 8-23
2.
Rukiyah, Ai
Yeyeh.2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan
Anak Balita. Jakarta; Trans Info Media. Hal : 106-123
3.
Soetjiningsing, dr.
1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta;
EGC. Hal: 1-13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar