Sabtu, 02 November 2013

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR DALAM 24 JAM PERTAMA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Asuhan Bayi Baru Lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan (Bari Syaifuddin,Abdul:2002).
Penanganan dilakukan sejak kepala mulai keluar dari jalan lahir, yaitu dengan melakukan pembersihan lendir serta cairan yang berada disekitar mulut dan hidung dengan kapas dan kain kasa steril. Bayi sehat akan menangis dalam 30 detik, Tidak perlu dilakukan apa-apa lagi, karena bayi sudah bernafas spontan dan warna kulitnya kemerah-merahan. (Bari Syaifuddin,Abdul : 2006).
Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
·         Menangis kuat.
·         Frekuensi nadi >100.
·         Warna kulit kemerah-merahan.
·         Tanus otot bagus (Gerak aktif).
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakan penatalaksanaan Bayi Baru Lahir?
2.      Bagaimanakan penatalaksanaan atau asuhan yang terjadi pada Bayi Baru Lahir dalam 24 jam pertama kelahirannya?
C.     Tujuan
1.      Agar mahasiswa mengetahui atau mampu menjelaskan kembali penatalaksanaan Bayi Baru Lahir
2.      Agar mahasiswa mengetahui dan dapat menjelaskan kembali asuhan atau penatalaksanaan pada Bayi Baru Lahir dalam 24 jam pertama kelahirannya.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR
1.      Persalinan Bersih dan Aman
Yaitu dengan menyediakan perlengkapan alat-alat di kamar bersalin diantaranya  adalah :
a.       Alat penghisap lendir (Mucus Extractor)
b.      Tabung oksigen dengan alat pemberi oksigen
c.       Alat pemotong dan pengikat tali pusat
d.      Tanda pengenal bayi
e.       Tempat tidur bayi atau inkubator dengan keadaan hangat dan steril
f.       Lain-lain : kain, kasa, baju steril serta obat antiseptik
g.      Termometer dan stopwacth
h.      Tempat atau ruang dalam keadaan hangat dan terang
2.      Membersihkan Jalan Nafas (Inisiasi Pernafasan Spontan)
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila tidak langsung menangis penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara :
a.       Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat
b.      Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
c.       Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tengah yang dibungkus kasa steril
d.      Berikan rangsangan taktil dengan cara menepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar (handuk). Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis.
3.      Potong Tali Pusat
a.       Klemlah tali pusat dengan buah klem, pada titik kira-kira 2 cm dan 3 cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira-kira 1 cm diantara klem-klem tersebut).
b.      Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri anda.
c.       Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat, ganti sarung tangan anda bila ternyata sudah kotor. Potonglah tali pusatnya dengan pisau atau gunting yang steril dan Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).
d.      Periksa tali pusat setiap 15 menit, apabila masih terjadi pendarahan, lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat (Bari Syaifuddin,Abdul : 2002).
4.      Evaluasi Nilai APGAR
Kata APGAR diambil dari nama belakang penemunya yaitu Dr. Virginia Apgar, seorang ahli anak sekaligus ahli anestesi. Skor ini dipublikasikannya pada tahun 1952. Pada tahun 1962,  seorang ahli anak bernama Dr. Joseph Butterfield membuat akronim dari kata APGAR yaitu Appearance (warna kulit), Pulse (denyut jantung), Grimace (respons refleks), Activity (tonus otot), dan Respiration (pernafasan).  Evaluasi ini digunakan mulai 5 menit pertama sampai 10 menit. Hasil pengamatan masing-masing aspek dituliskan dalam skala skor 0-2.
Skala pengamatan APGAR skor                                   
Aspek pengamatan bayi baru lahir
Skor
0
1
2
Appeareance/warna kulit
Seluruh tubuh bayi berwarna kebiruan atau pucat.
Wana kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna kebiruan.
Warna kulit seluruh tubuh normal.
Pulse/nadi
Denyut jantung tidak ada.
Denyut jantung < 100 kali per menit.
Denyut jantung > 100 kali per menit
Grimace/respon refleks
Tidak ada respon terhadap stimulasi.
 Wajah meringis saat distimulasi.
Meringis, menarik, batuk, atau bersin saat stimulasi
Activity/ tonus otot
Lemah, tidak ada gerakan.
Lengan dan kaki dalam posisi fleksi dengan sedikit gerakan.
Bergerak aktif dan sponyan.
Respiratory/pernafasan
Tidak bernafas, pernafasan lambat dan tidak teratur.
Menagis lemah, terdengar seperti merintih.
Menangis kuat, pernafasan baik dan teratur

Penilaian APGAR lima menit pertama dilakukan saat kala III peralinan dengan menempatkan bayi baru lahir diatas perut pasien dan ditutupi dengan selimut atau handuk kering yang hangat.
Selanjutnya, hasil pengamatan bayi baru lahir berdasarkan kriteria diatas dituliskan dalam tabel APGAR skor seperti dibawah ini.
Aspek pengamatan
5 menit pertama
10 menit pertama
A= Appereance/warna kulit


P=Pulse(denyut nadi per menit)


G=Grimace/tonus otot


A=Activity/gerak bayi


R=respiratory/pernafasan bayi


Jumlah skor


Hasil dijumlahkan kebawah untuk menentukan penatalaksanaan bayi baru lahir dengan tepat, hasil penilaian pada 5 menit pertama merupakan patokan dalam penentuan penanganan segera setelah lahir.
Penanganan bayi baru lahir berdasarkan APGAR skor
Nilai AGAR lima menit pertama
penanganan
0-3
·         Tempatkan ditempat hangat dengan lampu sebagai sumber penghangat
·         Pemberian oksigen
·         Resusitasi
·         Stimulasi
·         Rujuk
4-6
·         Tempatkan dalam tempat yang hangat
·         Pemberian oksigen
·         Stimulasi taktil
7-10
·         Dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan bayi normal

5.      Kontak Dini Dengan Ibu
a.       Bounding Attachment
Bounding attachment adalah sentuhan atau kontak kulit seawal mungkin antara bayi dengan ibu atau ayah di masa sensitif  pada menit pertama dan beberapa jam setelah kelahiran bayi. Konyak ini menentukan tumbuh kembang bayi menjadi optimal. Pada proses ini terjadipenggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari orang tua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam perawatannya. Kebutuhan menyentuh dan disentuh adalah insting dari primata . bayi mempelajari lingkungan melalui membedakan sentuhan  dan pengalaman antara benda yang lembut dan yang keras, sama halnya dalam membedakan suhu panas dan dingin.
Para peneliti di USA menemukan bahwa bayi prematur yang dipijat selam 15 menit dan dilakukan 3 kali sehari dalam waktu 10 hari akan mengalami peningkatan berat bdan lebih cepat dan dapat pula 6hari lebih awal. Proyek penelitian di USA dan kanada mendukung ke efektipan dan keamanan  dari perawatan kulit-kulit untuk bayi preterm. Orang tua menyebutnya ’ asuhan penuh cinta ‘ ; mereka merasakan kenikmatan, kebahagiaan , dan perasaan yang sangat luar biasa. ibu dan ayah berbisik dan bernyanyi lembutuntuk bayi mereka selama melakukan asuhan. Dilaporkan juga bahwa bayi yang mendapatkan asuhan ini lebih sedikit menangis, mendapatkan pertambahan berat bdan yang cukup besar, lebih berhasil untuk menyusu asi, dan dipulangkan llebih awal.
b.      Pemberian ASI Awal
Langkah ini di sebut dengan inisiasi meyusui dini ( IMD ). Beberapa penelitian membuktikan bahwa IMD membawa banyak sekali  keuntungan untuk ibu dan bayi.
1.      Mendekatkan hubungan ibu-bayi, karna pada IMD terjadi komunikasi batin secara sangat pribadi dan intensif.
2.      Bayi akan mengenal ibunya lebh dini sehingga akan memperlancar proses laktasi.
3.      Suhu tubuh bayi stabil karena hipotermi telah di koreksi panas tubuh ibunya.
4.      Refleks oksitosin ibu akan berfungsi maksimal.
5.      Mempercepat produksi ASI, karena sudah mendapat rangsangan isapan dari bayi lebih awal.
Prosedur dan gambaran proses IMD
1.      Tempatkan bayi di atas ibunya dalam 2 jam pertama tanpa pembatas kain diantara keduanya ( Skin to skin contact ), lalu selimuti ibu dan bayi dengan selimut hangat. Posisikan bayi dalam keadaan tengkurap.
2.      Setelah bayi stabil dan mulai beradaptasi dengan lingkungan luar uterus, ia akan mulai mencari puting susu ibunya.
3.      Hembusan angin dan panas tubuh ibu akan memancarkan bau payudara ibu, secara insting bayi akan mencari sumber bau tersebut.
4.      Dalam beberapa menit bayi akan merangkak ke atas mencari serta memegang puting susu ibunya, selanjutnya ia akan mulai akan menghisap.
5.      Selama periode ini tangan bayi akan memassase payudara ibunya dan selama itu pula refleks pelepasan hormon oksitosin ibu akan terjadi.
6.      Ingat, selama prosedur ini bidan tidak boleh meninggalkan ibu dan bayi sendirian. Tahap ini sangat penting karena bayi dalam kondisi siaga penuh. Bidan harus menunda untuk memandikan bayi, melakukan pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan lain.
6.      Pernapasan
Sebagian besar bayi akan bernapas secara spontan pernapasan bayi  sebaiknya diperiksa secara teratur untuk mengetahui adanya masalah.
a.       Periksa pernapasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit
b.      Jika bayi tidak segera bernapas, lakukan hal-hal berikut
o    Keringkan bayi dengan selimut atau handuk yang hangat
o    Gosoklah punggung bayi dengan lembut
c.       Jika bayi masih belum mulai bernafas setelah 60 detik mulailah resusitasi.
d.      Apabila bayi stanosis (kulit biru) atau sukar bernapas (frekuensi pernapasan kurang 30 atau lebih dari 60 x / menit), berilah oksigen kepada bayi dengan keteter nasal atau nasal frongs (Bari Syaifuddin,Abdul : 2002)
7.      Perawatan Mata
a.       Obat mata entromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
b.      Perawatan mata harus dikerjakan segera. Tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat + diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir
c.       Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.


B.     ASUHAN BBL DALAM 24 JAM
Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah apapun, berikanlah asuhan berikut :
1.      Lanjutkan pengamatan pernapasan, warna, dan aktivitasnya
2.      Pertahankan suhu tubuh bayi
a.       Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya 6 jam dan hanya setelah itu, jika tidak terdapat masalah medis dan jika suhunnya 36,5 0C atau lebih
b.      Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala bayi harus tertutup.
3.      Pemeriksaan fisik bayi
Lakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap, ketika memeriksa bayi baru lahir. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir secara menyeluruh antara lain
a.       Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (TTV)
·         Suhu normal                         :  36,5 – 37,2 OC
·         Laju pernapasan normal       :  40 -60 x / menit ≠ ada wheezing dan ronchi
·         Detak jantung normal        :  100 – 120 x / menit
·         Nadi normal                         :  120 – 150 x / menit, frekuensi nadi perifer
·         Berat badan normal              :  2500 – 4000 gram
·         Panjang badan normal          :  48 – 53 cm
b.      Pemeriksaan fisik
·         Kepala  
simetris atau tidak, adanya kelainan-kelaian atau tidak seperti (keadaan ubun-ubun, molase, caput succedanium, cepal hematoma, hydrochephalus, anensefalus dan meningokel)
Ukuran normal lingkar kepala terdiri 3 bagian:
1)      SOB (Sub Occipito Bregmatica)   :  32 cm
2)      FO (Fronto Occipito)                   :  34 cm
3)      MO (Mento Occipito)                   :  35 cm
·         Mata     
simetris atu tidak, ada kelainan atau tidak, ada tanda infeksi atau tidak (tanda-tanda infeksi antara lain) :
1)      Conjungtiva pucat, atau merah
2)      Sclera kuning atau putih
3)      Pupil waktu lahir reflex cahaya
4)      Pupil hari I : myosis
5)      Isokor atau anisokor
6)        Nystagmus atau tidak (kelainan SSP)
7)      Pada minggu pertama koordinasi gerakan bola mata belum sempurna
·         Hidung 
simetris atau tidak, ada secret atu tidak, pernapasan cuping hidung atau tidak.
·         Telinga   :  periksa dalam hubungan letak dengan mata dan kepala simetris atau tidak ada sekret atau tidak.
·         Mulut     :  simetris atau tidak, stomatitis ada atau tidak, terdapat labiopalatoskizis ada atau tidak.
·         Leher     :  terdapat pembesaran kelenjar tiroid atu tidak, pembekakan ada atau tidak
·         Dada bentuk simetris atau tidak LIDA norma : 30,5 – 33 Cm
·         Bahu, lengan dan tangan
1)      Gerakan normal
2)      Jumlah jari normal
3)      LILA normal : 9,5 – 11 cm
·         Perut
1)      Adakah benjolan sekitar tali pusat, pendarahan tali pusat, lembek pada saat bayi menangis, benjolan atau tidak.
2)      Tali pusat normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama mulai kering dan mengkerut / mengecil dan akhirnya lepas setelah 7-10 hari.
·         Jenis Kelamin 
Laki-laki (♂)
1)      Testis berada dalam skrotum atau tidak.
2)      Penis berlubang atau tidak.
Perempuan (♀)
1)      Vagina berlubang
2)      Uretra berlubang
3)      Labia mayor sudah menutupi labia minor
4)      Pendarahan withdrawel : cairan darah yang keluar dari kemaluan bayi yang diakibatkan penghentian hormone wanita yang tiba-tiba dari ibunya
·         Tungkai dan kaki
1)      Gerakan normal atau tidak
2)      Tampak normal atau tidak
3)      Apakah ada kelainan atau tidak
·         Punggung dan anus
1)      Punggung
Periksa akan adanya pembengkakan atau cekungan
Ø  Lordosis    :  membengkok ke depan
Ø  Scoliosis    :  membengkok ke kanan dan ke kiri
Ø  Kifosis       :  membungkuk
Ø  Spinabifida: selaput sumsum belakang menyembul ke luar pada suatu tempat pada tulang punggung di dalamnya terdapat jaringan sumsum tulang belakang
2)      Anus
Periksa meconium sudah keluar atau belum dalam 24 jam post partum. Bila bayi sudah minum ASI maka feses akan berubah hijau kekuningan. Kelainan seperti : ATRESIA ANI : Lubang anus / dubur tidak ada
·         Kulit
Selama bayi dianggap normal beberapa kelainan kulit dianggap normal, seperti :
1)      Verniks kaseosa (lemak dalam tubuh) ® tidak perlu dibersihkan karena menjaga kehangatan tubuh bayi.
2)      Millia : titik putih yang khas pada hidung dahi, dan pipi.
3)      Lanugo : rambut halus yang melapisi janin pada bahu, bokong dan ekstrimitas lebih banyak pada bayi premature.
4)      Deskuamasi : kulit bayi daerah tubuh, punggung, dan abdomen yang terkelupas pada hari pertama / juga terjadi selama 2-4 minggu pertama kehidupan masih dianggap normal, paling sering pada BBLP.
5)      Warna : Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding bayi preterm karena kulit bayi aterm lebih tebal.
6)      Iketerus : warna bayi kuning yang terlihat pada kulit atau pada sclera mata bayi dengan iketerus hyperbillirubin, kuku jari tangan dan telapak tangan juga berwarna kuning.
c.       Reflex
1)      Reflex moro :  lengan terangkat ke atas dan ke bawah, terkejut (memeluk).
2)      Reflex rooting :  menoleh kearah sentuhan, rangsangan pada pipi dan bibir.
3)      Reflex graphs/plantar : menelan, rangsangan pada vulva, bayi akan menjulurkan lidah.
4)      Reflex sucking  :  menghisap, rangsangan dengan menyentuh bibir.
5)      Reflex tonic neck :  kepala menengadah.
6)      Reflex walking :  reflex berjalan bila bayi diberdirikan.
7)      Reflex placing :  berdiri tegak, dengan melalui / berpegangan dangan benda keras.
8)      Reflex crwling  :  merangkak.
9)      Rflex babinski  :  reflex kaki menendang, bila telapak kaki digesek dengan jari kita.
d.      Autopometri
·         Lingkar kepala            :  SOB : 32 cm, FO : 34 cm, MO:35 cm
·         Lingkar dada               :  30,5 – 33 cm
·         Lingakar lengan atas   :  9,5 – 11 cm
e.       Eliminasi.
·         Miksi               :  sudah keluar /belum, jam berapa?
·         Meconium       : sudah keluar /belum, jam berapa?
f.       Berikan Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya pendarahan karena difisiensi vitamin K pada bayi baru lahir, lakukan hal-hal berikut:
·         Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg / hari selama tiga hari
·         Bayi dengan resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg I.m (Bari Syaifuddin, Abdul : 2002)



BAB III
KESIMPULAN
Asuhan Bayi Baru Lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan (Bari Syaifuddin,Abdul:2002).
Asuhan yang dapat diberikan kepada bayi baru lahir dapat diberikan asuhan segera setelah lahir, 2 jam setelah kelahirannya, 24 jam setelah kelahirannya, dsb.

Asuhan yang dapat diberikan dalam 24 jam pertama setelah kelahirannya yaitu memantau keejahteraan bayi serta melakukan pemeriksaan fisik dan pemberian konseling kepada ibu dalam merawat bayinya.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Sulistyawati, Ari dan Esti Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta; Salemba Medika

2.      Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus bayi dan Anak Balita. Jakarta; Salemba Medika

Tidak ada komentar: