Sabtu, 28 September 2013

Coretan kecil tentang Wanita


Kita mengenal manusia, juga wanita, dengan melihat dunianya yang khas dengan segala isi tingkah lakunya.
Jelas tampak bahwa ciri-ciri jasmaniah wanita itu sangat berbeda dengan milik kaum pria. perbedaan secara anatomis dan fisiologis menyebabkan perbedaan pula pada pola tingkah laku wanita dan struktur aktvitas laki-laki. oleh perbedaan tersebut timbul juga perbedaan isi dan bentuk dari tingkah lakunya dan timbul juga perbedaan dalam kemampuan selektif terhadap kegiatan-kegiatan yang intensional, yang bertujuan dan terarah sesuai dengan kodrat wanita.
Oleh karena bentuk jasmani wanita itu berbeda dengan bentuk badan pria, maka ekstensi dan sifat-sifat kewanitaan pun berbeda dengan keberadaan dan sifat-sifat pria. Perbedaan-perbedaan ini akan tetap ada, walaupun struktur-struktur sosial di dunia dan norma-norma tradisisonal berubah.
Wanita sifatnya dinamis, dengan berbagai variasi tingkah laku dan pengekspresiannya. Akan tetapi, sekalipun bentuk pengekspresiannya berbeda-beda, dan keperibadiannya selalu mengalami perubahan-perubahan , namun pada hakekatnya wanita itu tetap identik.
Sebagai manusia, wanita juga merupakan bentuk Aku yang mencari engkau. Sebab yang bisa menggugah diriku, yang bisa memberi arti dan makna pada diriku adalah Engkau: antara lain ialah anak-anak dan suaminya. Maka aku ini harus keluar dari diriku sendiri, guna mencari engkau atau pribadi lain, untuk berjumpa dan berdialog dengan orang lain. Maka dalam komunikasi, manusia dan wanita bisa mengembangkan serta menyempurnakan dirinya. Karena itu eksistensi wanita sebagai manusia adalah hidup bersama dengan subyek lain, yaitu mengalami hidup bersama sebagi antarsubyektivitas, terutama dengan suami dan anak-anaknya.
Wanita adalah pribadi sosial, yaitu pribadi psikofisik yang memerlukan antar relasi jasmaniah dan psikis dengan manusia lain. wanita juga ingin dicintai, ingin dihargai dan diakui, ingin dihitung dan mendapatkan ststus dalam kelompoknya. maka hanya dengan komunikasi dengan manusia lain wanita bisa berkembang dan melegkapi dirinya. Sehubungan dengan hal ini wanita yang selalu mengkonsentrasikan diri pada dirinya sendiri, tidak akan bisa berkembang. Sebab dirinya adalah suatu sistem yang tetutup, kaku beku yang tak mampu berkembang, lagi pula penyerahan dirinya tergangu. Biasanya dia jadi neurotis dan sangat egosentris atau merupakan wanita yang singulir, psikis kesepian, dan abnormal.
Maka pembentukan diri bagi diri bagi wanita yang paling subur dan paling kaya ialah dengan jalan mau membuka diri sendiri bagi yang lain, dan berusahaa untuk membahagiakan orang lain. Sebagai tujuan final hidupnya ialah tidak terlampau mementingkan dirinya sendiri, dan ikut memikirkan kebahagiaan orang lain terutama kebahagiaan anak-anak dan suminya. Dengan begitu perkembangan hidupnya akan menjadi subur, dan keperibadiannya semakin matang.
Oleh karena ia tidak mementingkan ego sendiri dan lebih suka membuka dirinya untuk manusia lain, maka peristiwa ini dapat diartiikan sebagai kemampuan untuk keluar dari egosentrisnya, kini ia akan lebih mampu berkomunikasi denga landasan rasa persahabatan, simpati, dan cinta-kasih. Oleh karena itu unsur persahabatan, simpati serta cinta-kasih merupakan media paling ampuh bagi perkembangandan penyempurnaan pribadi pada tingkat sosial-psikis atau taraf human. 
Ditengah-tengah dunia dengan dimensi-dimensi ruang dan waktu, serta dalam situasi-situasi sosial tertentu, maka secara jasmaniah dan rokhaniah wanita itu terlibat dan ikutberperan di dalamnya. Karena itu dunia wanita merupakan tanda-bukti dari sejarah hidupnya, yang di dalamnya terdapat tapak-tapak karya dari pengalamannya juga merupakan deretan situasi yang dibentuk secara aktif, serta diberi nilai dan arti tersendiri oleh kaum wanita. Wanita mempunyai macam-macam bakat dan potensi untuk merealisasikan diri sepanjang hidup. selanjutnya ia selalu memperjuangkan eksistensi dirinya secara khusus manusiawi. dalam keberaadaannya di dunia ia mempunyai hubungan-hubungan tertentu dengan realitas.
Oleh intelek dan budi-dayanya, ia mampu menyusun ideal-ideal, dan merencanakan proyek tertentu dalam kehidupannya, mengaraah pada tujuan-tujuan jauh. Karena itu wanita juga dinamis sifatnya. Dia ingin terus maju untuk timbul mumbul diatas kurve biologisnya, agar tumbuh dan menjadi masak dalam ruang-ruang interpersonal, sebagai wanita utuh yang punya makna tertentu.

Rabu, 11 September 2013

Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita "Genitalia Interna"

 Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita "Genitalia Interna"
Organ Reproduksi Wanita


Alat reproduksi wanita terdiri dari alat/ organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina): fungsi ovulasi, internal: fungsi ovulasi, fertilisasi ovum transportasi blastosit, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran. Fungsi sistem reproduksi wanita dipengaruhi/ dikendalikan oleh hormon-hormon gonadotropin atau steroid dari poros hormonal thalamus-hipothalamus-hipopisis-adrenal-ovarium.  Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi (payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya).

GENITALIA INTERNA

A. Definisi
    Genitalia interna adalah organ reproduksi wanita yang terletak di dalam rongga pelvis.

B. Bagian-bagian Genitalia Interna
  1. Uterus
      a. Merupakan jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis diantara  
            kandung kemih dan rektum
      b. Dinding depan, belakang dan atas tertutup peritoneum, 
            sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan kandung kemih
         c. Bagian uterus seperti bola lampu atau buah pir yang pipih
         d. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas
         e. Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm


Uterus (Genitalia Interna)


         Uterus terdiri dari 2 bagian :
          1. Serviks Uteri
             a. Bagian bawah istmus uteri
             b. Berdasarkan perlekatan dengan vagina, terbagi menjadi 2 :
                 1. Portio
                 2. Supravaginal

          2. Korpus Uteri
              Korpus uteri terdiri dari beberapa bagian :
              a. Istmus uteri : tempat dimana kanalis endoserviks membuka 
                  ke kavum uteri
              b. Kornu : tempat bermuara kedua tuba falopii yaitu dibagian 
                  superior dan lateral
              c. Fundus : bagian atas uterus yang berbentuk konveks diantara 
                  kedua kornu

  
   2. Tuba Falopii/ Salping
        Merupakan organ tubulo muskuler, dengan panjang sekitar 12 cm  
        dan diameternya antara 3 sampai 8 mm.


Tuba Falopii
        Tuba fallopi terbagi menjadi 4 bagian :
         a. Pars Interstitialis, terletak diantara otot rahim, mulai dari 
            ostium internum tubae
         b. Pars Istmika tubae, bagian tuba yang berada diluar uterus dan 
             merupakan bagian yang paling sempit
         c. Pars ampularis tubae, bagian yang paling luas dan 
             membentuk huruf "S"
         d. Pars infudibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki umbai  
             yang disebut fimbriae tubae

   3. Ovarium


ovarium terdapat 2 buah yaitu kiri dan kanan. Ovarium terdiri dari 2 bagian :
1. Kortaks Ovarii
    a. Mengandung folikel 
        primodial
    b. Berbagai fase 
        pertumbuhan folikel 
        menuju folikel de 
         graaf
    c. Terdapat korpus luteum 
        dan albican
    2. Modula ovarii
        a. Terdapat pembuluh darah limfe
        b. Terdapat serat syaraf


C. Fungsi Masing-masing Bagian Dari Genitalia Interna
    1. Uterus
       a. Siklus mentruasi
           b. Kehamilan
           c.   Persalinan
      
      2. Tuba Falopii
        a.   Menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi
           b.  Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi
           c.  Tempat terjadinya konsepsi
           d. Tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi  
                sampai mencapai bentuk blastula, yang siap mengadakan    
                implantasi

    3. Ovarium
       a.  Perkembangan dan pelepasan ovum
          b. Sintesa dan sekresi hormon steroid




Kesimpulan
  •   Genitalia interna adalah suatu alat reproduksi wanita yang terletak di dalam rongga pelvis.
  •   Genitalia interna terdiri dari 3 bagian yaitu uterus, tuba fallopi dan ovarium
  •   Uterus terbagi atas 2 bagian yaitu : servik uteri dan corpus uteri 
  • Tuba fallopi terbagi atas 4 bagian yaitu : pars interstialis, pars ismika tubae, pars ampula tubae dan pars infundibulo tubae
  • Ovarium terbagi 2 bagian yaitu : korteks ovarii dan medulla ovarii
  • Fungsi dari ovarium adalah :  Perkembangan dan pelepasan ovum, sintesa dan sekresi hormon steroid.


Referensi
  1. Bobak, dkk, (2004), Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC, (Bab I, Hal 29–30)
  2. Hacker and Moor, (2001), Esensial Obstetri Dan Ginekologi,  Jakarta:  Hipokrates, (Bab I, Hal 3 – 9)
  3. Manuaba,Ida Bagus, (2002), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan  Keluarga Berencana Untuk pendidikan Bidan,  Jakarta: EGC (Bab II, Hal 80-187)
  4.  Williams, (2005), Obstetri Williams,  Jakarta: EGC, (Bab III, Hal 187 – 200)         




       

Anatomi Sistem Endokrin

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada allah swt, atas berkah dan rahmatnya kami telah berhasil menyusun makalah tentang sistem endokrin.
Semoga hasil karya ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan ilmunya. Penyusunan makalah ini memerlukan waktu, pikiran dan tenaga. Makalah ini membahas tentang bagaimana reproduksi manusia di capai,dengan memperkenalkan fungsi endokrinologi yang menjelaskan tipe hormon, bagaimana, dan di mana di produksi, serta cara kerjanya.
Kami menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal, makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunannya. Oleh karna itu, kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak yang membantu proses penyusunan makalah ini.

Subang, oktober 2012
Penulis















DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Masalah
1.3  Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Endokrin
2.2 Hormon
2.3 Mekanisme Kerja Hormon
2.4 Kelenjar Hipofisis
2.5 Kelenjar Tiroid
2.6 Kelenjar Paratiroid
2.7 Kelenjar Timus
2.8 Kelenjar Suprarenalis/Arenal
2.9 Kelenjar pienalis (epifise)
2.10 Kelenjar Pancreas
2.11 Kelenjar Kelamin
2.12 Kelenjar Endokrin Sistem Reprodusi
2.13 Kelenjar Mamae
BABIII PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembahasan ini merupakan pembahasan ringkas mengenai endokrinologi dan mengkaji peran hormone dalam pengaturan fisiologi manusia. Dalam pembahasan ini, keterkaitan dengan fisiologi refroduktif akan di tekankan dan di uraikan pada pembahasan lain dalam makalah ini sehingga interaksi relevan akan di jelaskan secara lebih rinci.
Sistem endokrin, bersama dengan sistem saraf, mengoordinasi, mengatur, dan menyesuaikan fisiologi internal sebagai respons terhadap perubahan di lingkungan eksternal. Sistem saraf cenderung bereaksi  dalam situasi ketika di perlukan respon segera, sedangkan sistem endokrin berperan dalam memperthankan fungsi tubuh untuk periode yang lama. Sebagai contoh, menggigil di picu oleh aktifitas neuromuskulus untuk melawan penurunan suhu lingkungan, sedangkan banyak daur di tubuh misalnya daur haid,hampir seluruhnya di atur oleh sistem hormon. Namun, kedua berinteraksi satu sama lain sehingga sebagaian respons cepat memiliki komponen hormonal.sebagai contoh,pelepasan adrenalin dan refleks.serta pengeluaran hormon sering di atur oleh jaras neuron melalui hipotalamus.
1.2 Masalah
Sehubungan dengan tema makalah ini, peulis akan menjabarkan beberapa masalah berhubungan dengan anatomi sistem endokrin, yaitu:
a.       Apakah pengertian sistem endokrin ?
b.      Apa itu hormone?
c.       Bagaimana mekanisme keja hormone
d.      Kelenjar hipotalamus 
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu:
1.      Mengetahui dan memahami tentang sistem endokrin
2.      Mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan anatomi sistem pernafasan
3.      Mengetahui dan memahami tentang mekanisme kerja hormone

 BAB II
PEMBAHASAN
 2.1 PENGERTIAN SISTEM ENDOKRIN
Sistem endokrin adalah sistem yang bekerja dengan perantaraan zat-zat kimia (hormone) yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung kedalam darah dan cairan limpe. Hasil sekresinya beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati saluran (Dukus). Permukaan sel kelenjar menempel pada dinding setenoid / kapiler darah. Hasil sekresi dari kelenjar endokrin di sebut hormon .
Sistem endokrin terdiri atas kelenjar-kelenjar endokrin yang bekerja sama dengan sistem saraf yang mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ tubuh.
Kelenjar endokrin merupakan kelompok sel yang terdiri atas deretan sel berbentuk lempengan atau gumpalan yang di sokong oleh jaringan ikat harus yang banyak mengandung pembuluh kapiler sinusoid yang berasal dari embrional. Sel endokrin berintegrasi untuk mengatur dirinya dalam berbagai macam cara yang rumit dengan melibatkan sistem saraf.



Sistem saraf
Sistem endokrin
Sumber sinyal
Otak
Kelenjar endokrin
Sinyal
Neurotransmiter da potensial aksi
Hormone
Rute biasa
Saraf eferen
Darah
Kecepatan respons
Cepat
Lambet
Spesifisitas
Spesifik
Difus
Target
Tunggal
Ganda
Jenis efek
Efek segera
Pengendalian dan integrasi jangka panjang


2.2 HORMON
Hormon adalah penghantar (transmitter) kimiawi yang di lepasdari sel-sel khusus ke dalam aliran darah dan selanjutnya di bawa oleh sel-sel tanggap (responsive cells) tempat terjadinya khasiat tersebut (menurut starling).

Struktur kimiawi hormon dapat di golongkan menjadi bagian-bagian seperti berikut.
1.      Derivat asam amino. Di keluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal dari jaringan nervus medulla supraren dan neuro hipofisis, yang termasuk dalam hormone ini adalah epinefrin dan noorepinefrin hasil modifikasi dari asam aminotyrosin.
2.      Peptida/derivate peptide. Derivate peptide di buat oleh kelenjar buntu yang berasal dari jaringan alat pencernaan yaitu hipofisis bagaian depan (adenohipofisis), tiroid, para tiroid dan pancreas. Peptide bersikulasi bebas dalam plasma kurang lebih 5-10 menit.
3.      Steroid
Hormon steroid mempunyai inti cyclo-pentano perhidro phenantren, di buat oleh kelenjar buntu yang berasal dari mesotelium testis, ovarika, dan korteks supraren, lalu bersipulasi dalam plasma dan terikat pada transpor protein kira-kira 60-100 menit.
4.      Asam lemak.
Hormone prostaglandin satu-satunya hormon yang masuk kategori ini yang merupakan biosintesis dari dua asam lemak yaitu asam lemak arachidonic dan di-homo-gama-linolenik.
5.      Hormon perkembangan
Hormon yang memegang peranan dalam perkembangan dan pertumbuhan serta dalam biologi reproduksi, mulai dari kandungan sampai usia remaja. Hormone ini di hasilkan oleh kelenjar gonad.
6.      Hormon metabolisme
Proses homeostasis gula (glukosa) dalam tubuh diatur oleh bermacam-macam hormone diantaranya glucocorticoid, glucagon, dan katekolamin.
7.      Hormon Trofik
Hormone yang di hasilkan struktur khusus dalam pengaturan fungsi kelenjar endokrin yaitu kelanjar hifofisis yang dikategorikan sebagai hormone perangsang pertumbuhan yaitu Folikel Stimulating Hormon (FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis hormon penguning (Lutein Hormon).
8.      Hormon Pengatur metabolisme air dan mineral
Klasitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium fosfor dalam darah sehingga terjadi peningkatan eksresi kalsium, posfat, natrium, kalium, dan magnesium melalui ginjal.
9.      Hormon pengatur sistem kardiovaskular
Epinefrin (epinephrine) dihasilkan oleh kelenjar adrenal bagian medula. Efek dari hormon itu tergantung dari reseptor setiap organ tujuan, sebagai contoh pada jantung mengakibatkan peningkatan konduksi dan kontraksi jantung

2.3 MEKANISME KERJA HORMON
Kelenjar hifopisis adalah interaksi hormone dengan makro molekul spesifik di sebut reseptor hormon yang terdapat dalam sel jaringan. Reseptor hormone bisa berada di permukaan sel (cell surface reseptor) dan bisa dalam sitoplasma sel (interselular reseptor). Reseptor tersebut membentuk suatu komplek hormone reseptor yang akan mempengaruhi sel.
            Kelenjar endokrin terdiri atas kelnjar-kelenjar berikut ini.
1.      Kelenjar hipofisis
2.      Kelenjar tiroid
3.      Kelenjar paratiroid
4.      Kelenjar timus
5.      Kelenjar supra rental
6.      Kelenjar pientalis
7.      Kelenjar pankreatika
8.      Kelenjar kelamin
a.       Kelenjar testika
b.      Kelenjar ovarika

2.4 KELENJAR HIPOFISIS
            Kelenjar hipofisis adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tenggorokan (sela  ptursika), fossa pituitariaos sphenoid, besarnya kira-kira 10x13x6 mm dan beratnya sekitar 0.5 gram. Kelenjar ini memegang peranan penting dalam mengatur sekresi hormone dari semua organ endokrin, kegiatan hormone yang lain, dan mempengaruhi pekerjaaan keenjar yang lain. Fungsi hipofisis dapat diatur oleh susunan saraf pusat melalui hipotalamus yang dilakukan oleh sejumlah hormone yang dihasilkan hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat. Hormone-hormon yang mengatur fungsi hipofisis disebut hypophysiotropic hormone yang dihasilkan oleh sel-sel neuro sekretoris yang terdapat dalam hipotalamus. Kelenjar hipofisis mempunyai 3 lobus yaitu lobus anterior, lobus intermedia, dan lobus posterior.
Lobus Anterior (Adenohipofisis)
Berasal dari kantong rathke (2 tulang rawan) yang menempel pada jaringan otak lobus posterior menghasilkan sejumlah hormone yang bekerja sebagai pengendali produksi dari semua organ endoktrin yang lain.
Somatotropik hormone (Growth hormone)
Hormon somatotropik adalah hormone pertumbuhan yang berfungsi merangsang pertumbuhan tulang. Jaringan lemak dan visera penting pada individu yang masih muda untuk pertumbuhan. Efek tidak langsung merangsang hati untuk membentuk somatomedin (sekelompok peptida) untuk meningkatkan pertumbuhan tulang rawan dan kerangka serta meningkatkan sintesis protein, dan meningkatkan proliperasi sell.
 Factor-faktor yang meningkatkan sekresi GH adalah sebagai berikut :
a.       Keadaan yang memerlukan energy (menurunkan glukosa darah).
b.      Keadaan yang meningkatkan asam amino tertentu dalam darah.
c.       Rangsangan stres.
d.      Tidur.
Hormon tirotropik (thyroid Stimulating Hormon/TSH)
Hormon tirotropik (TSH) mengendalikan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormone tiroksin. Sel-selnya besar berbentuk polyhedral dan mengandung granula kecil yang berdiameter 50-100 nm. Fungsinya merangsang pembesaran tiroid, menambah ambilan (uptake) yodium dan menambah sintesis tiroglobulin.
Hormone adrenokortikotropik (ACTH)
Mengendalikan kelenjar suprarental dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarental. Selnya mengandung secretory granules berdiameter 375-550 nm, merupakan sel terbesar yang dapat ditemukan dalam sel-sel hipofisis. Sel ini menyintesis hormone ACTH dan betaliprotein, diproduksi dan disimpan dalam sel basopil hipofisis anterior, dan mempunyai efek terhadap suprarental dan ekstra adrenal.
Homon gonadothropin
Menghasilkan hormone-hormon berikut ini :
1.      Follicle stimulating hormone (FSH)
Sel-selnya berbentuk angular terdapat di seluruh hipofisis, mengandung sekretory granula diameter 275-375. FSH merangsang perkembangan folikel de grap dalam ovarium pembentukan spermatozoa pada testis merangsang gametogenesis laki-laki.
2.      Luteinizing hormone (LH)
Mengendalikan sekresi estrogen dan progesterone dalam ovarium, memengaruhi luteinisasi pada wanita. Hormone ini pada laki-laki disebut sebagai interstisial cell stimulating hormone (ICSH) yang memengaruhi produksi testosterone dalam testis.
Prolaktin atau Luteotropic hormone (LTH)
Hormon ini memulai dan mempertahankan laktasi dengan mempengaruhi langsung kelenjar-kelenjar susu di mamae. Prolaktin dihasilkan oleh sel-sel laktotrof  di hipofisis bagian depan  dengan bantuan hormone lain. Hormone ini mempunyai kemampuan untuk merangsang pertumbuhan payudara dan merangsang produksi air susu.
            Akibat pengaruh hormone estrogen, kadar prolaktin pada perempuan akan meningkat lebih tingggi sesudah menjadi perempuan dewasa (pubertas). Selama kehamiilan kadar prolaktin akan terus meningkat sejak dini sampai mendekati kelahiran. Setelah lahir kadar prolaktin akan mulai menurun. Sekresi prolaktin diatur dan diawasi hipotalamus.

Melanocyte Stimulating Hormone (MSH)
MSH dihasilkan oleh hipofisis pars intermedius dan didapati pada manusia dalam fase kehidupan fetus. Peran MSH dan  proses fisologinya berperan pada kulit.
Lobus posterior (Neurohipofisi)
Berasal dari evaginasi atau penonjolan dasar dari vetrikel otak. Ketiga lobus  ini menghasilkan hormone vasopressin atau arginen vasopressin.
Vassopresin atau Arginen Vaso Previn (APV),  adalah Anti Diuretik Hormon (ADH) yang bekerja melaluui reseptor-reseptor tubuli distaldari ginjal untuk menghemat air dan mengonsentrasi urine dengan menambah aliran osmotic dari lumina-lumina ke intestinum medular yang membuat kontraksi otot polos. Dengan demikian ADH memelihara konstannya osmolaris (konsentrasi larutan) dan volume cairan dalam tubuh.
Pengaturan sekresi vasoperin atau arginen vaso previn adalah sebagai berikut.
1.      Perubahan tekanan osmotic efek plasma (osmo reseptor ).
2.      Perubahan volume cairan (stress reseptor).
3.      Peningkatan osmolalitas (konsentrasi larutan) plasma dan penuruan volume plasma merangsang sekresi vasopressin.
4.      Penurunan osmolalitas dan peningkatan volume plasma menghambat sekresi vasopressin.
5.      Osmoreseptor (konsentrasi natrium) terdapat di hipotalamus dan stress reseptor sistem kardiovaskular bertekanan rendah dan tinggi.
6.      Rangsangan angiotensin II (senyawa peptidase), adrenalin, kortisol, estrogen dan progesterone, susunan saraf pusat, dan peningkatan suhu tubuh.
Lobus Intermedia
Bagian ini terpisah dari lobus anterior oleh sisa kantong ratkhe yang disebut celah ratkhe. Pada manusia sel lobus intermediatidak bergranula dan terkadang ditemukan juga koloid yang fungsinya tidak diketehui.
1.      Pars distalis
Bagian ini meliputi 75% dari kelenjar hipofisis yang hampir seluruhnya terbungkus dalam suatu kapsul fibrosa yang padat.
2.      Pars intermedia
Sebuah lapisan tipis sel-sel dan vesikel-vesikel yang mengandung koloid (lengketan partikel), berbentuk polygonal, kecil, berwarna pucat, dan bergranula.
3.      Pars tuberalis
Bagian ini membentuk suatu lapisan yang berhubungan erat dengan banyak pembuluh darah dan tersusun memanjang dalam kelompok korda yang pendek, membentuk kubodi, serta sitoplasmanya mengandung granula halus dan sejumlah glikogen.

4. Kromofil
Kromofil mudah terwarnai dan mudah dikenali pada sajian biasa. Pada sel ini, sitoplasma yang lebih besar dipenuhi  oleh granula spesifik, sedangkan yang kecil dipakiai untuk membedakan dua tipe asidofil.
a.       Asidofil alfa (orangeofil)
b.      Basofil (sel beta)
c.       Basofil delta
Neurohiofisis
Neurohipofisis menghasilkan dua macam hormone yaitu:
1.      Hormone oksitosin: dilepas dari ujung saraf, menyebabkan otot polos uterus berkontraksi dalam stadium akhir kehamilan, dan juga kontraksi sel mioepitel pada alveoli dan saluran keluar klenjar mamae.
2.      Hormone vasopressin: memengaruhi ginjal untuk memproduksi urine pekat. Dengan demikian hormone ini menahan air dengan meningkatkan permeabilitas tubulus distal dan duktus koligentis ginjal. Air meninggalkan tubulus dan duktus sehingga terjadi pemekatan urine.
2.5 KELENJAR TIROID
Tiroid merupakan kelenjar  yang terletak di dalam leher bagian bawah,  melekat pada tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan melekat pada dinding laring. Kelenjar ini terdiri atas dua lobbus (lobus dekstra dan lobus sinistra) yang saling berhubungan, masing-masing lobus tebalnya 2cm, panjang 4cm, dan lebar 2,5cm.
            Kelanjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin. Pembentukan hormone tiroid tergantung dari jumlah yodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh. Sumber utama untuk memelihara keseimbangan yodium adalam yoium dalam makanan dan minum.
Struktur Mikroskopis
Kelenjar ini terdiri atas folikel seperti kelenjar asiner berbanding selapis sel. Bila sedang aktif sel ini berbentuk kuboid yang tinggi, sedangkan bila sedang istirahat sel ini berbentuk pipih dan bagian tengah asinternya terisi koloid senyawa triglobulin, tirosin, dan hormone kelenjar tiroid.
Sekresi Hormon Tiroid
Hormone tiroid dari sel kelenjar memerlukan bantuan TSH untukendositosis koloid oleh mikrofil. Enzim proteolitik berfungsi untuk memecahkan ikatan hormone Triiodothyronine (T3) dan Tetrauodothyronine (T4) dari trigobulin kemudian melepas T3 dan T4 ke peredaran darah. Saat didistribusikan melalui plasma akan terikat pada protein plasma Protein Bound Iodine (PBI). Sebagian besar PBI T4 dan sebagian kecil PBI T3 akan terikat pada protein jaringan yang bebas dalam keadaan seimbang.
           
Reaksi yang diperlukan untuk seintesis dan sekresi hormone tiroid.
1.      Transpor aktif dari plasma ke dalam tiroid dan lumen dari folikel-folikel dibantu oleh Thyrotrop Stimulating Hormone (TSH).
2.      Dalam kelenjar tiroid, iodida dioksidasi sehingga menjadi iodine yang aktif dan dibantu oleh TSH.
3.      Idiotrosin mengalami perubahan kondensasi oksidaktif dengan bantuan peroksidase. Reaksi ini terjadi dalam molekul triglobulin dan membentuk iodothyronine di antara T4 dan T3 yang terikat pada tirosin dalam kelenjar tiroid dan didapat dalam bentuk tirosin.
4.      Tahap terakhir pelepasan iodothyronine yang bebas ke dalam darah, setelah trigobulin dipecah (hidrolisis) oleh suatu protesi, T4 dan T3 bebas dalam kelenjar tiroid dapat lepas dalam darah.
2.6 KELENJAR PARATIROID
Kelenjar paratiroid terletak diatas selaput yang membungkus kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid terdiri atas dua pasang (4 buah) yang terletak dibelakang tiap lobus dari kelenjar tiroid, masing0masing dua disebelah kiri dan dua disebelah kanan, besarnya setiap kelenjar kira-kira 5x5x3 mm dengan berat antara 25-30 mg. berat keseluruhan dari kelenjar paratiroid kurang lebih 120mg.
            Kelenjar paratiroid menghasilkan hormone paratiroksin yang merupakan suatu peptide yang terdiri atas 84 asam amino. Hormone paratiroksin adalah suatu kesatuan hormone yang diperlukan untuk menaikkan kalsium serum sebanyak 1 mg% dalam waktu 16-18 jam. Osteoblas dan fibroblast mempunyai reseptor utuk hormone paratiroid dilaksanakan secara tidak lansung.
            Setiap kelenjar paratiroid diliputi oleh sebuah simpati tipis yang memisahkanny dari kelenjar tiroid. Septa halus menjulur ke dalam kapsula membawa pembuluh darah dan saraf ke dalam kelenjar. Jaringan ikat simpai dan septa (sekat pemisah) mengandung sel lemak yang jumlahnya bertambah dengan bertambahnya usia. Folikel koloid terlihat kecil dan lebih banyak dijumpai pada usia tua.
            Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon, suatu protein yang terdir atas sebuah rantai polipeptida tunggal penting dalam pengatiran metabolisme kalsium. Pnurunan konsentrasi kalsium plasma akan diikuti peningkatan pengeluaran hormone dan akan menarik kalsium dari tulang. Kerja hormone ini disebabkan kemampuannya merangsang perubahan selosteogenik menjadi osteoklas, sedangkan  peningkatan konsentrasi kalsium aka menurunkan kadar ion fosfat. Hilangnya aktivitas kelenjar paratiroid mengakibatkan peningkatan kadar fosfat dalam darah.
2.7 KELNJAR TIMUS
Kelenjar terletak dalam rongga mediastinum di belakang os sternum di dalam rongga toraks kira-kira setinggi bifurkasi (struktur pemisah) trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas dua lobus. Pada bayi baru lahir, bentuknya sangat kecil, dan beratnya kira-kira gram. Ukurannya bertambah setelah masa remaja antara 30-40 gram dan setelah dewasa akan mengerut. Perkembangan timus bervariasi sesuai dengan umur seseorang, perkembangannya mencapai maksimum pada masa pubertas kemudian berangsur menyusut.timus memiliki dua lobus yang saling berhubungan secara erat dan bersatu dalam jaringan ikat. Sebuah lobus terdiri atas ribuan lobules yang masing-masing ada koteks dan medula . kelenjar timusmerupakan suber suatu factor yang dibawa darah untuk menginduksi diferensiasi sel induk limfosit yang mampu berpartisipasi dalam reaksi kekebalan.
            Di antara bukti tentang adanya aktifitas ednokrin pada timus ialah kenyataan bahwa timus peka terhadap hormone tiroid. Ukuran timus akan mengecilnya sementara kedewasaan kelamin bertambah. Hal ini disebabkan hambatan yang diberikan oleh steroid gonad. Steroid adrenal juga menghambat timus, pengaruh ini dipakai sebagai parameter untuk kortiksteroid.
Perkembangan Timus
Pertumbuhan timus pada mulanya mempunyai lumen sempit. Segera setelah menutup, terjadi proliferasi sel epitel dan berdiferensiasi. Sebagian dari sel tersebut berubah menjadi sel reticular epitel pada akhir bulan kedua kehamilan.
            Timosit atau limfosit dari sel mesenkim yang masuk ke dalam timusyang sedang barkembang. Limfosit berproliferasi cepat dan epitel berbah menjadi massa sel reticular. Pada saat terbentuk, lobules dan jaringan ikat akan membentuk septa (ikat pemisah) dan trabekula (jaringan penyambung).
2.8 KELENJAR SUPRARENALIS/ARENAL
Kelenjar suprarenalis berbentuk ceper dan terdapat pada bagian atas dari ginjal. Beratnya sekitar 5-9 gram dan berjumlah dua buah sesuai dengan jumlah ginjal. Kelenjar ini terdiri atas dua bagian yaitu bagian luar (korteks) yang berasal dari sel-sel mesodermal dan bagian sebelah dalam disebut medulla yang berasal dari sel-sel ektodermal.
            Berdasarkan perbedaan dari zat yang dihasilkan, fungsi dan peranan dalam mengatur kehidupan sel dalam tubuh juga berbeda. Bagian korteks menghasilkan hormone-hormon yang dikatergorikan sebagai hormone steroid, sedangkan bagian medulla menghasilkan katekolamin.
Korteks Adrenal
Bagian luar korteks adrenal kekuning-kuningan dan menghasilkan kortisol. Bagian luar disebut korteks karena atas sel-sel epitel besar yang berisi lipoid disebut foam cells dan terdiri atas zona glomeruloa (lapisan luar), zona fasikulata (lapisan tengah yang paling besar), dan zona retikularis (lapisan dalam langsung mengelilingi medulla). Pemeliharaan struktur tubuh dan aktivitas sekresi dari korteks suprarenal dipengaruhi  oleh ACTH dari lobus anterior hipofisis. Korteks adrenal menghasilkan hormone kortikostoroid dan hormone kelamin.
Kortikosteroid (Kortikoid)
Mengandung struktur dasar nucleus cyclopentano perhidropenantrane. Fungsi dari kortikosteroid adalah memproduksi sekitar 30 jenis kortikosteroid, tetapi hanya beberapa yang mempunyai aktivitas biologic yang jelas. Pengaturan sekresi glukokortikoid dirangsang oleh ATCH dari adenohipofisis. Melalui pengaruh trofiknya, ACTH mempertahankan struktur dan perdarahan korteks adrenal terutama pada zona fasikula dan zona retikularis.
Sekresi ATCH diatur oleh mekanisme umpan balik negative kortisol sedangkan kortikosteron langsung pada produksi ACTH di adenohipofisis melalui hipotalamus. Pada pagi hari sekresi ACTH akan naik dan menurun pada malam hari. Selain itu, stress meningkatkan sekresi ACTH dan sekresi kortisol.
Pengaturan mineralokortikoid adalah sebagai berikut.
1.      Rennin-angiotensin. Apabila volue darah atau tekanan darah ke ginjal menurun, sel junkta glomeralis ginjal akan merangsang untuk masuk ke dalam  rongga pengasingan yang ada di dalam.selama menjadi angitensin I dengan bantuan suatu jenis enzim diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II tersebut akan merangsang sel-sel zone gromerolus pada korteks adrenal untuk melepaskan aldosteron. Aldosteron akan meningkatkan retensi Na, Cl, dan air sehingga volume darah akan kembali normal.
2.      Kadar ion Na dan ion K plasma. Apabila ion Na plasma turun dan ion K plasma naik maka sekresi aldosteron akan meningkat.
3.      ACTH. Ada dalam dosis yang kecil dan perannya sangat kecil sekali. Dalam konsentrasi tinggi, ACTH dapat merangsang pelepasan aldosteron.
Kelainan minerlokortikoid antara lain:
1.      Insufisiensi adrenal. Pada infusiensi adrenal, Na banyak terbuang, sedangkan K diretensi sehingga kadar ion K plasma meningkat. Bila tidak segera di tanggulangi, kadar Na plasma akan menjadi sangat rendah, sama halnya dengan volume plasma sehingga tekanan darah akan turun dan mengganggu sirkulasi yang akhirnya aan terjadi syok.
2.      Hiperaldosteron.
a.      Primer: terjadi karena tumor sel zona glomerulosa yang menghasilkan aldosteron secara berlebihan disebut sindrom conn, yang ditandai dengan hipernatremia, hipertensi tanpa udema, hipokalemia, otot rangka lemah, dan artimia jantung.
b.      Skunder: peningkatan kadar rennin angiotensin karena dehidrasi yang diakibatkan oleh perdarahan, kegagalan jantung, dan sirosis hepatis.
Hormone Kelamin Korteks Adrenal
Mempunyai efek kortikosteroid, hormone androgenic, atau protein anabolic yang mempunyai struktur dan aktifitas yang menyerupai hormone seks. Andogren yang diekskresi oleh suprarenal adalah dehidroepiandosteron (DHEA) dan aldostero stenedion. Hormone ini menyebabkan retensi dari nitrogen, fosfor, kalium, natrium dan klorida dalam jumlah yang besar pada wanita. Sekresi dari hormone ini diatur oleh ACTH.
Efek hormone kelamin adalah sebagai berikut.
1.      Androgen: terutama 17 ketosteroid dehidroepiandrostreon di samping testosterone, pada keadaan fisiologik tidak mempunyai efek maskuliniasi yang berarti meningkatkan anabolisme protein dan merangsang pertumbuhan.
2.      Estrogen: pada keadaan fisiologis tidak mempunyai efek feminisasi yang berarti.
Kelainan fungsi korteks Adrenal dapat berupa hipofungsi dan hiperfungsi.
Hipofungsi: penyakit Addison (kerusakan seluruh zona)dengan tanda-tanda gabbungan yang disebabkan oleh kekurangan kortisol, aldosteron, dan androgen, disertai kelebihan ACTH.
Hiperfungsi: meliputi tiga sindroma yaitu sindroma Cushing, hiperaldosteronisme, dan sindrom androgenital dengan gejala maskulinisasi pada wanita dan feminisasi pada laki-laki.
Medula
Sel medulla berbentuk lonjong, tersusun dalam kelompok korda pendek dan saling beranastomosis, sel ini mempunyai inti besar, sitoplasmanya mengandung granula halus, dan mengandung sedikit ganglion autonom. Medulla terdiri atas sel-sel yang menghasilkan hormone epineferin dan norepineferin yang mengandung sel-sel ganglion simpatis dan kelenjar medulla adrenal. Kelenjar medulla adrenal dapat membentuk dan melepaskan adrenalin disamping noradrenalin. Dalam medulla adrenal norepinefrin akan diubah oleh enzim yang dirangsang oleh kortisol.
Pembentukan, Penyimpanan, dan Pelepasan Katekolamin
Pada dasarnya katekolamin (adrenalin dan noradrenalin) terbentuk melalui suatu hidrolisasi dan dekarboksilasi asam amino fenilanin dan tiroksin. Tiroksin ditranspor ke dalam sel yang menyekresi katekolamin di tonsil.
Pengaturan Sekresi Katekolamin
Perangsang sistem saraf simpatis dapat melepaskan noradrenalin dari ujung saraf simpatis dan melepaskan noradrenalin serta adrenalin dari kelenjar adrenal. Pada keadaan tertentu dapat merngsang pelepasan katekolamin dari medulla adrenal (keadaan darurat) dengan gejala-gejala sebagai berikut:
·         Marah dingin dan raa takut,
·         Keadaan glukosa plasma rendah (hipoglikemia),
·         Tekanan darah rendah (hipotensi),
·         Anoksia otak (kekurangan oksigen di otak),
·         Asfiksia (kekurangan oksgen),
·         Menningkatkan kadar angiotensin.
Efek Katekolamin
Penggiatan reseptor beta meningkatkan sintesa siklik AMP yang menimbulkan pengaruh inhibisi pada sel yang bersangkutan kecuali pada otot jantung erjadi sebaliknya yang dipengaruhi oleh reseptor alfa yang meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah (pengaruh vasokonstruksi dari noradrenalin), meningkatkan glikogeneis (meningkatkan gula darah), meningkatkan metabolisme oksidatif glukosa di dalam sel, dan meningkatkan pembentukan energy dan panas.

2.9 KELENJAR PIENALIS (EPIFISE)
Kelenjar pienalis terdapat di ventrikel otak, berbentuk kecil dengan  warna merah seperti sebuah cemara. Kelenjar ini menonjol dari mesensefalon ke atas dan kebelakang kolikus superior. Fungsi kelenjar ini belum diketahui dengan jelas. Kelenjar ini menghasilkan sekresi interna dalam membantu pancreas dan kelenjar kelamin berperan penting dalam mengatur aktivitas seksual reproduksi manusia. Kelenjar pienalis merupakan badan kecil berbentuk kerucut di hubungkan melalui suatu tangkai dengan atap ventikel III dan membentuk suatu simpai tipis yang mempunyai septa ke dalam organ dan membagi secara lengkap ke dalam lobules yang terdiri atas sel epiteloid disebut pinealosit.sel neurogila berperan sebagai unsure penyokong.
            Glandula pienalis diatur oleh rangsangan saraf yang ditimbulkan oleh cahaya yang terlihat oleh mata, menyekresi melatonin, dan zat-zat lain yang serupa lalu melewati aliran darah atau cairan ventrikel III ke glandula hipofisis anterior menghambat sekresi hormone gonadotropin dan gonad lalu berinvolusi.
            Pienalis menyekresi melatonin untuk memodifikasi fungsi kelenjar kelamin yang berhubungan dengan pengaturan waktu haid dan memberikan pengaruh pada perkembangan kelenjar kelamin untuk kematangan seksual.
2.10 KELENJAR PANKREAS
Pancreas adalah suatu alat tubuh yang berbentuk agak panjang terletak retroperitoneal dalam abdomen bagian atas, di depan vertebrata lumbalis I dan II. Kepala pancreas terletak dekat dengan kepala duodenum, sedangkan ekornya sampai ke limpa. Penkreas mendapat darh dari arteri lienalis dan arteri mesenterika superior. Duktus pankreatikus bersatu dengan duktus koledukus dan masuk ke duodenum. Pancreas menghasilkan dua kelanjar yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin.
            Pancreas menghasilkan kelenjar endokrin yang terdiri atas kleompok sel yang membentuk pulau-pulau langerhans. Pulau-pulau langerhans berbentuk oval dan tersebar di seluruh pancreas. Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans yang dibedakan atas granulasi dan pewarnaan, setengah dari sel ini menyekesi hormone insulin.
            Pulau-pulau menghasilkan 4 jenis sel.
a.       Sel-sel A (alfa). Sekitar 20-40% memproduksi glucagon menjadi factor hiperglikemik yang diranggsang oleh kadar gula yang rendah, mempunyai anti insulin like aktif, dan mengandung gelembung sekretorik dengan granula homogen kepadatan rendah. Glucagon melepaskan glukosa dengan glikogenesis sehingga dapat menaikan gula darah dan melepaskan peptide aktif termasuk hormone ATCH.
b.      Sel-sel B (beta). Sekitar 60-80% fungsinya membuat insulin. Sel ini banyak mengandung granula. Cirri khasnya dari sel ini adalahb terdapat kristaloid rhomboid yang merupakan pengghasil insulin. Selain itu, sel ini bekerja terhadap membrane sel untuk memudahkan transopr glukosa ke dalam sel sehinggga kadar gula darah menurun.
c.       Sel-sel C. sekitar 5-15% membuat somatostatin, tidak bergranula, dan berbentuk polygonal tak teratur. Inti sel ini berbentuk bundar dan terletak di tengah mitokondria, sedangkan yang berbentuk batang terletak dalam granula.
d.      Sel-sel D. sekitar 1% mengandung dan menyekresi pankreatik polipeptida. Sel ini berjumlah lebih sedikit dan terletak berdekatan dengan sel A. selain itu, sel tersebut berisi gelembung kecil dalam pulau langerhans di daerah kepala pancreas dan melepaskan somatostain yang dapat menghambat sekresi insulin dan glukosa.
Insulin
Merupakan protein kecil yang terdiri atas dua rantai asam amino yang satu sama lainnya dihubungkan oleh ikatan disulfide, sebelum dapat berfungsi ia harus berikatan dengan protein reseptor yang besar dalam membrane sel.
Pengaturan Sekresi Insulin
Sekresi insulin dikendalikan oleh kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah yang berlebihan akan merangsang sekresi insulin dan bila kada glukosa normal atau rendah maka sekresi insulin akan berkurang.glukosa masuk ke dalam darah tanpa dipengaruhioleh adanya insulin langsung dapat merangsang sekresi insulin, fruktosa merangsang insulin dalam derat sedang.
2.11 KELENJAR KELAMIN
Kelenjar Gonad
Kelenjar gonad adalah testis pada pria dan ovarium pada wanita. Kelenjar ini mempunyai fungsi endokrin dan reproduksi. Sebagai kelenjar endokrin, testis menghasilkan hormone seks yaitu androgen dan sperma, sedangkan ovarium menghasilkan estrogen dan progesterone untuk memproduksi sel telur.
            Gonad dan kelenjar-kelenjar asesoris pada waktu lahir mempunyai ukuran yang lebih kecil dan tidak berfungsi. Pada masa pubertas, kelenjar gonad menjadi aktif dan sifat kelaminsekunder ulai Nampak. Selain itu, juga terjadi peningkatan sekresi gonadotropin (FSH dan LH) yang merangsang perkembangan dan produksi kelenjar gonad. Peningkatan sekresi FSH dan LH disebabkan oleh kepekaan hipotalamus terhadap inhibisi (hambatan) steroid menurun.
Sistem Hormon Reproduksi Pria
Fungsi reproduksi pria dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu: 1) spermatogenesis untuk pembentukan sperma; 2) pelaksanaan kerja seksual, pengaturan fungsi seksula pria oleh berbagai hormone (fungsi endokrin) yang berhubungan dengan fungsi reproduksi adalah efek hormone seks pria pada organ seks tambahan: 3) metabolisme sel dan fungsi tubuh lain.
            Testis menghasilkan beberapa hormone seks pria yang dinamakan androgen. Salah satu diantaranya testosterone lebih banyak dan lebih kuat dari yang lain. Testosterone bertanggung jawab akan efek hormone pria. Testosterone dibentuk oleh sel interstisial leydig yang terletak pada intertisial antara tubulus seminalis ferus, sekresi androgen (hormone seks pria). Misalnya kelenjar adrenal menyekresi androgen dalam keadaan normal tidak menyebabkan sifat maskulinisasi yang bermakna.
Pengaturan Spermatogenesis
FSH merangsang spermatogenesis, sedangkan LH merangsang sekresi testosterone dan memmpertahankan spermatogenesis. Kerja FSH dan testosterone terlaksana dengan jalan merangsang sel sertoli untuk membentuk senyawa yang diperlukan untuk maturasi sperma. Sekresi FSH diatur melalui mekanisme umpan  balik negative yaitu peningkatan sekresi dari sel sertoli.
Efek Testosteron
1.      Pada janin: merangsang diferensiasi dan perkembangan alat genital kea rah pria, pengatur pola jantan (pria), dan pengontrolan hipotalamus terhadap sekresi gonadotropin setelah pubertas.
2.      Padapubertas: memengaruhi sifat kelamin sekunder yaitu perkembangan bentuk tubuh, perkembangan alat genital, distribusi rambut, pembesaran laring, dan sifat agresif.
Sistem Hormon Reproduksi Wanita
Funsi  seksual dan reproduksi wanita dibagi dalam dua fase yaitu persiapan tubuh untuk konsepsi dan kehamilan (periode kehamilan).
Sitem Hormone wanita
1.      Luteinizing hormone-releasing hormone (LHRH) / hormone releasing hipotalamus. Hormone dari hypothalamus dihasilkan di perikarion neuron hipotaamus, terikat oleh reseptor gonadotrofin untuk merangsang produksi hormone luteinizing dan merangsang follicle stimulating hormone dan penurunan produksi pelepasan gonadotrofin.
2.      Hormone hipofisis anterior yaitu FSH dan LH yang disekresi akibat respon terhadap releasing hormone di hypothalamus berfungsi untuk memicu seintesis steroid di ovarium.
Pembentukan reseptor LH: hormone disekresi akibat respon terhadap releasing hormone di hipotalamus untuk memicu sintesis steroid di ovarium. Pembentukan reseptor LH di lapisan granulose mulai terjadi apabila terdapat peningkatan konsentrasi gonadotrofin praovulasi meskipun belum terdapat ovulasi Lh yang dapat dijumpai dalam jumlah besar dalm sel-sel granulose dan zalir folikel, meletakkan dasar kerj korpus luteum selama fase luteal.
            Selama proses ovulasi, di dalam sel granulosa terjadi perubahan sintesis steroid dari estrogen menjadi progesterone. Pada proses pecahnya folikel sampai terjadinya ovulasi, vaskularisasi pada lapisan granulose akan meningkat sehingga jumlah progesterone juga akan meningkat dalam serum.
Hormone Ovarium (Estrogen dan Progesteron)
Disekresi oleh ovarium akibat respon terhadap dua hormone dari kelenjar hipofisis. Korpus luteum membuat steroid estrogen maupun progesterone merangsang pertumbuhan dan diferensiasi saluran reproduksi wanita serta struktur yang terpengaruh dengan bermacam-macam sistemik.
            Estrogen alami ynag menonjol adalah estradiol. Ovarium hanya membuat estradiol yang merupakan produk degradasi steroid-steroid pada wanita yang tidak hamil. Selama kehamilan estradiol diproduksi oleh plasenta. Estrogen beredar terikat pada protein plasma dan proses peningkatannya terdjadi dalam hati yang melaksanakan peran ganda dalam metabolisme estrogen. Urine wanita hamil banyak mengandung estrogen yang dihasilkan oleh plasenta. Mekanisme aksi estrogen berfungsi untuk mengatur ekresi gen tertentu dalam sel yang bekerja sebagai sasaran.
Khasiat Umum Estradiol adalah sebagai perangsang DNA melalui RNA sehingga terjadi peningkatan sintesis protein.
Khasiat Khusus Estradiol
1.      Pada serviks: produksi estradiol meningkatkan fase folikuler sekresi getah servik dalam mengubah konsentrasi getah pada saat ovulasi menjadi encer dan bening memperlama perjalanan spermatozoa.
2.      Pada vagina: estradiol memyebabkan perubahan selaput vagina, meningkatkan produksi getah dan kadar glikogen sehingga meningkatkan produksi asam laktat. Akibatnya nilai pH akan menjadi rendah sehingga memperkecil terjadinya infeksi dan mempersiapkan spermatozoa dalam genitalia wanita gar dapa menembus selubung ovum.
3.      Progesterone: senyawa-senyawa ini mempunyai aksi yang berfariasi terhadap organ reproduksi wanita dan dibawh kondisi psikologik sering bekerja secara sinergis dan estrogen. Akan tetapi terkadang juga bekerja saling menghambat (antagonistik). Steroid ini sangat penting dalam mempersiapkan uterus untuk implantasi blastositdalam memelihara kehamilan dan mengatur organ asesori selama siklus reproduksi. Met6abolisme progesterone yang utama di dalam urine ialah pregnandiol dan pregnantiol, senyawa ini dibuang sebagi gukorunid.
Khasiat Umum Progesteron: mempersiapkan tubuh untuk menerima kehamilan dan merupakan syarat mutlak untuk konsepsi dan implantasi, terjadi karena pengaruh estradiol menyintesis reseptor untuk progesterone.
Khasiat Khusus Progesteron
1.      Pada endometrium: perubahan sekretorik mencapai puncaknya pada hari ke-22 siklus haid normal. Apabila progesterone terlalu lama memengaruhi endometrium maka akan terjadi degenerasi sehingga tidak cocok menerima nidasi.
2.      Pada serviks: pengaruh progesterone mengurangi getah serviks dan melekul besar menjadi tebal sehingga porsio dan serviks menjadi sangat sempit dan getah serviks menjadi kental.
3.      Pada miometrium: menurunkan tonus miometrium sehingga kontraksi berjalan lambat. Pada kehamilan khasiat ini bermanfaat karena membuat uterus menjadi tenang.
4.      Relaksin: merupakan hormone larutan dalam air yang terdapat pada ovarium. Plasenta dan uterus memiliki aktifitas relaksin yang telah diisolasi dari ekstrak air ovarium yang dimurnikan sebagian ditemukan pada waktu bersamaan dengan adanya steroid ovarium.
Endokrinologi Kehamilan
Pada kehamilan, korpus luteum akan dipertahankan oleh Hormon Chorionic Gnadotropin (HCG) sampai 2 bulan kehamilan, selanjutnya fungsi korpus luteum akan diambil alih oleh plasenta.
1.      Estrogen: kadarnya meningkat dan dibentuk oleh sel-sel tropoblas plasenta. Plasenta tidak mempunyai enzim hidroksilase yang mengubah progesterone menjadi endro stenedion sehingga diperlukan DHEA yang dibentuk oleh janin dan diaromatisasikan menjadi estrogen. Fungsi estrogen pada kehamilan adalah untuk meningkatkan aliran darah utero-plasenta.
2.      Progesterone: dihasilkan oleh korpus luteum kehamilan kemudian dihasilkan olehbsel-sel tropoblas plasenta. Fungsi progesterone adalah menjaga miometrium dalam keadaan istirahat dan mencegah reaksi imunologik terhadap antigen asing.
3.      Hormone Chorionic Gonadotropin (HCG): konsentrasi mencapai puncak pada minggu ke-10 dan menurun paling rendah pada minggu ke-19-20 kehamilan. Fungsi hormone ini adalah mengatur produksi endrogen pada janin dan membentuk korpus luteum menstruasi menjadi korpus luteum kehamilan.
2.12 KELENJAR ENDOKRIN SISTEM REPRODUKSI
Hormone Wanita
1.      Hormone estrogen
Disekresi oleh sel-sel Trache intrafolikel ovarium, korpus luteum, dan plasenta. Sebagian kecil oleh korteks adrenal, estrogen mempermudah pertumbuhan folike ovarium dan meningkatkan tuba uterus, jumlah otot uterus, dan kadar protein kontraktik uterus.
Estrogen memengaruhi organ endokrindengan menurunkan sekresi FSH. Dalam beberapa keadaan, estrogen menghambat sekresi LH dan pada keadaan lain akan meningkatkan LH. Estrogen meningkatkan pertumbuhan duktus-duktus yang terdapat pada kelenjar mamae dan merupakan hormone feminisme wanita terutama disebabkan hormone androgen. Kerja estrogen pada uterus, vagina, dan beberapa jaringan lainnya berhubungan dengan interaksi dan reseptor protein dalam sitolasma sel.
Pengaruh terhadap organ seksual antara lain pembesaran ukuran tuba falopii, uterus, vagina, pengendapan lemak pada mons veneris, pubis, dan labia, serta mengawali ertumbuhan mamae. Selain itu, pengaruh lainnya adalah kelenjar mamae bekembang dan menghasilkan susu, tubuh berkembang dengan cepat, tumbuh rambut pada pubis dan aksila, serta kulit menjadi lembut.
2.      Hormone progesterone
Dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta. Hormone ini bertanggung jawabatas perubahan endometrium dan perubahan siklik dalam serviks dan vagina. Progesterone juga berpengaruh anti esterogenik pada sel-sel miometrium, menurunkan kepekaan otottersebut dan sensitivitas miometrium terhadap oksitosin dan aktivitas listrik spontan, miometrium sementara meningkatkan potensial membrane, serta bertangung jawab meningkatkan suhu basal tubuh pada saat ovulasi. Efek progesterone terhadap tuba falopii meningkatkan sekresi dan mukosa sedangkan pada kelenjar mamae meningkatkan perkembangan lobules dan alveolus kelenjar mamae, keseimbangan elektrolit, dan peningkatan sekresi air dan natrium.
3.      Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Mulai ditemukan pada gadis umur 11 tahun dan jumlahnya terus-menerus bertambah sampai dewasa. FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Pembentukan FSH ini akan berkurang pada pembentukan / pemberian estogrn dalam jumlah yang cukup dalam suatu keadaan yang terjadi pada kehamilan.
4.      Luteinizing Hormone (LH)
LH bekerja sama denga FSH menyebabkan terjadinnya sekresi estrogen dari folike de graaf. Lh juga menyebabkan penimbunan subtansi dari progesterone dalam sel granulosa. Apabila estrogen dibentuk dalam jumlah yang cukup besar akan menyebabkan pengurangan produksi FSH sedangkan produksi LH bertambah hingga trcapai suatu rasio. Produsi FSH dan LH dapat merangsang terjadinya ovulasi.
5.      Prolaktin
Ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi dan banyak ditemukan pada urine wanita hamil, masa lataksi, dan menopause. Hormone ini dibentuk oleh sel alfa (asidophil)dari lobus anterior kelenjar hipofisis. Fungsi hormone ini adalah untuk memulai mempertahankan produsi progesterone dari korpus luteum. Kelenjar hipofisis dirangsang dan diatur oleh pusat yang lebih tinggi yaitu hipotalamus untuk menghasilakan Gonadotrophin Releazing Factor Hormone (GRFH).
Siklus Seksual pada Pubertas
Bila lonjakan Lh praovulasi tidak cukup besar maka ovulasi tidak berlangsung.peristiwa ini disebut sebagai Anovulatorik. Variasi siklus seksual terus berlanjut tetapi mengalami perubahan dengan cara: tidak adanya ovulasi menyebabkan korpus luteum gagal berkembang akibatnya hampir tidak ada sekresi progesterone selama akhir dari siklus. Siklus akan memendek beberapa hari tetapi ritmenya terus berlanjut sehingga progesterone tidak dibutuhkan untuk mempertahankan siklus itu sendiri walaupun dapat mengubah ritmenya. Siklus anovulaktorik biasanya terjadi selama beberapa siklus pertama sesudah pubertas atau beberapa bulan bahkan tahunan sebelum menopause. Hal ini mungkin karena lonjakan hormone LH tidak cukup kuat untuk merangsang terjadinya ovulasi.
2.13 KELENJAR MAMAE
Kelenjar mamae pada wanita mulai berkembang pada permulaan masa pubertas (adolescens) pada umur 11-12 tahun. Kelenjar mamae tumbuh menjadi besar pada sebelah lateral linea aksilaris anterior/media, sebelah cranial ruang interkostalis III, dan sebelah kaudal ruang interkostalis VII-VIII.
Struktur Kelenjar Mamae
Terdapat diatas bagian luar fasia torakalis supervisialis di daerah jaringan lemak subkutis.
1.      Ke arah lateral sampai ke line aksilaris media.
2.      Medial melawati linea mencapai kelenjar mamae sisi yang lain.
3.      Ke arah bawah mencapai daerah aksila (lipatan ketiak)
Kelenjar mamae menyebar di sekita areola mamae dan mempunyai lobus sekitar 15-20 lobus. Tiap lobus berbentuk pyramid dengan puncak mengarah ke areola mamae. Masing-masing lobus dibatasi oleh septum yang terdiri atas jaringan fibros ayang padat. Serta jaringan ikat fibrosa terbentang dari kulit ke fasia pektoralis dan menyebar di antara jaringan kelenjar.
Tiap lobus kelenjar mamae mempunyai saluran keluar yang disebut duktus laktiverus yang bermuara ke papilla mamae. Pada daerah areola mamae duktus laktiverus melebar disebut  sinus laktiverus. Pada daerah terminalis lumen sinus ini mengecil dan bercabang-cabang ke alveoli. Diantara  jaringan kelenjar dan jaringan fibrosa ruangannya diisi oleh jaringan lemak yang membentuk postur dari mamae sehingga permukaan mamae terlihat rata. Bagian dalam kelenjar mamae dapat dipisahkan dengan mudah dari fasia dan kedudukan mamae mudah bergeser.
Pembuluh Darah Mamae
Berasal dari arteri mamaria interna dan arteri torakalis lateralis. Vena superfisialis mamae mempunyai banyak anastomosis dan bermuara ke vena mamaria interna dan vena torakalis interna/epigastrika, sebagian besar bermuara ke vena torakalis lateralis.
Pembuluh Limfe Mamae
1.      Aliran limfe superfisialis 75% mengalir ke saluran toraklais lateralis berjalan bersama arteri dan vena dipinggir lateral muskulus pektoralis mayor kemudian bermuara di nl. Aksilaris dan nl. Supra klavikularis.
2.      Aliran limfe profunda mengalir kedinding torak menembus muskulus pektoralis mayor bermuara ke nl. Pektoralis sepanjang arteri dan vena mamaria interna.
3.      Bagian medial aliran limfe subkutan berhubungan antara kedua mamae dan bermuara ke nl. Supra lklavikularis.
 BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan

Sistem endokrin semula tampakn sebagai sistem sederhana yang terdiri atas kelenjar yang mengeluarkan perantara kimiawi (cemical messenger), atau hormone, ke dalam darah tempat hormone akan diangkut ke sel sasaran spesifik di tempat jauh dan memacu timbulnya reaksi. Namun, sekarang jelas bahwa produsi hormone relative lebih rumit. Sebagian organ yang memiliki fungsi lain juga menghasilkan hormone. Sebagai contoh, jantung menghasilkan peptida natriuretik atrium (atrial natriuretic peptide, ANP), yang memengaruhi reabsorpsi natrium ginjal sehingga memengaruhi tekanan darah. Sebagian hormone dihasilkan oleh beberapa kelenjar berbeda, misalnya somatostatin, yang diproduksi oleh hipotalanus, pancreas, dan usus. Walaupun trofoblas adalah tempat utama pembentukan hCG, hormone ini juga dapat dihasilkan oleh jaringan lain, walupun dalam kosentrasi yang sangat rendah (Iles & Chard, 1991). Plasenta tampaknya mampu membentuk beragam hormone dan releasing factors yang berinteraksi dengan fisiologi ibid an janin. Sebagian zat, misalnya noradrenalin, dapat berfungsi baik sebagai hormone maupun neurotransmitter, bergantung pada modus pengeluaran dan apakah zat ini dikeluarkan oleh kelenjar atu saraf. Hipotalamus menghasilkan neurohormon yang penting dalam interaksi antara sistem endokrin dan sistem saraf.
Secara keseluruhan, sitem endokrin bekerja sama dengan sistem saraf:
·         Mengordinasikan keseimbangan homestatik
·         Mengatur berbagai sistem fisiologis, misalnya sistem pencernaan dan sistem reproduksi
·         Mempermudah diferensiasi jenis kelamin dalam stadium embriogenik dan manifestasi karakteristik seks sekunder pada masa pubertas
·         Memodifikasi dan menginduksi perubahan prilaku individu yang bersangkutan.
3.2  Saran
Selama kehamilan, di luar pertumbuhan janin, terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan jaringan di tubuh ibu yang dikendalikan oleh kerja hormone di dalam sistem ibu dan interaksi dengan hormone yang dihasilkan oleh kompleks. Sepanjang periode antenatal, perinatal, dan pascanatal, bidan harus mampu mengamati perubahan fisiologis ini dan memanfaatkan perubahan tersebut untuk membuat penilaian kemajuan dan kesejahteraan wanita hamil dan janinnya. Perlu diingat bahwa semua perubahan terjadi melalui kerja hormone di semua tingkat.

            

 DAFTAR PUSTAKA
Syaifudin. (2009). Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba medika.
Jane Coad, Melvyn Dunstall. (2007). Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta: EGC