Rabu, 11 September 2013

Perawatan Intra Operasi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas PERAWATAN INTRA OPERASI. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi  salah satu tugas dari mata kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan (KDK II).
                Dalam penyusunan makalah ini kami berusaha menyajikan sebuah karya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan batas dan kemampuan yang kami miliki.
Kami  menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan. Karena itu kami mengharap kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami mengharap makalah ini bermanfaat bagi penyusun sendiri dan bagi mahasiswa AKBID pada umumnya.


Subang,   Mei 2013

Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... 
DAFTAR ISI................................................................................................................. 
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 
BAB II PEMBAHASAN
1.       Pengertian .................................................................................................... 
2.       Rencana Tindakan .......................................................................................... 
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Operasi atau pembedahan dilakukan berdasarkan lukasi dan tujuan serta penyakit yang diderita. Operasi dapat dijalankan dengan beberapa macam misallnya keran patah tulang, terjepit tulang belakang, atau misalnya kalau dalam kebidanan yaitu operasi casio cesare atau kita kenal dengan sebutan SC. Peroprasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai prabedah (preoperasi), bedah (intraoperasi), dan pascabedah (postoperasi).
1.2  Rumusan Masalah
a.       Apa itu intra operasi atau pengertian dari intra operasi?
b.      Rencana tindakan apa yang harus dilakukan pada saat intra operasi?
1.3  Tujuan
a.       Mengetahui apa itu intra operasi atau pengertian dari intra operasi
b.      Mengetahui rencana tindakan apa yang harus dilakukan pada saat menjalankan intra operasi


BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian
Peroprasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai prabedah (preoprasi), bedah (intraoprasi), dan pascabedah (postoprasi). Bedah atau Intraoprasi merupakan masa pembedahan yang dimulai sejak ditransfer ke meja bedah dan berakhir pada saat pasien dibawa ke ruang pemulihan. Jenis pembedahan ada 2 macam yaitu  :
     a.       Jenis pembedahan berdasarkan lokasi
Berdasarkan lokasinya, pembedahaan dapat dibagi menjadi bedah toraks kardiovaskuler, bedah neurologi, bedah ortopedi, bedah urologi, bedah kepala leher, bedah digestif,dll.
b.      Jenis pembedahan berdasarkan tujuan
Berdasarkan tujuannnya, pembedahan dapat dibagi menjadi  :
1.      Pembedahan diagnosis, ditunjukan untuk menentukan sebab akibat terjadinya gejala penyakit seperti biopsi, eksplorasi dan laparatomi.
2.      Pembedahan kuratif (pengobatan), dilakukan untuk mengambil bagian dari penyakit, misalnya pembedahan apendiktomi.
3.      Pembedahan restoratif, dilakukan untuk memperbaiki deformitas, menyambung daerah yang terpisah.
4.      Pembedahan paliatif, dilakukan untuk mengurangi gejala tanpa menyembuhkan penyakit
5.      Pembedahan kosmetik, dilakukan untuk memperbaiki bentuk dalam tubuh seperti rhinoplasti.
2.      Rencana Tindakan  Pada Intra Operasi
a.       Penggunaan baju seragam bedah
Penggunaan baju seragam bedah didesain secara khusus dengan harapan dapat mencegah kontaminasi dari luar. Hal itu dilakukan dengan berprinsip bahwa semua baju dari luar harus diganti dengan baju bedah yang steril, atau baju harus dimasukan ke dalam celana atau harus menutupi pinggang untuk mengurangi menyebarnya bakteri, serta gunakan tutup kepala, masker, sarung tangan, atau celemek steril
b.      Mencuci tangan sebelum pembedahan
c.       Menerima pasien di daerah bedah
Sebelum memasuki wilayah bedah, pasien harus melakukan pemeriksaan ulang di ruang penerimaan untuk mengecek kembali nama, bedah apa yang akan dilakukan, nomor status registrasi pasien, berbagai hasil laboratorium dan X-ray, persiapan darah setelah dilakukan pemeriksaan silang dan golongan darah, alat protesis, dll.
d.      Pengiriman dan pengaturan posisi kamar bedah
Posisi yang dipilih biasanya ditentukan oleh teknik bedah yang digunakan. Idealnya, posisi klien diatur agar dokter bedah mudah mencapai tempat pembedahan. Dan fungsi sirkulasi serta pembedahan adekuat. Posisi tidak boleh mengganggu struktur neuromoskuler. Kenyamanan dan keselamatan klien harus diperhatikan. Tim harus mencatat usia, berat badan, tinggi badan, status nutrisi, keterbatasan fisik, dan kondisi yang ada sebelum pembedahan serta mendokumentasikannya untuk mengingangat petugas yang akan merawat klien setelah operasi ( Walsh, 1993). Posisi yang dianjurkan pada umumnya adalah terlentang, telungkup, trendelenburg, litotomi, lateral, atau disesuaikan dengan jenis operasi yang akan dilakukan.
e.       Pembersihan dan persiapan kulit
Pelaksanaan tindakan ini bertujuan untuk membuat daerah akan dibedah bebas dari kotoran dan lemak kulit, serta untuk mengurangi adanya mikroba. Bahan yang digunakan dalam pembersihan kulit ini harus memiliki spektum khasiat, memiliki kecepatan khasiat, memiliki potensi yang baik dan tidak menurun bila terdapat kadar alkohol, sabun detergen, atau bahan organik lainnya.
f.       Penutupan daerah steril
Penutupan daerah steril dilakukan dengan menggunakan duk steril agar tetap sterilnya daerah seputar bedah dan mencegah berpindahnya mikroorgenisme antara daerah steril dan tidak
g.      Pelaksanaan anestesia
Anastesia dapat dilakukan dengan berbagai macam, antara lain anestesia umum, inhalasi atau intravena, anestesia regional, dan anestesia lokal.
1.      Anestesi Umum
Anastesi yang dilakukan untuk memblok pusat kesadaran otak dengan menghilangkan kesadaran dan menimbulkan relaksasi serta hilangnya perasaan. Pada umumnya metode pemberiannya adalah dengan inhalasi dan intravena.
2.      Anestesi Regional
Anestesi regional merupakan anestesi yang dilakukan untuk meniadakan proses kejutan pada ujung atau serabut saraf serta adanya hilangnya perasaan pada daerah tubuh tertentu, dan pasien masih dalam keadaan sadar. Metode umum yang digunakan adalah melakukan blok saraf, memblok regional intravena dengan torniquet, blok daerah spinal, dan melalui epidural.
3.      Anestesi Lokal
Anestesi lokal merupakan anestesi yang dilakukan untuk memblok trasmisi impuls saraf pada daerah yang akan dilakukan anestesi dan pasien dalam keadaan sadar. Metode yang digunakan adalah infiltrasi atau topikal.
4.      Hipoanestesi
Anestesi yang dilakukan untuk membuat status kesadaran menjadi pasif secara artifisial sehingga terjadi peningkatan ketaatan pada saran atau perintah serta mengurangi kesadaran sehingga perhatian menjadi terbatas. Metode yang digunakan adalah hipnotis.
5.      Akupuntur
Anestesi yang dilakukan untuk memblok rangsangan nyeri dengan merangsang keloarnya endorfin tanpa menghilangkan kesadaran. Metode yang banyak digunakan adalah jarum atau penggunaan elektrode pada permukaan kulit.
h.      Pelaksanaan pembedahaan
Setelah dilakukan anestesia, tim bedah akan melaksanakan pembedahan sesuai dengan ketentuan pembedahaan.

                                                                                                                         
BAB III
PENUTUP
Peroprasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai prabedah (preoprasi), bedah (intraoprasi), dan pascabedah (postoprasi). Bedah atau Intraoprasi merupakan masa pembedahan yang dimulai sejak ditransfer ke meja bedah dan berakhir pada saat pasien dibawa ke ruang pemulihan. Jenis pembedahan ada 2 macam yaitu, Jenis pembedahan berdasarkan lokasi dan Jenis pembedahan berdasarkan tujuan. Dalam Intra operasi atau bedah ada tindakan tindakan yang harus kita lakukan kepada pasien agar pada saat operasi berjalan secara lancar dan tidak ada hal-hal yang menghawatirkan bagi pasien. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan yaitu  :
a.       Penggunaan baju seragam bedah
b.      Mencuci tangan sebelum pembedahan
c.       Menerima pasien di daerah bedah
d.      Pengiriman dan pengaturan posisi kamar bedah
e.       Pembersihan dan persiapan kulit
f.       Penutupan daerah steril
g.      Pelaksanaan anestesia
h.      Pelaksanaan pembedahaan


 DAFTAR PUSTAKA

1.       Uliyah, Musrifatul,dkk. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta; Salemba Medika. Hal  : 236-40
2.       Anonim. Asuhan Keperawatan Pre, Intra dan Post Operasi. http://nerseducation.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-pre-intra-post.html 1. Hari : Selasa, Pukul : 17. 15 WIB






Tidak ada komentar: