KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas PERAWATAN INTRA OPERASI. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari
mata kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan (KDK II).
Dalam
penyusunan makalah ini kami berusaha menyajikan sebuah karya dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan batas dan kemampuan yang kami miliki.
Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan. Karena itu
kami mengharap kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami mengharap
makalah ini bermanfaat bagi penyusun sendiri dan bagi mahasiswa AKBID pada
umumnya.
Subang, Mei 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................
1.3 Tujuan ..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1.
Pengertian ....................................................................................................
2.
Rencana Tindakan ..........................................................................................
BAB III PENUTUP .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Operasi
atau pembedahan dilakukan berdasarkan lukasi dan tujuan serta penyakit yang
diderita. Operasi dapat dijalankan dengan beberapa macam misallnya keran patah
tulang, terjepit tulang belakang, atau misalnya kalau dalam kebidanan yaitu
operasi casio cesare atau kita kenal dengan sebutan SC. Peroprasi merupakan
tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai prabedah (preoperasi), bedah
(intraoperasi), dan pascabedah (postoperasi).
1.2 Rumusan
Masalah
a. Apa
itu intra operasi atau pengertian dari intra operasi?
b. Rencana
tindakan apa yang harus dilakukan pada saat intra operasi?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui
apa itu intra operasi atau pengertian dari intra operasi
b. Mengetahui
rencana tindakan apa yang harus dilakukan pada saat menjalankan intra operasi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Peroprasi
merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai prabedah (preoprasi),
bedah (intraoprasi), dan pascabedah (postoprasi). Bedah atau Intraoprasi
merupakan masa pembedahan yang dimulai sejak ditransfer ke meja bedah dan
berakhir pada saat pasien dibawa ke ruang pemulihan. Jenis pembedahan ada 2
macam yaitu :
a. Jenis
pembedahan berdasarkan lokasi
Berdasarkan
lokasinya, pembedahaan dapat dibagi menjadi bedah toraks kardiovaskuler, bedah
neurologi, bedah ortopedi, bedah urologi, bedah kepala leher, bedah
digestif,dll.
b. Jenis
pembedahan berdasarkan tujuan
Berdasarkan
tujuannnya, pembedahan dapat dibagi menjadi
:
1. Pembedahan
diagnosis, ditunjukan untuk menentukan sebab akibat terjadinya gejala penyakit
seperti biopsi, eksplorasi dan laparatomi.
2. Pembedahan
kuratif (pengobatan), dilakukan untuk mengambil bagian dari penyakit, misalnya
pembedahan apendiktomi.
3. Pembedahan
restoratif, dilakukan untuk memperbaiki deformitas, menyambung daerah yang
terpisah.
4. Pembedahan
paliatif, dilakukan untuk mengurangi gejala tanpa menyembuhkan penyakit
5. Pembedahan
kosmetik, dilakukan untuk memperbaiki bentuk dalam tubuh seperti rhinoplasti.
2. Rencana
Tindakan Pada Intra Operasi
a. Penggunaan
baju seragam bedah
Penggunaan
baju seragam bedah didesain secara khusus dengan harapan dapat mencegah
kontaminasi dari luar. Hal itu dilakukan dengan berprinsip bahwa semua baju
dari luar harus diganti dengan baju bedah yang steril, atau baju harus
dimasukan ke dalam celana atau harus menutupi pinggang untuk mengurangi
menyebarnya bakteri, serta gunakan tutup kepala, masker, sarung tangan, atau
celemek steril
b. Mencuci
tangan sebelum pembedahan
c. Menerima
pasien di daerah bedah
Sebelum
memasuki wilayah bedah, pasien harus melakukan pemeriksaan ulang di ruang
penerimaan untuk mengecek kembali nama, bedah apa yang akan dilakukan, nomor
status registrasi pasien, berbagai hasil laboratorium dan X-ray, persiapan
darah setelah dilakukan pemeriksaan silang dan golongan darah, alat protesis,
dll.
d. Pengiriman
dan pengaturan posisi kamar bedah
Posisi
yang dipilih biasanya ditentukan oleh teknik bedah yang digunakan. Idealnya,
posisi klien diatur agar dokter bedah mudah mencapai tempat pembedahan. Dan
fungsi sirkulasi serta pembedahan adekuat. Posisi tidak boleh mengganggu
struktur neuromoskuler. Kenyamanan dan keselamatan klien harus diperhatikan.
Tim harus mencatat usia, berat badan, tinggi badan, status nutrisi,
keterbatasan fisik, dan kondisi yang ada sebelum pembedahan serta
mendokumentasikannya untuk mengingangat petugas yang akan merawat klien setelah
operasi ( Walsh, 1993). Posisi yang dianjurkan pada umumnya
adalah terlentang, telungkup, trendelenburg, litotomi, lateral, atau
disesuaikan dengan jenis operasi yang akan dilakukan.
e. Pembersihan
dan persiapan kulit
Pelaksanaan
tindakan ini bertujuan untuk membuat daerah akan dibedah bebas dari kotoran dan
lemak kulit, serta untuk mengurangi adanya mikroba. Bahan yang digunakan dalam
pembersihan kulit ini harus memiliki spektum khasiat, memiliki kecepatan
khasiat, memiliki potensi yang baik dan tidak menurun bila terdapat kadar
alkohol, sabun detergen, atau bahan organik lainnya.
f. Penutupan
daerah steril
Penutupan
daerah steril dilakukan dengan menggunakan duk steril agar tetap sterilnya
daerah seputar bedah dan mencegah berpindahnya mikroorgenisme antara daerah
steril dan tidak
g. Pelaksanaan
anestesia
Anastesia
dapat dilakukan dengan berbagai macam, antara lain anestesia umum, inhalasi
atau intravena, anestesia regional, dan anestesia lokal.
1. Anestesi
Umum
Anastesi
yang dilakukan untuk memblok pusat kesadaran otak dengan menghilangkan
kesadaran dan menimbulkan relaksasi serta hilangnya perasaan. Pada umumnya
metode pemberiannya adalah dengan inhalasi dan intravena.
2. Anestesi
Regional
Anestesi
regional merupakan anestesi yang dilakukan untuk meniadakan proses kejutan pada
ujung atau serabut saraf serta adanya hilangnya perasaan pada daerah tubuh
tertentu, dan pasien masih dalam keadaan sadar. Metode umum yang digunakan
adalah melakukan blok saraf, memblok regional intravena dengan torniquet, blok
daerah spinal, dan melalui epidural.
3. Anestesi
Lokal
Anestesi
lokal merupakan anestesi yang dilakukan untuk memblok trasmisi impuls saraf
pada daerah yang akan dilakukan anestesi dan pasien dalam keadaan sadar. Metode
yang digunakan adalah infiltrasi atau topikal.
4. Hipoanestesi
Anestesi
yang dilakukan untuk membuat status kesadaran menjadi pasif secara artifisial
sehingga terjadi peningkatan ketaatan pada saran atau perintah serta mengurangi
kesadaran sehingga perhatian menjadi terbatas. Metode yang digunakan adalah
hipnotis.
5. Akupuntur
Anestesi
yang dilakukan untuk memblok rangsangan nyeri dengan merangsang keloarnya
endorfin tanpa menghilangkan kesadaran. Metode yang banyak digunakan adalah
jarum atau penggunaan elektrode pada permukaan kulit.
h. Pelaksanaan
pembedahaan
Setelah
dilakukan anestesia, tim bedah akan melaksanakan pembedahan sesuai dengan
ketentuan pembedahaan.
BAB III
PENUTUP
Peroprasi
merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai prabedah (preoprasi),
bedah (intraoprasi), dan pascabedah (postoprasi). Bedah atau Intraoprasi
merupakan masa pembedahan yang dimulai sejak ditransfer ke meja bedah dan
berakhir pada saat pasien dibawa ke ruang pemulihan. Jenis pembedahan ada 2
macam yaitu, Jenis pembedahan berdasarkan lokasi dan Jenis pembedahan
berdasarkan tujuan. Dalam Intra operasi atau bedah ada tindakan tindakan yang
harus kita lakukan kepada pasien agar pada saat operasi berjalan secara lancar
dan tidak ada hal-hal yang menghawatirkan bagi pasien. Tindakan-tindakan yang
harus dilakukan yaitu :
a. Penggunaan
baju seragam bedah
b. Mencuci
tangan sebelum pembedahan
c. Menerima
pasien di daerah bedah
d. Pengiriman
dan pengaturan posisi kamar bedah
e. Pembersihan
dan persiapan kulit
f. Penutupan
daerah steril
g. Pelaksanaan
anestesia
h. Pelaksanaan
pembedahaan
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Uliyah, Musrifatul,dkk.
Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta; Salemba Medika.
Hal : 236-40
2.
Anonim. Asuhan Keperawatan Pre, Intra dan Post
Operasi. http://nerseducation.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-pre-intra-post.html
1. Hari : Selasa, Pukul : 17. 15
WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar