Masa remaja merupakan masa yang penuh romantika. Pada masa inilah permasalahan mulai dari yang simpel sampai yang rumit mewarnai lembar kehidupan manusia. Tentu saja masalah yang dihadapi remaja jadul (jaman dulu) berbeda dengan permasalahan remaja masa kini.
Perilaku kesehatan reproduksi pada saat remaja sangatlah penting. Selain sangat menentukan masa depan remaja itu sendiri, secara otomatis juga akan mempengaruhi kelangsungan berbangsa dan bernegara. Perilaku reproduksi remaja akan mengarah pada resiko kesehatan reproduksi remaja, yaitu Penyakit Menular Seksual (PMS). Memang tidak selalu ada benag merah antara masalah seksual remajja dan PMS. Namun, setidaknya, pemahaman masalah PMS dapat menjadi pengetahuan yang berguna bagi remaja untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan dihampiri PMS.
PMS merupakan salah satu akibat dari aktivitas seksual yang tidak sehat. Aktivitas ini menyebabkan munculnya penyakit menular. Pada beberapa kasus, PMS sangat membahayakan. Kebanyakan PMS ditularkan melalui hubungan seksual. Namun bibit penyakitnya bisa ditularkan tanpa harus berhubungan seks. PMS bisa menular lewat transfusi darah, bisa lewat jarum suntik, bisa juga karena kebiasaan yang tidak sehat. Jadi, gak mesti seksual aktif aja yang beresiko terkena bibit penyakit ini. PMS dapat menimpa siapapun, tidak peduli dia remaja atau orang tua, dari keluarga baik-baik atau bukan, kaya atau miskin, pintar atau bodoh, semua orang mempunyai resiko terkena PMS. Jadi, tak ada ruginya kita mengetahui tentang penyakit menular seksual ini. Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan oragan tubuh lainnya. Contohnya, HIV/AIDS dan hepatitis B dapat ditularkan melalui hubungan seks tapi keduanya menyerang organ lain, bukan alat kelamin.
Kebanyakan PMS membahayakan organ-organ reproduksi. Pada wanita, PMS menghancurkan dinding vagina atau leher rahim, biasanya tanpa tanda-tanda infeksi. Pada pria yang terinfeksi lebih dulu adalah saluran kencing. Jika PMS tidak diobati dapat menyebabkan keluarnya cairan yang tidak normal dari penis dan berakibat sakit pada waktu buang air kecil. PMS yang tidak diobati dapat mempengaruhi organ-organ reproduksi bagian dalam dan menyebabakan kemandulan baik pada pria ataupun wanita.
Hampir semua organ reproduksi bisa terkena PMS, baik organ dalam maupun organ luar. Oleh karena itu, bersikap hati-hati merupakan tindakan yang sangat bijaksana. Berikut ini organ-organ yang rentan terhadap PMS.
Pada Perempuan :
- Saluran indung telur
- Indung telur
- Rahim
- Kandung kencing
- Leher Rahim
- Vagina
- Saluran kencing
- Anus
Pada Laki-laki :
- Kandung kencing
- Vas deferens
- Prostat
- Penis
- Epididymis
- Testicel
- Saluran kencing
- Kantung zakar
- Seminal vesicel
- Anus
Semua orang tahu bahwa PMS itu berbahaya. Seberapa bahaya PMS, itu yang mungkin belum banyak diketahui orang. Ada beberapa bahaya PMS sebagai berikut.
- Kebanyakan PMS dapat menyebabkan kita sakit
- Beberapa PMS dapat menyebabkan kemandulan
- Beberapa PMS dapat meyebabkan keguguran
- PMS dapat menyebabkan kanker leher rahim
- Beberapa PMS dapat merusak penglihatan, otak dan hati
- PMS dapat menular kepada bayi
- PMS dapat menyebabkan kita rentan terhadap HIV/AIDS
- Beberapa PMS ada yang tidak bisa disembuhkan
- Beberapa PMS seperti halnya HIV/AIDS dan hepatitis B dapat menyebabkan kematian
Tidak semua PMS dapat disembuhkan. PMS yang disebabkan oleh virus, seperti HIV/AIDS, herpes kelamin,dan hepatitis B adalah contoh PMS yang tidak dapat disembuhkan. HIV/AIDS merupakan yang paling berbahaya. HIV/AIDS tidak dapat disembuhkan dan merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang memiliki peranan paling penting dalam melawan penyakit. Banyak orang meninggal karena AIDS disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh mereka tidak dapat melawan infeksi.
Herpes kelamin memiliki gejala yang muncul hilang dan bisa terasa sangat sakitjika penyakit tersebut sedang aktif. Pada herpes, obat-obatan hanya bisa digunakan untuk mengobati gejala saja, tetapi virus yang menyebabkan herpes tetap hidup didalam tubuh selamanya.
Kadang-kadang, PMS tidak menunjukkan gejala sama sekali sehingga kita tidak tahu kalau kita sudah terinfeksi. PMS dapat bersifat asymptomatic (tidak memiliki gejala) baik pada peria atau wanita. Beberapa PMS baru menunjukan tanda-tanda dan gejala setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun setelah terinfeksi.
Pada wanita, PMS bahkan tidak dapat terdeteksi. Walaupun seseorang tidak menunjukan gejala-gejala terinfeksi PMS, dan tidak mengetahui bahwa mereka terkena PMS, mereka tetap bisa menulari orang lain.
Orang yang terinfeksi HIV biasanya tidak menunjukan gejala setelah bertahun-tahun terinfeksi. Tidak seorangpun dapat menentukan apakah betul atau tidak seseorang terinfeksi hanya berdasarkan penampilannya saja. Walaupun orang tersebut mungkin terlihat sehat, mereka masih bisa menularkan HIV kepada orang lain. Kadang, orang yang sudah terinfeksi HIV tidak sadar bahwa mereka mengidap virus tersebut karena mereka merasa sehat dan bisa tetap aktif. Hanya tes laboratorium yang dapat menunjukan seseorang telah terinfeksi HIV atau tidak.
Gejala yang mungkin muncul ketika seseorang terkena PMS sebagai berikut.
- Keluar cairan/ keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis. Pada perempuan, terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerahmudaan. Keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir.
- Pada laki-laki, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah kencing, biasanya disebabkan oleh PMS. Pada perempuan, beberapa gejala dapat disebabkan oleh PMS tetapi ada juga yang disebabkan oleh infeksi kandung kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual.
- Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka tersebut dapat terasa sakit atau tidak.
- Tonjolan keci-kecil (ppules) disekitar alat kelamin.
- Kemerahan disekitar alat kelamin.
- Pada laki-laki, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar.
- Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak berhubunga dengan menstruasi.
- Bercak darah bukan menstruasi.
Masalah kesehatan reproduksi memeng merupakan masalah yang pelik. Bagi remaja seperti kita, masalah tersebut menjadi semakin pelik karena pada masa iniu perkembangan fisisk, psikis, maupun sosial pada diri kita terjadi sangat pesat. Perubahan ini juga akan berdampak pada perilaku.
Perkembangan fisik pada remaja ditandai dengan semakin matang dan mulai berfungsinya organ-organ tubuh termasuk organ reproduksi kita. Pada masa ini kita mengalami apa yang disebut pubertas. Masa pubertas pada laki-laki ditandai dengan pengalaman mimpi basah. Adapun pada perempuan ditandai dengan menstruasi.
Ketika memasuki masa pubertas ini, secara tidaka sadar kondisis psikis kita ikut berubah. Perubahan psikis yang dialami pada masa pubertas tersebut misalnya kita lebih perhatian terhadap diri sendiri dan ingin diperhatikan oleh lawan jenis. Jadi wajar jika pada masa ini kita menaruh perhatian besar terhadap penampilan. Pada masa ini kita jadi lebih sering mematut diri guna menjaga penampilan kita. Termasuk dalam perubahan secara psikis ini adalah ingin menjadi mandiri tanpa harus diatur-atur lagi oleh orang tua.
Pada fase ini, kita juga akan mengalami perubahan sosial. Perubahan ini sering tidak kita sadari karena berjalan secara alamiah. Pada fase ini kita biasanya akan lebih merasa enjoy jika bersama teman sebaya dibandingkan dengan orang tua kita sendiri. Pasti kalian merasa begitu kan??? Hal ini tentu banyak sekali akibatnya. Salah satunya adalah dalam hal informasi yang berhubunagn dengan masalah reproduksi.
Masa Remaja merupakan masa dimana keingintahuan kita tentang sesuatu sangat besar. Karena cendrung lebih dekat dengan teman sebaya, kemungkinan kita pun akan lebih percaya pada informasi yang berasal dari teman-teman, termasuk informasi tentang seksualitas. Padahal informasi dari teman sebaya itu belum tentu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Informasi yang belum tentu benar inilah yang pada akhirnya memunculkan pandangan keliru menyangkut masalah di seputar reproduksi. Sebuah informasi yang belum pasti kebenarannya, boleh jadi sudah terlanjur kita percaya. Ini tentu sangat berbahaya.
Kita jangan sampai termakan pandangan yang keliru tersebut agar terhindar dari masalah yang berhubungan dengan reprodusi kita. Oleh karena itu, selayaknya kita berupaya agar jangan sampai terjerumus hanya karena informasi yang keliru. Salah satu menyikapi pandangan yang keliru tersebut diantaranya dengan mencari informasi tentang kesehatan reproduksi dengan tepat dan benar. Hal ini tercakup dalam pendidikan kesehatan reproduksi.
Pendidikan reproduksi yang kita butuhkan bukan sekedar yang memberi informasi dari sudut pandang biologis yaitu tentang organ reproduksi semata. Pendidikan reproduksi yang kita butuhkan justru yang sarat dengan pesan-pesan moral agar kita bisa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin timbul. Pendidikan reproduksi yang kita butuhkan adalah yang mengajarkan bagaimana menjaga organ reproduksi kita dari kemungkinan tertular penyakit berbahaya. Bagaimana kita yang laki-laki, pendidikan reproduksi dibutuhkan agar kita lebih menghormati perempuan. Dengan demikian, pendidikan reproduksi justru melindungi kita dari resiko hubungan seks yang tidak terlidungi.
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar pendidikan reproduksi sesuai dengan kebutuhan kita. Kriteria yang dimaksud antara lain:
- Pendidikan reproduksi harus didasarkan pada penghormatan atas hak reproduksi dan hak seksual remaja untuk menentukan pilihan
- Berdasarkan pada kesetaraan gender
- Melibatkan remaja untuk berpartisipasi dalam semua aspek pendidikan reproduksi
- Pendidikan reproduksi haruslah dilengkapi dengan peningkatan akses terhadapa layanan yang terjangkau, friendly (ramah), dan tidak membeda-bedakan
Nah, bisa kita lihat kan, kalau pendidikan reproduksi merupakan kebutuhan bagi kita para remaja. Pendidikan reproduksi berguna untuk pelepas rasa dahaga kita atas informasi reproduksi secara benar dan bertanggung jawab yang tidak pernah kita dapatkan, baik dari keluarga, sekolah, amupun dari sumber-sumer lain. Apalagi saat ini tantangan yang kita hadapi tidaklah ringan dimana kita berada di zaman yang serba modern, semua serba tersedia.Hanya kita sendirilah yang bisa mengontrol perilaku berkaitan dengan masalah reproduksi dan terhindar dari penyakit menular seksual (PMS).