Minggu, 17 November 2013

MITOS SEPUTAR ASI DAN MENYUSUI

Menyusui adalah pemberian sangat berharga yang dapat diberikan seorang ibu pada bayinya. Dalam keadaan sakit atau kurang gizi, menyusui merupakan pemberian yang dapat menyelamatkan kehidupan bayi. Namun memang tak semudah yang diinginkan.
            Banyaknya mitos tentang menyusui banyak membuat ibu jadi kurang percaya diri untuk memberikan ASI kepada anaknya, ketakutan yang tidak beralasan malah makin membuat ibu-ibu berhenti menyusui dan memilih susu buatan sebagai alternatif. Beberapa mitos yang masih diyakini oleh sebagian ibu menyusui adalah sebagai berikut:

1.      Mitos : Bayi sering minta disusui karena tidak kenyang dengan ASI
Fakta : Perlu diketahui bahwa ASI sangat mudah dicerna sehigga bayi yang diberi ASI akan lebih mudah lapar dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula. Bayi yang baru lahir sebaiknya diberikan susu setiap 2-3 jam sekali.
2.      Mitos : Beristiraahaht setelah memberikan ASI akan membantu atau menjamin lebih banyak produksi susu
Fakta : Lebih banyak ASI yang diberikan kepada bayi akan lebih banyak produksi susu yang dihasilkan oleh ibu. Beristirahat dari jadwal menyusui sebenarnya dapat mengurangi suplai ASI ibu. Salah satu cara untuk menjamin produksi ASI tetap banyak adalah dengan tetap memberikan ASI secara teratur. Pemberian ASI sebaiknya dilakukan sebanyak 9-10 kali dalam sehari untuk menjamin atau mempertahankan produksi ASI.
3.      Mitos : Susu formula akan membuat kualitas tidur bayi yang lebih baik
Fakta : penelitian menunjukan bahwa bayi yang diberikan susu formula akan tidur lebih lama tetapi kualitas tidurnya tidak akan lebih baik dibandingkan dengan bay yang diberi ASI. Susu formula akan lebih lama dicerna dalam saluran pencernaan bayi sehingga mebuat bayi bisa tertidur lebih lama.
4.      Mitos : Menyusuiakan mengubah bentuk dan ukuran payudara
Fakta : Pada saat hamil akan terjadi sedikit perubahan bentuk dan ukuran payudara tetapi aktifitas menyusui tidak akan menyebabkan perubahan bentuk dan ukuran payudara. Beberapa penelitian menunjukan bahwa wanita yang menyusui lebih kecil terkena resiko kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang tidak menyusui.
5.      Mitos : Menyusui dapat mencegah kehamilan
Fakta : menyusui tdak menjamin dapat membatasi kehamlan walaupun efektifitasnya sekitar 98%. Hormon yang terkait dalam menyusui akan mencegah ovulasi sehingga menghalangi kemampuan hamil selama 14-15 bulan.
6.      Mitos : Kebanyakan wanita tidak bisa menghasilkan ASI yang cukup
Fakta : TIDAK BENAR! Hampir semua wanita menghasikan ASI lebih dari cukup, bahkan seringkali timbul permasalahan seputar pasokan ASI yang terlalu berlebihan. Seorang bayi yang kenaikan berat badannya lambat, atau bahakan cenderung mengalami kehilangan berat badan, seringkali bukan disebabkan karena ibunya tidak cukup menghasiilkan Asi, tetapi bayi tersebut tidak berhasil untuk mengeluarkan dan minum ASI yaang dihsilakn oleh ibunya tersebut. Biasanya, hal ini disebabkan oleh pelekatan, yaitu posisi mulut pada payudara ibu yang kurang tepat. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang ibu baru untuk segera pada hari pertama kelahiran dipandu untuuk melakukan pelekatan secara benar oleh seseorang yang benar-benar mengerti mengenai teknik pelekatan yang tepat.
7.      Mitos : Normal kok kalau payudara atau puting terasa sakit pada saat kita sedang menyusui
Fakta : TIDAK BENAR! Walaupun bukan sesuatu hal yang aneh jika pada hari-hari pertama menyusui seorang ibu merasa sedikit kurang nyaman pada payudaranya, tapi kondisi ini sehrusnya hanya berlangsung selama beberapa hari saja, dan tidak boleh menjadi sedemikia parahnya sehingga seorang ibu menjadi takut untuk menyusui bayinya. Rasa skit yang amat sangatpada puting ketika sedang menyusui menandakan bayi belum sempurna pelekatannya. Sakit atau lecet pada puting yang berlangsung selama lebih dari 3-4 hari tidak boleh diabaikan, hharus dicari penyebabnya. Membatasi waktu menyusu pada payudara juga bukan merupakan cara yang tepat untuk mencegah timbulnya puting lecet. Usahakan agar tindakan mengistirahatkan patudara dan puting sakit sebagai solusi yang terakhir.
8.      Mitos : 3-4 hari setelah kelahiran bayi, ASI memang belum (cukup) keluar
Fakta : TIDAAK BENAR! Seringkali memang nampak seperti demikian keadaannya karena posisi pelekatan bayi belum sempurna sehingga bayi tidaak berhasil untuk minum ASI yang terrsedia dalam payudara ibunya. Pada saat sebelum banyak ASI yang tersedia (memang normalnya demikianlah keadaannya untuk beberapa hari pertama), posisi pelekatan bayi harus sempurna aehingga bayi dapat mengeluarkan dan minum ASI dari payudara ibunya. Kalau tidak, maka sering terjadi “.... tapi dia sudah menyusu selama 2 jam, kenapa kok masih lapar...” ketika pelekatan belum sempurna, byi tidak dapat minum ASI yang dihasilkan oleh ibunya, yaitu kolostrum. Siapapun yang menyarankan anda untuk memerah/memompa ASI anda untuk mengetahui berapa banyak kolostrum yang dihasilkan jelas tidak memiliki pengaruh lataksi, dan sebaiknya abaikan saja sarannya. Ketika pasokan ASI ibu menjadi banyak, kadang kala bayi tetap dapat minum ASI walaupun pelekatannya kurang baik.
9.      Mitos : Bayi harus menyusu pada setiap payudara masing-masing selama 20 (10, 15, 7.6) menit
Fakta : TIDAK BENAR! Namun demikian, harus dipastikan bahwa bayi tidak sekedar “ngempeng” pada payudara tapi benar-benar “minum” dari payudara. Apabila ternyata seorang bayi sudah berhasil minum ASI selama 15-20 menit dari satu payudara, kemungkinan dia tak mau lagi minum dari payudara yang lainnya. Kalau dia minum hanya satu menit pada satu payudara, kemudian menghisap sebentar-sebentar atau bahkan jatuh tertidu, selanjutnya hal yang sama juga terjadi pada payudara yang lainnya, maka besar kemungkinan bayi akan tetap lapar. Seorang bayi akan menyusu  dengan lebih baik, lebih efektif dan lebih lama apabila pelekatan mulut bayi pada payudara ibu telah benar.
10.  Mitos : Bayi ASI membutuhkan tambahan cairan air putih ketika cuaca sedang panas
Fakta : TIDAK BENAR! ASI mengandung seluruh cairan ()air
 Yang dibutuhkan oleh bayi.
11.  Mitos : Bayi ASI perlu tambahan asupan vitamin D
Fakta : TIDAK BENAR! Semua orang butuh vitamin D. Produsen susu formula memang menambahkannya pada produk mereka. Namun, bayi lahir dengan hati yang penuh dengan vitamin D melalui sinar ultraviolet. Vitamin D sifatnya larut dalam lemak dan dapat disimpan oleh tubuh. Dalam keadaan tertentu, misalnya ketika ibunya sendiri ternyata menderita kekurangan vitmin D, maka memberikan tambahan suplemen vitamin D kepada bayi bisa dianggap perlu.
12.  Mitos : Seorang ibu harus mencuci putingnya setiap kali sebelum menyusui
Fakta : TIDAK BENAR! Pemberian susu formula kepada seorang bayi memang harus sangat memperhatikan faktor-faktor kebersihan, karena susu formula merupakan tempat yang baik untuk berkembangbiaknya bakteri dan juga rentan terhadap kontaminasi. Akan tetapi membersihkan atau mencuci puting terlalu sering malah akan menghilangkan minyak-minyak alami yang melindungi puting dari resiko lecet karena puting kering. Sebenarnya dengan mengoleskan setetes ASI sebelum meneteki bayi lebh lanjut, sudah menjadi satu langkah desinfektan alami bagi puting ibu.
13.  Mitos : Dengan memompa atau memerah ASI, seorang ibu bisa tahu berapa banyak ASI yang dihasilkan olehnya
Fakta : TIDAK BENAR! Seberapa banyak ASI yang berhasil diperah atau dipompa tergantung pada banyak sekali faktor, termasuk tingkat stres seorang ibu. Seorang bayi yang menyusu dengan benar bisa mengeluarkan ASI dari payudara ibunya jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah ASI yang berhasil diperah atau dipompa oleh ibuna sendiri. Jumlah ASI yang berhasil diperah atau dipompa hanya bisa menjadi indikator terhadapp seberapa banyak ASI yang bisa anda perah atau pompa, bukan sebagai tolak ukur atas jumlah ASI yang bisa anda produksi secara keseluruhan.
14.  Mitos : ASI tidak cukup mengandung zat besi untuk memenuhi kebutuhan bayi
Fakta : TIDAK BENAR! ASI mengandung zat besi dalam jumlah yang tepat untuk memenuhi kebutuhan bayi. Apabila bayi lahir cukup bulan, maka zat besi yang terdapat didalam ASI bisa memenuhi kebutuhannya sekurangnya untuk 6 bulan pertama. Susu formula mengandung terlalu banyak zat besi, dan zat besi yang ditambahkan dalam susu formula tersebut sangat sedikit yang terserap oleh susu bayi, sehingga sebagian besar kemudian dekeluarkan kembali lewat BAB bayi.
15.  Mitos : Lebih gampang memberikan susu dengan botol dibandingan bila menyusui secara langsung
Fakta : TIDAK BENAR! Namun demikian, seringkali proses menjadi sulit karena para ibu tidak mendapatkan bantuan praktis yang diperlukan pada saat pertama kali mulai menyusui bayinya. Suatu awal yang buruk memang dapat membuat proses menusui menjadi sulit. Tetapi, kesulitan tersebut tentunya dapat diatasi. Kadangkala menyusui pada awalnya memang dirasakan sulit karena ibu tidak mendapatkan bantuan yang diperlukan sehingga timbul berbagai kesulitan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, berbagai kesulitan tersebut dapat diatasi dan menyusui menjadi semakin mudah.
16.  Mitos : Menyusui membuat ibu tidak bebas beraktivitas
Fakta : TIDAK BENAR! Tergantung bagaimana anda memandangnya. Seorang bayi daapat menyusu dimana saja, kapan saja sehingga sebenarnya lebih membebaskan bagi sang ibu. Tidak perlu menggotong segala macam peralatan pembuatan susu formula kemana-mana. Tidak perlu cemas memikirkan dimana dapat menghangatkan susu formula tersebut. Tidak perlu khawatir keseterilan proses pembutan susu formula tersebut. Dan yang terpenting, ASI tetap diperah/dipompa apbila ibu memang harus meninggalkan bayinya dirumah.
17.  Mitos : Tidak ada cara untuk mengetahui seberpa banyak ASI yang diminum oleh bayi
Fakta : TIDAK BENAR! Memang tidak ada cara yang mudah untuk mengukur seberapa banyak ASI yang dikonsumsi oleh bayi, tetapi bukan berarti anda tidak bisa tahu apakah bayi anda cukup mendapatkan ASI. Pastiikan bahwa posisi badan bayi pada saat sedang menyusu, serta pelekatan mulut bayi pada payudara ibu telah benar sehingga bayi dapat minum ASI dan bukan hanya ngempeng. Bayi BAK minimal 5-6 kali dalam sehari, dan selesai sendiri menyusunya dengan cara melepaskan sendiri dari payudara ibu. Bayi tampak tenang, kenyang, dean tidak rewel ketika selesai menyusu, dan setap bulan ada kenaikan BB bayi yang wajar.
18.  Mitos : Dewasa ini, susu formula hampir sama kandungannya dengan ASI
Fakta : TIDAK BENAR! Pernyataan bahwa susu formula sama kandungannya dengan ASI juga sudah pernah dipropagandakan produsen susu formula pada tahun 1900-an, bahkan jauh sebelumnya. Susu formula masa kini cenderung disama-samakan kandungannya dengan ASI, walau sebenarnya tidak. Setiap kandunga yang tidak terdapat dalam susu formula (tetapi terdapat dalam ASI)diputarbalikan oleh produsen susu formula dan dianggap sebagai suatu nilai lebih. Intinya adalah, susu formula sama sekali berbeda dengan ASI, susu formula berusahha menyamakan diri dengan ASI walau dibuat berdasarkan pengetahuan yang sempit dan tidak menyeluruh tentang apa kandungan ASI sebenarnya. Susu formula tidak mengandungzat antibodi atau kekebalan tubuh, sel-sel hidup, enzim-enzim, dan tidak mengandung hormon. Dibandingkan ASI, susu formula mengandung lebih banyak zat alumunium, mangan, cadmium (sejenis logam berat), timbal dan zat besi. Susu formula juga mengandung jauh lebih banyak protein dibanding ASI. Kandungan proteuin dan lemak yang terdapat dalam susu formula juga berbeda dengan yang terdapat dalam ASI. Kandungan susu formula tidak berubah dari periode awal menyusui hingga akhir, dari hari pertama ke hari ke tujuh ke hari tiga puluh, dari satu ibu ke ibu lainnya, dari satu bayi ke bayi lainnya. ASI dibuat khusus untuk bayi anda. Susu formula hanya mampu membuat bayi menjadi gendut, tetapi bayi tidak mendapatkan kandungan nutrisi dan zat gizi lainnya yang dibutuhkan, yang semuanya terdapat dalam ASI.

  1. Mitos: Seorang ibu yang sedang menyusui harus sangat memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsinya. 
Fakta: TIDAK BENAR! Seorang ibu yang menyusui memang sebaiknya mengkonsumsi jenis makanan yang mengadung gizi seimbang, tetapi tidak perlu mengkonsumsi jenis makanan tertentu atau bahkan menghindari beberapa jenis makanan. Seorang ibu yang menyusui tidak perlu minum susu untuk dapat menghasilkan susu. Seorang ibu yang menyusui sebaiknya mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Namun, apabila terdapat riwayat alergi di keluarga, misalnya alergi seafood dan alergi susu sapi, maka ibu menyusui perlu lebih hati-hati dalam mengkonsumsi jenis-jenis makanan tersebut.
  1. Mitos: Seorang ibu yang sedang menyusui harus banyak makan untuk dapat memproduksi ASI yang cukup. 
Fakta: TIDAK BENAR! Seorang ibu mampu memproduksi ASI secara cukup, kecuali apabila seorang ibu masuk ke kategori sangat kurang gizi untuk periode yang cukup lama. Umumnya, bayi akan mendapatkan ASI sesuai dengan kebutuhannya. Banyak ibu yang khawatir apabila ia tidak banyak makan maka akan mempengaruhi produksi ASInya. Sebetulnya tidak perlu kuatir. Banyak / tidaknya makanan yang dikonsumsi ibu tidak berpengaruh terhadap kualitas maupun kuantitas ASI. Ada ibu yang makan lebih banyak selama menyusui, ada yang makan lebih sedikit, dua-duanya sah-sah saja dan tidak mempengaruhi ASI. Seorang ibu boleh saja makan makanan dengan gizi seimbang sesuai dengan seleranya.
  1. Mitos: Menyusui tidak memberikan perlindungan terhadap kehamilan.
Fakta : TIDAK BENAR! Ini memang bukan metode yang handal, tetapi tidak ada metode 100% handal. Pada kenyataannya, menyusui bukan metode buruk untuk menjaga jarak kelahiran anak, dan memberikan perlindungan yang dapat diandalkan terutama selama enam bulan pertama setelah kelahiran. Hal ini hampir sama baiknya dengan pil KB, jika bayi di bawah usia enam bulan, jika ibu menyusui secara eksklusif, dan jika ibu belum mendapat menstruasi normal setelah melahirkan. Setelah enam bulan pertama, perlindungan berkurang, namun masih ada, dan rata-rata, wanita menyusui memasuki tahun kedua kehidupan akan punya bayi setiap dua sampai tiga tahun bahkan tanpa metode kontrasepsi buatan
  1. Mitos: Ibu menyusui tidak boleh minum pil KB.
Fakta: TIDAK BENAR! Pertanyaannya adalah bukan tentang paparan hormon wanita, yang bayi yang terkena pula melalui menyusui. Bayi hanya mendapat lebih sedikit dari pil. Namun, beberapa wanita yang minum pil, bahkan pil progestin saja, menemukan bahwa produksi ASI berkurang. Pil yang mengandung estrogen lebih mungkin untuk mengurangi produksi ASI. Karena begitu banyak wanita menghasilkan lebih dari cukup, ini kadang-kadang tidak masalah, tapi kadang-kadang tidak bahkan bila produksi ASI berlimpah, dan bayi menjadi rewel dan tidak puas saat menyusu. Bayi bereaksi terhadap kecepatan aliran ASI, bukan apa yang ada "di payudara", sehingga bahkan suplai ASI yang sangat baik mungkin menyebabkan bayi yang biasa dengan aliran lebih cepat menjadi rewel.  Menghentikan penggunaan pil seringkali membuat normal lagi.  Jika mungkin, wanita yang sedang menyusui sebaiknya menghindari pil KB, atau setidaknya menunggu sampai bayi mulai MPASI (biasanya sekitar 6 bulan usia). Bahkan pada bayi yang usianya >6 bulan, produksi ASI dapat turun secara signifikan. Jika ibu tetap memutuskan menggunakan pil KB, sebaiknya menggunakan pil progestin saja (tanpa estrogen).
  1. Mitos: Apabila bayi menderita diare atau muntah-muntah, maka ibu harus berhenti menyusui. 
Fakta: TIDAK BENAR! Obat yang paling mujarab untuk infeksi saluran pencernaan bayi adalah ASI. Hentikan segala macam jenis asupan lainnya untuk sementara waktu, tetapi lanjutkan pemberian ASI-nya. ASI satu-satunya cairan yang dibutuhkan oleh bayi ketika dia sedang diare dan/atau muntah-muntah, kecuali dalam kasus tertentu yang sifatnya luar biasa. Bayi merasa lebih nyaman ketika sedang menyusu, ibu merasa lebih tenang ketika sedang menyusui.
24.  Mitos: Apabila seorang ibu menderita penyakit infeksi, maka dia harus berhenti menyusui.
Fakta: TIDAK BENAR! Menyusui justru malah akan membuat bayi lebih tahan terhadap infeksi, dengan sedikit sekali pengecualian. Pada saat sang ibu mengalami demam (atau batuk, muntah, diare, ruam, dsb), sang ibu sudah menularkan infeksi tersebut ke bayinya jauh sebelum ibu tahu bahwa ibu sedang menderita sakit. Perlindungan terbaik bagi bayi yang mengalami infeksi adalah ASI. Apabila bayi ikut tertular, maka bayi akan lebih cepat pulih bila bayi tetap mendapatkan ASI. Selain itu, mungkin saja sebenarnya sang bayi lah yang menderita infeksi dan menularkannya kepada ibunya, tetapi bayi tidak menunjukkan tanda-tanda sakit karena bayi terus minum ASI. Juga, infeksi payudara, termasuk di dalamnya rasa sakit dan pembengkakan pada payudara, bukan merupkan alasan untuk ibu berhenti menyusui. Bahkan, infeksi payudara akan cepat pulih apabila sang ibu terus menyusui, terutama menyusui dengan payudara yang sedang sakit.
  1. Mitos: Kebanyakan wanita tidak bisa menghasilkan ASI yang cukup. 
Fakta: TIDAK BENAR! Hampir semua wanita menghasilkan ASI lebih dari cukup, bahkan sering kali timbul permasalahan seputar pasokan ASI yang terlalu berlebihan. Seorang bayi yang kenaikan berat badannya lambat, atau bahkan cenderung mengalami kehilangan berat badan, seringkali bukan disebabkan karena ibunya tidak cukup menghasilkan ASI, tetapi bayi tersebut tidak berhasil untuk mengeluarkan dan minum ASI yang dihasilkan oleh ibunya tersebut. Biasanya, hal ini disebabkan oleh pelekatan — yaitu posisi mulut bayi pada payudara ibu — yang kurang tepat. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang ibu baru untuk segera, pada hari pertama kelahiran, dipandu untuk melakukan pelekatan secara benar oleh seseorang yang benar-benar mengerti mengenai teknik pelekatan yang tepat. 
Bahkan masih banyak lagi mitos lainnya J











Tidak ada komentar: