Sabtu, 02 November 2013

PENGKAJIAN DATA FISIK dan PSIKOSOSIAL Serta RIWAYAT KESEHATAN IBU pada MASA NIFAS

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Masa nifas (puerpurium) adalah waktu yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat kandungan kembali seperti semula (sebelum hamil)dalam waktu kurang lebih 3 bulan. di mulai dengan kehamilan, persalinan dan di lanjutkan dengan masa nifas merupakan  masa yang kritis bagi ibu dan bayinya. Kemungkinan timbul masalah dan penyulit selama masa nifas. Apabila tidak segera ditangani secara efektif akan membahayakan kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. untuk  itu pemberian asuhan kebidanan kepada ibu dalam  masa nifas sangat perlu dilakukan yang bertujuan untuk  menjaga kesehatan ibu dan bayi, melaksanakan deteksi dini adanya komplikasi dan infeksi, memberikan pendidikan pada ibu serta memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan bayi.
Selama masa nifas ibu akan mengalami berbagai perubahan. Pelayanan atau asuhan merupakan cara penting untuk  memonitor dan mendukung kesehatan ibu nifas normal dan mengetahui secara dini bila ada penyimpangan yang ditemukan dengan tujuan agar ibu dapat melalui masa nifasnya dengan selamat dan bayi sehat.
Menurut Varney (1997), penatalaksanaan menajemen kebidanan sebagai proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode mengorganisasikan fikiran dan tindakan melibatkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja pengkajian data fisik dan psikososial yang harus diamati bidan pada ibu nifas?
2.      Bagaimana cara mendeteksi kelainan yang terjadi pada ibu nifas?
3.      Bagaimana apabila ibu nifas mengalami gangguan kesehatannya?
C.     Tujuan
1.      Agar mahasiswa mampu melakukan pengkajian data fisik dan psikososial pada ibu nifas yang datang ke tempat pelayanan kesehatan.
2.      Agar mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan yang komfrehensif dan sesuai asuhan yang harus di berikan pada ibu nifas.
3.      Agar mahasiswa dapat mendeteksi kelainan secara dini yang terjadi pada ibu nifas.
4.      Agar mahasiswa dapat melaksanakan skriningg yang komprehensif mendekati masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun pada bayinya.
5.      Agar dapat mendeteksi adanya penyimpangan dari kondisi yang normal
6.      Adar dapat dilakukan segera pada masa immediate postpartum, seperti: observasi tanda vital, keseimbangan cairan, pencegahan kehilangan darah yang abnormal dan eliminai urin.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengkajian Data Fisik dan Psikososial Masa Nifas
1.      Pengkajian Data Fisik Ibu nifas
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang klien, seorang bidan harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan klien dalam keadaan stabil. Untuk memperoleh data, dapat dilakukan melalui anamnesa. Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
Anamnesa dapat dilakukan dengan melalui dua cara, antara lain :
a.       Auto Anamnesa
Auto anamnesa merupakan anamnesa yang dilakukan kepada pasien secara langsung. Jadi, data yang diperoleh adalah data primer karena langsung dari sumbernya.
b.      Allo Anamnesa
Allo anamnesa adalah anamnesa yang dilakukan kepada kelluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini dilakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat.
Bagian-bagian dari anamnesa, antara lain :
a)      Data Subjektif
                                        I.            Biodata
Istri                                                         Suami
Nama          :........................                   Nama          :........................
Usia            :........................                   Usia            :........................
Agama        :........................                   Agama        :........................
Pendidikan :........................                   Pendidikan :........................
Pekerjaan    :........................                   Pekerjaan    :........................
Suku           :........................                   Suku           :........................
Alamat        :........................                   Alamat        :........................ 
                                     II.            Riwayat Pasien
a.       Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke pasilitas pelayanan kesehatan. Misalnya, ibi post partum normal ingin memeriksakan kesehatannya setelah persalinan. Contoh lain, ibu post partum patologis dengan keluhan demam, keluar darah segar dan banyak, nyeri dan infeksi luka jahitan, dan lain-lain.
b.      Riwayat Kebidanan
1)      Menstruasi
a)      Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Wania indonesia pada umumnya mengalami menarche sekitar 12 sampai 16 tahun.
b)      Siklus
Siklus menstruasi  adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
c)      Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya kita gunakan kriteria banyak, sedang dan sedikit. Jawaban yang diberiakan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun kita dapat kaji lebih kali menganti pembalut dalam sehari.
d)     Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi, misalnya nyeri hebat, sakit kepala sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak. Ada beberapa keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu.
2)      Gangguan kesehatan alat reproduksi
3)      Riwayat kehamilan, persalinan ,nifas,dan KB yang lalu


Anak ke
Kehamilan
Persalinan
Nifas
KB
Lama
Penyulit
Penolong
Tempat
BB
Bayi
Penyulit
Vit.
A
Tab
FE
Alat
kontrasepsi
Lama











                                                                                          
4)      Riwayat persalinan sekarang
Penolong
Tempat
Lama
Kala I
Lama
Kala II
Lama
Kala III
Perdarahan Kala IV
BB
Bayi
Jenis
Kelamin
Apgar Score
Ket.











c.       Riwayat Kesehatan
Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai’ penanda” (warning) akan adanya penyulit masa nifas. Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa nifas yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan mempengaruhi organ yang mengalami gangguan. Beberapa data penting  tentang  riwayat kesehatan pasien yang perlu kita ketahui adalah apakah pasien pernah atau sedang menderita penyakit, seperti jantung, diabetes melitus,ginjal,hipertensi/hipotensi dan hepatitis.
d.      Status Perkawinan
Ini penting untuk dikaji karena dari data ini kita akan mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan. Beberapa pertanyaan yang dapat ajukan antara lain sebagai berikut.
1)      Berapa tahun usia ibu ketika menikah pertama kali?
2)      Status pernikahan(sah/tidak)?
3)      Lama pernikahan?
4)      Ini adalah suami yang ke?
e.       Pola Makan
Ini penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil. Kita bisa menggali dari pasien tentang makanan yang disukai dan yang tidak disukai, seberapa banyak dan sering ia mengonsumsinya, sehingga jika kita peroleh data yang tidak sesuai dengan standar pemenuhan , maka kita dapat memberi klarifikasi dalam pemberian pendidikam kesehatan mengenai post partum. Beberapa hal yang perlu kita tanyakan pada pasien berkaitan dengan pola makan adalah sebagai berikut :
1)      Menu
Ini dikaitkan dengan pola diet seimbang bagi ibu post partum. Jika pengaturan menu makan yang dilakukan oleh pasien kurang seimbang  sehingga ada kemungkinan beberapa komponen gizi tidak akan terpenuhi, maka bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyusunan menu seimbang  bagi ibu. Kita dapat menanyakan pada pasien tentang  apa saja yang ia makan dalam sehari (nasi,sayur,lauk,buah,makanan selingan,dan lain –lain)
2)      Frekuensi
Data ini akan memberi petunjuk bagi kita tentang seberapa banyak asupan makanan yang dikonsumsi ibu.
3)      Jumlah perhari
Data ini memberiakan volume atau seberapa banyak makananyang ibu makan dalam waktu satu kali makan. Untuk mendapatkan gambaran total makanan yang ibu makan bidan dapat mengalikan dengan frekuensi makan dalam sehari.
4)      Pantangan
Ini juga penting untuk kita kaji karena ada kemungkinan pasien berpantang makanan justru pada makanan yang sangat mendukungan pemulihan fisiknya, misalnya daging, ikan atau telur.
f.       Pola Minum
Kita juga harus dapat memperoleh data dari kebiasaan pasien dalam memenuhi kebutuhan cairannya. Apalagi dalam masa nifas in take,  asupan cairan yang cukup sanagat dibutuhkan. Hal-hal yang perlu kita tanyakan kepada pasien tentang pola minum adalah sebagai berikut.
1)      Frekuensi
Kita dapat tanyakan pada pasien berapa kali ia minum dalam sehari, dan dalam sekali minum menghabiskan berapa gelas.
2)      Jumlah per hari
Frekuensi minum dikaliakan seberapa banyak ibu minum dalam sekali waktu minum akan didapatkan jumlah asupan cairan dalam sehari.
3)      Jenis minuman
Kadang pasien mengonsumsi minuman yang sebenarnya kurang baik untuk kesehatannya.
g.      Pola Istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu post partum. Oleh karena itu, bidan perlu menggali informasi mengenai kebiasaan pada ibu supaya bidan mengetahui hambatan yang mungkin muncul jika bidan mendapatkan data yang senjang tentang pemenuhan kebutuhan istirahat. Bidan dapat menanyakan tentang berapa lama ibu tidur disiang dan dimalam hari. Pada kanyataannya, tidak semua wanita mempunyai kebiasaan tidur siang, padahal tidur siang sangat penting untuk membantu mempercepat pemulihan kondisi fisiknya setelah melahirkan. Untuk instirahat malam, rata-rata waktu yang diperlukan adalah 6-8 jam.
h.      Aktivitas sehari-hari
Bidan perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien karena data ini memberikan gambaran kepada bidan tentang seberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan pasien dirumah. Jika kegiatan pasien terlalu berat dikhawatirkan dapat menimbulkan kesulitan post partum maka bidan akan memberikan peringatan seawal mungkin pada pasien untuk membatasi dahulu kegiatannya sampai ia sehat dan pulih kembali. Aktivitas yang terlalu berat dapat menyebabkan perdarahan per vagina.
i.        Personal Hygine
Data ini perlu kita kaji karna bagaimanapun juga hal ini akan mempengaruhi kesehatan pasien dan bayinya. Jika pasien mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya, maka bidan harus dapat memberikan bimbingan mengenai cara perawatan kebersihan diri dan bayinya sedini mungkin. Beberapa kebiasaan yang di lakukan dalam perawatan kebersihan diri dan bayinya sedini mungkin. Beberapa kebiasaan yang di lakuakn dalam perawatan kebersihan diri di antaranya dalah sebagai berikut :
1)      Mandi
Kita dapat menanyakan kepada pasien berapa kali ia mandi dalam sehari dan kapan waktunya (jam berapa mandi pagi dan sore)
2)      Keramas
Pada beberapa wanita ada yang kurang peduli dengan kebersiahan rambutnya karna mereka beranggapan keramas tidak begitu berpengaruh terhadap kesehatan. Jika kita menemukan pasien yang seperti ini, maka kita memberikan pengertiaan kepadanya bahwa keramas harus selalu di lakukan ketika rambut kotor karna bagian kepala yang kotor merupakan tempat yang mudah menjadi sumber infeksi. Kepala akan terasa gatal, yang secara sepontan tangan akan menggaruk-garuk kepalanya yang gatal, padahal saat itu ia juga harus selalu menyentuh kulit bayinya jika menyusui atau mengganti popoknya. Kulit bayi yang masih sensitif akan mudah iritasi dan infeksi akan mudah tertular dari tangan ibunya yang tidak bersih.
3)      Ganti baju dan celana dalam
Ganti baju minimal sekali dalam sehari sedangkan celana dalam minimal dua kali. Namun jika sewaktu-waktu baju dan celana dalam sudah kotor, sebaiknya segera di ganti tanpa harus menunggu waktu untuk ganti berikutnya.
4)      Kebersihan kuku
Kuku ibu post partum harus selalu dalam keadaan pendek dan bersih, kuku selain sebagi tempat yang mudah untuk bersarangnya kuman sumber infeksi, juga dapat menyebabkan trouma pada kulit bayi jika terlalu panjang.  Kita dapat menanyakan kepada pasien, setiap berapa hari ia memotong kukunya, atau apakah ia selalu memanjangkan kukunya supaya terlihat menarik.
j.        Aktivitas Seksual
Walupun ini adalah hal yang cukup privasi bagi pasien bidan harus menggali data dari kebiasaan ini, karna terjadi beberapa kasus keluhan dan aktifitas sexual yang cukup menggangu pasien namun ia tidak tahu kemana harus berkonsultasi. Dengan teknik komunikasi yang senyaman mungkin bagi pasien, bidan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan aktifitas sexual, melalui pertanyaan berikut ini :
1)      Frekuensi
Kita tanyakan berapa kali melakukan hubungan seksual dalam seminggu.
2)      Gangguan
Kita tanyakan apakah pasien mengalami gangguan ketika melakukan hubungan sexual, misalnya nyeri saat berhubungan, adanya ketidak puasan dengan suami, kurangnya keinginan untuk melakukan hubungan dan lain sebagainya. Jika kita mendapatkan data-data tersebut di atas maka sebaiknya kita membantu pasien untuk mengatasi permasalahannya dengan konseling lebih intensif mengenai hal ini.
k.      Keadaan Lingkungan
Keadaan lingkungan sangat mempengaruhi status kesehatan kelurga. Beberapa data yang bisa kita gali untuk memastikan keadaan kesehatan keluarga antara lain sebagai berikut :
1)      Fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK)
Kita dapat menanyakan pada pasien tentang kebiasaannya membuang air besar dan kecil sehari-hari. Jika keluarga tidak mempunyai fasilitas MCK pribadi, apakah di sekitar tempat tinggal mereka ada fasilitas MCK umum, atau mungkin mereka biasa buang air besar dan kecil di sungai.
2)      Letak tempat tinggal dekat dengan kandang ternak atau tidak
Kandang ternak yang dekat dengan tempat tinggal sangat memungkinkan menjadi sumber penularan berbagai macam penyakit. Terlebih jika kotoran hewan ternak tidak secara rutin di bersihkan. Kita harus waspada akan bahaya penyakit infeksi yang awal penularannya melalu feses hewan. Kita juga harus mengkaji jika keluarga pasien memelihara ternak, pastika bahwa debu sisa pakan ternak dan kotorannya tidak akan menggangu pernapasan bayi.
3)      Polusi udara
Kita kaji apakah tempat tinggal pasien berada di pemukiman yang tingkat polusi udaranyah tinggi. Untuk mengurangi tingkat polusi kita dapat menganjurkan pasien untuk menanam pohon di depan rumahnhya, meskipun hanya memakai pot jika lahannya terbatas.
4)      Keadaan kamar
Kamar yang sehat adalah kamar yang sirkulasi udaranya lancar dengan ventilasi udara yang memungkinkan cahaya matahari masuk ke dalam kamar. Kamar yang lembab kurang baik untuk kesehatan bayi.
l.        Respons Keluarga terhadap Kelahiran Bayi
Bagaimanapun juga hal ini sangat penting untuk kenyamanan psikologis ibu. Adanya respon yang positif dari keluarga terhadap kehamilan akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima perannya. Dalam mengkaji data ini kita dapat menanyakan langsung kepada pasien dan keluarga.  Ekpresi wajah yang mereka tampilkan juga dapat memberikan petunjuk kepada kita tentang bagaiman respon mereka terhadap kelahiran ini. Pada beberapa kasus sering kita jumpai tidak adanya respon yang positif dari keluarga dan lingkungan pasien karena adanya permasalahan yang mungkin tidak mereka ceritakan kepada kita. Jika hal itu terjadi, bidan sebisa mungkin dapat berperan dalam mencari beberapa alternatif solusi.
m.    Respons Ibu terhadap Kelahiran Bayinya
Dalam mengkaji data ini kita dapat menanyakan langsung kepada pasien mengenai bagaiman perasaannya terhadap kelahiran bayinya. Pertanyaan yang dapat kita ajukan misalnya, “bagaimana mbak perasaannya dengan kelahiran anaknya ini?”
n.      Respons Ayah Terhadap Bayi
Untuk mengetahui bagaimana respons ayah terhadap kehamilan ini kita dapat menanyakan langsung kepada suami pasien atau dapat juga kepada pasien sendiri. Data mengenai respons ayah ini sangat penting karna dapat kita jadikan sebagai salah satu acuan mengenai bagaimana pola kita dalam meberikan asuhan kepada pasien dan bayinya. Jika suami pasien memberikan respon yang positif terhadap istri dan anaknya maka akan memberikan kemudahan bagi kita untuk melibatkannya dalam memberika perawatan.
o.      Pengetahuan Ibu Terhadap Perawatan Bayi
Data ini dapat kita peroleh dari beberapa pertanyaan yang kita ajukan kepada pasien mengenai perawatan bayi. Pengalaman atau riwayat kehamilannya yang lalu dapat pula kita jadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyimpulkan sejauh mana pasien mengtahui  tentang perawatan kehamilan ini dan perawatan bayi. Biasanya, dalam pengkajian ini pasien akan langsung mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan oleh pasien akan idan jadikan sebagai acuan dalam memberikan pendidikan kesehatan.
p.      Perencanaan KB
Meskipun pemakaian alat kontrasepsi masih lama, namun tidak ada slahnya jika bidan mengkaji lebih awal agar pasien mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai pilihan beberapa alat kontrasepsi. Bidan juga dapat memberikan penjelasan menganai alat kontrasepsi tertentu yang sesuai dengan kondisi dan keinginan pasien.
q.      Pengetahuan Ibu Tentang Keadaannya dan perawatannya
Penting untuk di ketahui pasien mengenai keadaannya dan perjalanan perawatannya. Hal ini dimaksudkan agar pasien dapat kooperatif dalam menjalankan program perawatan.
r.        Adat Istiadat yang Berkaitan Dengan Masa Nifas
Untuk mendapatkan data ini, bidan sangat perlu untuk melakukan pedekatan terhadap keluarga pasien, terutama orang tua. Hal penting yang biasanya meraka anut kaitannya dengan masa nifas adalah menu makanan untuk ibu nifas, misalnya ibu nifas harus pantang makanan yang berasal dari daging, ikan, telur, dan goreng-gorengan karena dipercaya akan menghambat penyembuhan luka persalinan dan makanan ini akan membuat ASI menjadi lebih amis.
Adat ini akan sangat merugikan pasien karena justru pemulihan kesehatannya akan terhambat. Dengan banyaknya jenis makanan yang harus ia pantang maka akan mengurangi juga nafsu makannya sehingga asupan makanan yang seharusnya lebih banyak dari biasanya malah semakin berkurang. Produksi ASI juga akan berkurang karena volume ASI sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang kualitas dan kuantitasnya cukup.
b)      Data Objektif
Untuk melengkapi data dalam menegakkan diagnosa, bidan harus melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi yang bidan lakukan secara berurutan.
Langkah-langkah pemeriksaannya yaitu sebagai berikut  :
a.       Keadaan Umum
Untuk mengetahui data ini, bidan perlu mengamati keadaan pasien secara keseluruhan. Hasil pengamatan akan bidan laporkan dengan kriteria :
                                                     i.      Baik
Pasien dimasukan dalam kriteria ini jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara fisik pasien tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan.
                                                   ii.      Lemah
Pasien dimasukan dalam kriteria ini jika ia kurang atau tidak memberikan respons yang baik terhadap lingkungan dan orang lain., serta pasien sudah tidak mampu untuk berjalan sendiri.
b.      Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, bidan dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan coma (pasien tidak dalam keadaan sadar).
c.       Tanda-tanda vital
                                                     i.      Tekanan Darah
Tekanan darah normal yaitu < 140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari pos partum..Setelah persalinan sebagian besar wanita mengalami peningkatan tekananan darah sementara waktu.Keadaan ini akan kembali normal selama beberapa hari.Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukkan adanya perdarahan post partum. Sebaliknya bila tekanan darah tinggi,merupakan petunjuk kemungkinan adanya pre-eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas.Namun hal ini seperti itu jarang terjadi.
                                                   ii.      Nadi
Nadi berkisar antara 60 – 80 x / menit. Denyut nadi di atas 100  x / menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi , hal ini salah satunya bisa diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebihan . Jika takikardi tidak disertai panas kemungkinan disebabkan karena adanya vitium kordis. Beberapa ibu postpartum kadang – kadang mengalami bradikardi puerperal , yang denyut nadinya mencapai serendah – rendahnya 40 sampai 50 x / menit , beberapa alasan telah diberikan sebagai penyebab yang mungkin  , tetapi belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hal itu adalah suatu kelainan .
                                                 iii.      Pernapasan
Pernafasan normal yaitu 20-30 x/menit.Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal.Mengapa demikian, tidak lain karena ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam  kondisi istirahat.Bila ada respirasi cepat pospartum (> 30 x/mnt) mungkin karena adanya ikutan dari tanda-tanda syok.
                                                 iv.      Suhu
Peningkatan suhu badan mencapai 37,5ºC  pada 24 jam pertama masa nifas pada umumnya  disebabkan oleh dehidrasi ,yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan , selain itu bisa juga disebabkan karena isirahat dan tidur yang diperpanjang selama awal persalinan . Tetapi pada umumnya setelah 12 jam post partum suhu tubuh kembali normal. Pada hari ke 4 setelah persalinan biasanya suhu ibu bisa naik sedikit kemungkinan disebabkan dari aktivitas payudara.Bila kenaikan mencapai lebih dari 38 C pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya, harus diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.
d.      Payudara
Pada payudara terjadi proses laktasi. Dalam hal melakukan pengkajian data fisik lakukan perabaan payudara apakah terdapat benjolan, pembesaran kelenjar atau abses, serta bagaimana keadaan putting susu ibu apakah menonjol atau tidak,apakah payudara ibu ada bernanah atau tidak
e.       Uterus
                                                     i.      Periksa tinggi fundus uteri apakah sesuai dengan involusi uteri atau tidak
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba TFU atau Tinggi Fundus Uteri, yaitu sebagai berikut :
1.      Pada saat bayi lahir, fundus uteri setinggi pusat dengan berat 1000 gram
2.      Pada akhir kala III, TFU teraba 2 jari dibawah pusat
3.      Pada 1 minggu post partum, TFU teraba pertengahan pusat simpisis dengan berat 500 gr
4.      Pada 2 minggu post partum, TFU teraba di atas simpisis dengan berat 350 gram
5.      Pada 6 minggu atau 40 hari post partum, fundus uteri mengecil (tidak teraba) dengan berat 50 gram.
                                                   ii.      Apakah kontraksi uterus baik atau tidak
                                                 iii.      Apakah konsistensinya lunak atau keras
                                                 iv.      Apabila uterus awalnya berkontraksi dengan baik maka pada saat palpasi tidak akan  tampak peningkatan aliran pengeluaran lochea.Bila sebelumnya kontraksi uterus tidak  baik dan konsistensinya lunak,palpasi akan menyebabkan kontraksi yang akan  mengeluarkan bekuan darah yang terakumulasi,aliran ini pada keadaan yang normal akan berkurang dan uterus menjadi keras
Tabel berikut ini menggambarkan perubahan – perubahan yang normal  di dalam uterus selama masa nifas
Bobot Uterus
Diameter Uterus
Palpasi Serviks
Pada akhir Persalinan
900 gram
12,5 cm
Lembut / Lunak
Pada akhir minggu ke 1
450 gram
7,5 cm
2 cm
Pada Akhir minggu ke 2
200 gram
5,0 cm
1 cm
Sesudah Akhir 6 minggu
60 gram
2,5 cm
Menyempit

f.       Kandung kemih
Jika kandung kemih ibu penuh,maka bantu ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya dan anjurkan ibu agar tidak menahan apabila terasa BAK.Jika ibu tidak dapat berkemih dalam 6 jam post partum,bantu ibu dengan cara menyiramkan air hangat dan bersih ke vulva dan perineum ibu.Bila berbagai cara telah dilakukan namun ibu tetap tidak bisa berkemih,maka mungkin perlu dilakukan pemasangan kateterisasi.Setelah kandung kemih dikosongkan,maka lakukan massase pada fundus agar uterus berkontraksi dengan baik.
g.      Ekremitas Bawah
Pada pemeriksaan kaki apakah ada:Varises,oedema,Reflek patella,nyeri tekan  atau panas pada beti.Adanya tanda Homan,caranya dengan meletakkan 1 tangan pada lutut ibu dan di lakukan tekanan ringan agar lutut tetap lurus.Bila ibu merasakan nyeri pada betis dengan tindakan tersebut,tanda Homan (+).
h.      Genetalia
                                                     i.      Periksa pengeluaran lochea,warna,bau dan jumlahnya
                                                   ii.      Hematom vulva (gumpalan darah)
                                                 iii.      Lihat kebersihan pada genitalia ibu
                                                 iv.      Ibu harus selalu menjaga kebersihan pada alat genitalianya karna pada maa nifas ini ibu sangat mudah sekali untuk terkena infeksi
i.        Perineum
Pada pemeriksaan perineum sebaiknya ibu dalam posisi dengan kedua tungkai dilebarkan.saat melakukan pemeriksaan perineum periksalah jahitan laserasinya. Sebelum melakukan pemeriksaan jahitan laserasinya,terlebih dahulu bersihkan pada bagian jahitan laserasi dengan kasa yang dikasih betadine supaya jahitan terlihat tampak lebih jelas dan kemudian lihatlah :
                                                      i.      Oedema atau tidak
                                                     ii.      Hemoroid pada anus
                                                   iii.      Hematoma (Pembengkakan jaringan yang isinya darah)
j.        Lokhea
Lochia mengalami perubahan karena proses involusi yaitu Lochia  Rubra , serosa dan alba
1.      Lochia rubra
Lochia ini muncul pada hari pertama sampai keempat masa post partum , warnanya merah dan mengandung darah dari perobekan / luka pada bekas implantasi placenta dan serabut dari desidua dan chorion
2.      Lochia serosa
Lochia ini warnanya kecoklatan dan muncul pada hari kelima sampai hari kesembilan ,    mengandung lebih sedikit darah , dan lebih banyak serum , juga terdiri dari leukosit dan robekan atau laserasi placenta
3.      Lochia Alba
Muncul pada hari kesepuluh dan berkurang dalam minggu berikutnya , warnanya lebih   pucat , putih kekuningan dan mengandung leukosit , selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati
2.      Pengkajian data psikososial
Respons ibu dan suami terhadap kelahiran bayi Pola hubungan ibu, suami dan keluarga Kehidupan spiritual dan ekonomi keluarga Kepercayaan dan adat istiadat. Adaptasi psikologi ibu setelah melahirkan, pengalaman tentang melahirkan, apakah ibu pasif atau cerewet, atau sangat kalm. Pola koping, hubungan dengan suami, hubungan dengan bayi, hubungan dengan anggota keluarga lain, dukungan sosial dan pola komunikasi termasuk potensi keluarga untuk memberikan perawatan kepada klien. Adakah masalah perkawinan, ketidak mampuan merawat bayi baru lahir, krisis keluarga.
Blues     : Perasaan sedih, kelelahan, kecemasan, bingung dan mudah menangis.
Depresi : Konsentrasi, minat, perasaan kesepian, ketidakamanan, berpikir obsesif, rendahnya emosi yang positif, perasaan tidak berguna, kecemasan yang berlebihan pada dirinya atau bayinya, sering cemas saat hamil, bayi rewel, perkawinan yang tidak bahagia, suasana hati yang tidak bahagia, kehilangan kontrol, perasaan bersalah, merenungkan tentang kematian, kesedihan yang berlebihan, kehilangan nafsu makan, insomnia, sulit berkonsentrasi.
Kultur yang dianut termasuk kegiatan ritual yang berhubungan dengan budaya pada perawatan post partum, makanan atau minuman, menyendiri bila menyusui, pola seksual, kepercayaan dan keyakinan, harapan dan cita-cita.
B.     Riwayat kesehatan Ibu
1.      Riwayat kesehatan yang lalu
Kaji apakah ibu pernah atau sedang menderita penyakit yang dianggap berpengaruh pada kondisi kesehatan saat ini. Misalnya penyakit-penyakit degeneratif (jantung DM, dll), infeksi saluran kencing.
2.      Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga
Kaji apakah didalam silsilah keluarga Ibu mempunyai penyakit keturunan. Misalnya penyakit ashma, Diabetes Melitus  dan penyakit keturunan lainnya.
3.      Riwayat penyakit menular dalam keluarga
Kaji apakah keluarga ibu mempunyai riwayat penyakit menular. Misalnya TBC, hepatitis dan HIV/AIDS.
4.      Riwayat KB dan Perencanaan Keluarga
Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang kontrasepsi, jenis kontrasepsi yang pernah digunakan, kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau rencana penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.
5.      Kebiasaan Sehari-Hari
a.       Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan (Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), frekuensi, konsumsi snack (makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah, dan frekuensi.
b.      Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum).
c.       Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine karena rasa talut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet.
d.      Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tatarias rambut dan wajah.
e.       Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan, kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan menyusui.
f.       Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan relaks.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Proses manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien (Varney. 1997)
Manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah varney yang berurutan, yang dimulai dengan pengumpulan data sampai dengan evaluasi. Proses ini bersifat siklik atau dapat berulang, dengan tahap evaluasi sebagai data awal pada siklus berikutnya.
Manajemen kebidanan pada masa nifas merupakan salah satu asuhan yang diberikan oleh bidan kepada ibu nifas yang bertujuan untuk memonitor atau untuk melihat perkembangan yang terjadi pada ibu pasca persalinan atau ibu post partum agar apabila ada suatu permasalahan yang tejadi pada ibu dapat segera tertangani. Dan biasanya kebanyakan ibu pasca melahirkan atau post partum mengalami masa post partum blues dimana bidan harus memberikan asuhan agar ibu dapat mengatasi masalahnya tersebut.
B.     Saran

Pada manajemen kebidanan tersusun dengan menggunakan tujuh langkah varney dimana dimulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi, dimana bidan dituntut untuk mengeluarkan keterampilan pendekatannya kepada ibu agar ibu dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya dan agar ibu dapat diberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan ibu. Bidan harus melakukan pengkajian secara benar dan dapat memberikan asuhan yang di butuhkan oleh ibu nifas karena masa nifas adalah masa yang sangat penting, jadi tenaga kesehatan harus mampu melakukan pemantauan dan memberikan asuhan yang diperlukan oleh ibu masa nifas, karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami masalah.

Tidak ada komentar: