Senin, 24 Maret 2014

Aku Tak Cantik Sayang.. !!

Pada hakikatnya semua perempuan itu diciptakan cantik. Tak terkecuali aku. Namun sayangnya hal itu tak jarang ku ingkari.
Benar, dalam penglihatan indra manusia aku memang bukan perempuan cantik. Aku sempurna tak kurang satu apapun. Tapi sekali lagi, aku tak cantik. Namun kali ini hatiku sedang bertanya-tanya. Apakah benar cinta itu menuntut akan keindahan paras? Kecantikan? Sebab jika benar itu akan jauh lebih baik bagiku. Ya benar ( pertanyaan-pertanyaan itu berkecamuk dalam pikiranku saat suamiku mengomentari penampilan fisikku terutama bagian mataku, saat kau katakan mataku ini kelihatan seperti orang yang bodoh dan tidak meyakinkan, dan kau menyuruhku menggunakan eye liner. Tahu kah kau perasaanku saat itu?? Sungguh itu sangat membuatku hatiku terpukul, namun aku sadar aku memeang tak cantik).

Maaf, mungkin aku tak secantik yang kau harapkan, bahkan jauh dari itu.
Tapi apa itu cantik menurutmu? (Suamiku).
Aku masih punya 10 jari tangan dan 10 jari kaki, aku masih punya hidung, dua telinga, dua mata, sepasang bibir, kaki dan tangan yang Allah berikan kepadaku. Fungsi tubuhku pun bekerja normal. Hanya karena tidak dibilang cantik, haruskah aku tidak bersyukur? Dari ujung rambut sampai ujung kaki semua itu hanya titipan Allah. Dan suatu hari akan diambil kembali oleh-Nya.
Akan tetapi jauh dari itu semua adalah bagaimana seharusnya aku menjaga pemberian-Nya. Menjaga tetap utuh, tetap bersih, tetap sehat, dan tetap bersyukur.

Akan tetapi lain lagi urusannya jika sudah menyangkut hati perempuan. Kalu yang mengatakan itu suaminya meski dengan nada canda, itu lain lagi urusannya. Perempuan manapun sama pasti ingin terlihat baik untuk suaminya. Akan berpenampilan sedemikian rupa agar suaminya bangga dan tidak merasa malu jalan bersamanya.

Aku tak haus akan pujian karena aku paling tidak suka dipuji. Pujian itu berbahaya, bisa membuat besar kepala. Tapi cukuplah untuk tidak mengatakan kekurangan pada fisikku atau terlalu banyak memprotes penampilanku. Inilah aku dengan segala kekuranganku. Cantik, ganteng, semuanya sama saja. Semuanya hanya titipan Allah semata dan akan Allah ambil kembali kesemuanya itu.

Rabu, 29 Januari 2014

TAK HANYA SEKEDAR RINDU BIASA

Kurindu tanah kelahiranku, bukan tanah kelahiraan orang lain yang ku rindu...
Aku rindu rumah itu, aku rindu berbicara dengan bahasa yang pertama aku kuasai. Aku rindu berjalan diantara orang-orang ayang aku kenal dan yang tidak ku kenal. Aku rindu wajah-wajah dalam rumah itu. Aku rindu bercengkrama dengan mereka. Aku rindu teman-teman disana. Dan ku rindu suasanaa pagi disana. Aku menulis disini namun khayalku jauh berada disana..

Adakah waktu yang tersisa untuk sekedar berkumpul bersama, Aku rinduuu.. Ibu, Bapak, Saudara-saudaraku, teman-temanku,, Aku rindu semua..
Aku rindu suasana rumahku, rindu tanah kelahiranku dan aku rindu suasana damai itu,, ingin ku berpijak di tanah kelahiranku, tanah yang dulu kupijak dengan kaki-kaki kecilku. namun entah kapan itu bisa ku lakukan.. Semoga kebahagiaan yang kudapat saat ini taakan pernah usai..

Menurutku tanah kelahiran adalah sebuah tempat yang paling indah di dalam hidupku saat ini. Disaat aku meninggalkan jauh tanah kelahiranku,, seiring berjalannya waktu selalu saja terbresit dalam hatiku akan keriduan tempat itu, kerinduan akan suasana yang berbeda.. dan kini aku sudah jauh melangkahkan kaki.
Hati ini gundaah jika rindu itu tiba-tiba menghamipiriku dalam sunyi. Hanya sebatas ingatan yang kian menjadi dan saat kerinduan itu datang menelusuri relung jiwaku.. tanah kelahiraanku tunggulah aku pulang. Dimanapun aku berada dan kemanapun aku pergi bayang-banyangmu selalu ada mengikuti aku. Aku selalu berusaha Bersembunyi dari rasa rindu akan tanah kelahiranku namun kau (tanah kelahiranku) selalu saja menemukan aku dari persembunyian itu,, kini aku letih bekejaran dengan rindu itu, aku ingin sendiri dan kau (tanah kelahiranku) tunggulah aku pulang, aku takan melupakan mu, namun jangan kau hantui aku dengan kerinduanku akan suasana damaimu.. Saat ini aku hanya ingin meredam sejenak kerinduanku.