Kini kehamilanku sudah memasuki 30 minggu 6 hari, berat rasanya menjalani kehamilan ini karena harus jauh Dari suami... Ya memang aku harus tetap bersabar, namun sedih rasanya apabila ingin memeriksakan kehamilan harus sendiri tanpa di dampingi suami. Sulitnya cari waktu luang hanya sekedar untuk mendampingi saya memeriksakan kehamilan ini, di sinilah rasa sedih itu muncul.. Setiap Kali saya memeriksakan kehamilan saya hanya seorang diri, Dan sangat iri dengan bumil yg lainnya yang di dampingi oleh suaminya.. Hanya 2 Kali saya pernah di antar oleh suami saya untuk memeriksakan kehamilan ini. Bukan saya menuntut tapi indah rasanya bila di dampingi suami, kita bisa tahu bersama bagaimana perkembangan Dan pertumbuhan Janin secara langsung.. Yahh tapi sulitnya mencari sela waktu luangmu (suamiku) di padatnya kesibukanmu,, apalagi hanya sekedar mengantarkan saya memeriksakan kehamilan.. Mungkin sangat sulit menyelipkan sedikit saja waktu mu untuk melihat perkembangan anak kita.. Hanya bersabar dan menunggu waktu... Mungkin ini hanya sekedar harapan saja.. Semoga saja nanti menjelang kelahiran anak kita engkau bisa menjadi suami siaga, Dan dapat mendampingiku menjelang persalinanku nanti..
Kamis, 07 Agustus 2014
Sabtu, 29 Maret 2014
Jika Aku Boleh Memilih
Izinkan aku ungkapkan seluruh isi hatiku selama ini...
Bukan berarti aku tak bersabar menghadapi ini semua, aka tetapi sesak rasanya dada ini selama aku menahan kesabaranku...
Aku ingin kau tahu isi hatiku, buka karena aku tak ikhlas menjalani semua ini. Tapi rasa ini sungguh teramat menyiksaku... Aku takut, takut kau marah padaku jika aku ungkap semua ini, tapi asal kau tahu suamiku, ini tak baik ku simpan ini sangat mengganggu pikiran dan perasaanku, dan kau tahu ini akan berdampak tidak baik bagi janin dalam kandunganku ( anak kita ). Tolong mengertilah aku, bukan aku ingin selalu dimengerti.. tapi kini aku tengah mengandung anakmu, anaj kita.
Jika aku boleh jujur padamu, untuk sejujur-jujurnya, aku sudah tidak merasa nyaman tinggal disini, tinggal bersama ibu mertua. Dan jika aku boleh memilih aku lebih memilih mengontrak bersamamu. Itu jauh lebih baik bagiku.
Ini bukan berarti aku tak mengerti keadaanmu saat ini. Aku paham itu semua. Tapi tolong mengertilag ak, ini demi kebaikan perkembangan janinyang tengah berkembang dalam rahimku saat ini.
Dulu, sebelum menikah kau pernah mengatakan padaku... setelah kita menikah, kita tidak akan tinggal di rumah orang tua kita. Tidak tinggal bersama orang tuaku maupun orang tuamu..
Suamiku kau tahu bagaimana rasanya tinggal bersama mertua??? Ya, mungkin kau tak akan tahu karena kau tak merasakan apa yang aku rasakan. Aku sangat memohon padamu suamiku, bawalah aku dari sini, bukan aku tak patuh padamu. Tapi tolonglah aku agar aku terbebas dari perasaan ini. ( bukan berarti aku tak bersyukur )
Akan tetapi jika kau tak saja mengizinkan untuk aku tinggal bersamamu, berdua walau itu hanya mengontrak, aku selalu berusaha bersabar menahan semua rasa ini. Biarlah aku saja yang tahu bagaimana perasaanku... Tapi jika suatu saat terjadi sesuatu padaku, aku mohon jangan salahkan aku, maafkanlah aku yang tak sempurna ini. Namun jika kau sayang dengan calon anakmu yang kini tertanam dalam rahimku, dengarlah aku bawa aku dari sini. Agar aku dapat menjalani kehamilanku dengan rasa nyaman dan tak banyak beban pikiran...
Semoga kau mengerti.. terimakasih
Senin, 24 Maret 2014
Aku Tak Cantik Sayang.. !!
Pada hakikatnya semua perempuan itu diciptakan cantik. Tak terkecuali aku. Namun sayangnya hal itu tak jarang ku ingkari.
Benar, dalam penglihatan indra manusia aku memang bukan perempuan cantik. Aku sempurna tak kurang satu apapun. Tapi sekali lagi, aku tak cantik. Namun kali ini hatiku sedang bertanya-tanya. Apakah benar cinta itu menuntut akan keindahan paras? Kecantikan? Sebab jika benar itu akan jauh lebih baik bagiku. Ya benar ( pertanyaan-pertanyaan itu berkecamuk dalam pikiranku saat suamiku mengomentari penampilan fisikku terutama bagian mataku, saat kau katakan mataku ini kelihatan seperti orang yang bodoh dan tidak meyakinkan, dan kau menyuruhku menggunakan eye liner. Tahu kah kau perasaanku saat itu?? Sungguh itu sangat membuatku hatiku terpukul, namun aku sadar aku memeang tak cantik).
Maaf, mungkin aku tak secantik yang kau harapkan, bahkan jauh dari itu.
Tapi apa itu cantik menurutmu? (Suamiku).
Aku masih punya 10 jari tangan dan 10 jari kaki, aku masih punya hidung, dua telinga, dua mata, sepasang bibir, kaki dan tangan yang Allah berikan kepadaku. Fungsi tubuhku pun bekerja normal. Hanya karena tidak dibilang cantik, haruskah aku tidak bersyukur? Dari ujung rambut sampai ujung kaki semua itu hanya titipan Allah. Dan suatu hari akan diambil kembali oleh-Nya.
Akan tetapi jauh dari itu semua adalah bagaimana seharusnya aku menjaga pemberian-Nya. Menjaga tetap utuh, tetap bersih, tetap sehat, dan tetap bersyukur.
Akan tetapi lain lagi urusannya jika sudah menyangkut hati perempuan. Kalu yang mengatakan itu suaminya meski dengan nada canda, itu lain lagi urusannya. Perempuan manapun sama pasti ingin terlihat baik untuk suaminya. Akan berpenampilan sedemikian rupa agar suaminya bangga dan tidak merasa malu jalan bersamanya.
Aku tak haus akan pujian karena aku paling tidak suka dipuji. Pujian itu berbahaya, bisa membuat besar kepala. Tapi cukuplah untuk tidak mengatakan kekurangan pada fisikku atau terlalu banyak memprotes penampilanku. Inilah aku dengan segala kekuranganku. Cantik, ganteng, semuanya sama saja. Semuanya hanya titipan Allah semata dan akan Allah ambil kembali kesemuanya itu.
Rabu, 19 Maret 2014
Ini Hanya Sepenggal Tulisan yang Mewakili Isi Hatiku
Suamiku,
Kini aku tengah mengandung anakmu, Aku sangat bahagia, karena Allah memberikan amanah bagi kita. Meski malam demi malam aku lalui dengan kesendirian, dan terkadang aku merasa sepi dalam keheningan malam. Namun engkau yang meyakinkan bahwa kita mampu menjadi orang tua yang hebat untuk seorang bayi yang kuat. Dan saat aku tak kuat menahan laju air mataku, engkau yang dengan cinta mengapusnya perlahan.
Suamiku,
Aku sadar betapa lemahnya aku tanpamu, disaat ku tak memiliki kekuatan untuk bertahan, aku selalu memohon kepada-Nya untuk menghadirkan kekuatan baru melaluimu.
terimakasih untuk semua cinta yang kau hadirkan dalam hidupku. Sungguh aku tak pernah mencintai seseorang seperti aku mencintaimu sebelumnya. terimakasih untuk setiap kesabaran dan ketegaran yang kau hadirkan dalam rumah tangga kita.
Meski aku tahu, kau pun laki-laki biasa yang kadang dapat lelah mengemudikan bahtera kita. Jangan pernah takut untuk berhenti sejenak dan mengumpulkan kekeuatan baru, Sayang. Karena aku akan selalu menemanimu . Percayalah.. !!!
Terimakasih karena kau telah menjadikan aku wanita seutuhnya, dan sebentar lagi kau menjadikan aku ibu dari anak kita yang menggemaskan. :)
Suamiku,
Jika aku harus memilih untuk melahirkan sesar atau berjuang untuk melahirkan secara normal. Maka aku akan memilih untuk berjuang sekuat tenaga melahirkan anak kita. Dari menit ke menit yang begitu menyakitkan adalah seperti menunggu antrtian menuju Janah-Nya. Sehingga ketika bayi kita lahir dengan Asma Alllah para Malaikat pun ikut tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit.
Suamiku,
Jika aku harus memilih hidup tanpa beban dan bebas seperti saat aku belum menikah atau hidup dengan segala keterbatasan bersamamu dan buah cinta kita. Maka aku akan memilih untuk selalu bersamamu dan buah cinta kita.
Percayalah..!!!
Aku tak pernah menyesali keputusan untuk menikah denganmu di usia dini, bahkan sebelum aku berhasil merampungkan pendidikanku. Aku tak pernah menyesal memilih laki-laki sederhana sepertimu untuk menjadi suamiku, karena laki-laki sederhana itu menghadirkan banyak cinta untukku.
Tetaplah bersamaku mengarungi bahtera ini, karena akan begitu banyak ombak yang menghadang lajunya. Tetaplah menggenggam tanganku dalam keyakinan berpasrah atas setiap ketentuan-Nya. Tetaplah mencintaiku dengan cinta yang tiada pernah ingkar. Aku begitu bahagia menjadi Isterimu... :)
wassalamualaikum. Wr.Wb
Rabu, 29 Januari 2014
TAK HANYA SEKEDAR RINDU BIASA
Aku rindu rumah itu, aku rindu berbicara dengan bahasa yang pertama aku kuasai. Aku rindu berjalan diantara orang-orang ayang aku kenal dan yang tidak ku kenal. Aku rindu wajah-wajah dalam rumah itu. Aku rindu bercengkrama dengan mereka. Aku rindu teman-teman disana. Dan ku rindu suasanaa pagi disana. Aku menulis disini namun khayalku jauh berada disana..
Adakah waktu yang tersisa untuk sekedar berkumpul bersama, Aku rinduuu.. Ibu, Bapak, Saudara-saudaraku, teman-temanku,, Aku rindu semua..
Aku rindu suasana rumahku, rindu tanah kelahiranku dan aku rindu suasana damai itu,, ingin ku berpijak di tanah kelahiranku, tanah yang dulu kupijak dengan kaki-kaki kecilku. namun entah kapan itu bisa ku lakukan.. Semoga kebahagiaan yang kudapat saat ini taakan pernah usai..
Menurutku tanah kelahiran adalah sebuah tempat yang paling indah di dalam hidupku saat ini. Disaat aku meninggalkan jauh tanah kelahiranku,, seiring berjalannya waktu selalu saja terbresit dalam hatiku akan keriduan tempat itu, kerinduan akan suasana yang berbeda.. dan kini aku sudah jauh melangkahkan kaki.
Hati ini gundaah jika rindu itu tiba-tiba menghamipiriku dalam sunyi. Hanya sebatas ingatan yang kian menjadi dan saat kerinduan itu datang menelusuri relung jiwaku.. tanah kelahiraanku tunggulah aku pulang. Dimanapun aku berada dan kemanapun aku pergi bayang-banyangmu selalu ada mengikuti aku. Aku selalu berusaha Bersembunyi dari rasa rindu akan tanah kelahiranku namun kau (tanah kelahiranku) selalu saja menemukan aku dari persembunyian itu,, kini aku letih bekejaran dengan rindu itu, aku ingin sendiri dan kau (tanah kelahiranku) tunggulah aku pulang, aku takan melupakan mu, namun jangan kau hantui aku dengan kerinduanku akan suasana damaimu.. Saat ini aku hanya ingin meredam sejenak kerinduanku.